Terkena Penolakan Otomatis, Saham AISA Dibuka Langsung Anjlok 24,9 Persen
AISA pernah mencapai level tertinggi Rp 2.510 per saham
AISA pernah mencapai level tertinggi Rp 2.510 per saham
Bareksa.com - Pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin, 24 Juli 2017, harga saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau biasa disebut TPS Food dibuka langsung melemah. Tercatat pelemahan menyentuh 24,9 persen atau Rp 300 menjadi Rp 905 per saham pada Pukul 09.18 WIB dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu di level Rp 1.205 per saham. Akibat pelemahan itu, transaksi saham AISA langsung terkena penolakan otomatis (AR) batas bawah dalam sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
Pelemahan seiring aksi jual investor karena perusahaan tengah diliputi sentimen isu negatif terkait dugaan pemalsuan kandungan beras. Dalam 5 tahun terakhir, harga saham AISA sempat menyentuh level tertinggi di Rp 2.510 pada April 2014 atau melonjak 12 kali lipat dibandingkan Rp 207 per saham pada saat awal perdagangan di Bursa Efek pada November 2002. Dibandingkan harga tertingginya, saham AISA hari ini anjlok 64 persen.
Untuk diketahui, pabrik beras PT Indo Beras Unggul (PT IBU), unit usaha TPS Food di Bekasi digerebek Satgas Pangan, pada Kamis malam 20 Juli 2017 karena diduga memalsukan kandungan karbohidrat dalam kemasan. Dalam kasus ini Indo Beras Unggul dituduh menjual beras subsidi seharga beras premium. Menurut keterangan kepolisian, mereka diduga telah menipu masyarakat dengan mencantumkan label premium dalam kemasan.
Promo Terbaru di Bareksa
Modus operandi yang dilakukan perusahaan itu adalah mengemas beras subsidi jenis IR64 dengan label cap Ayam Jago dan Maknyuss. Padahal beras IR64 adalah beras medium yang disubsidi pemerintah dengan harga Rp 9 ribu per kilogram. Setelah dibungkus dan dilabeli mereka menjual seharga Rp 20 ribu per kilogram. Kementerian Perdagangan Jumat pekan lalu mengumumkan telah membekukan sementara aktivitas perdagangan Indo Beras untuk kepentingan penyelidikan.
Analis Senior PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menyatakan sentimen negatif akan terus ada, hingga ada kejelasan dari manajemen untuk kelangsungan operasional perusahaan. “Asumsinya, jika PT Indo Beras Unggul (anak perusahaan Tiga Pilar Sejahtera) ditutup operasionalnya apakah nanti AISA akan mengalihkan produksinya ke tempat lain?,” ungkapnya kepada Bareksa.
Direktur TPS Food, Jo Tjeng Seng, dalam keterbukaan kepada Bursa Efek Indonesia, membenarkan bahwa anak usahanya yakni Indo Beras Unggul yang berlokasi di Bekasi telah diinspeksi oleh otoritas Satgas Pangan. Dia menjamin bahwa perusahaan sepenuhnya akan koperatif dengan aparat dan dan transparan terhadap pihak-pihak terkait yang berwenang. "Kami juga akan berupaya untuk melakukan review terhadap internal maupun eksternal untuk memastikan fakta-faktanya," ujarnya, dalam pernyataan tertulisnya, Jumat, 21 Juli 2017.
Sekretaris Perusahaan TPS Food, Desilina, menambahkan dalam melakukan kegiatan usahanya, Indo Beras Unggul membeli gabah dari petani dan beras dari mitra penggilingan lokal. Dia menegaskan anak perusahaan tidak membeli beras subsidi yang ditujukan untuk program sejahtera Bulog atau beras bentuk lainnya dalam menghasilkan beras kemasan berlabel. “Indo Beras memproduksi beras kemasan berlabel untuk konsumen menengah atas sesuai dengan deskripsi mutu Standar Nasional Indonesia (SNI),” katanya.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,65 | 0,56% | 4,26% | 7,54% | 8,69% | 19,21% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.093,4 | 0,43% | 4,43% | 6,99% | 7,44% | 2,54% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,4 | 0,60% | 3,98% | 7,06% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,45 | 0,53% | 3,89% | 6,66% | 7,38% | 17,02% | 40,39% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.270,42 | 0,81% | 3,88% | 6,54% | 7,20% | 20,19% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.