BI Rate Turun, Saham Sektor Tambang Meroket. Apakah Ada Kaitannya?
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, indeks pertambangan naik sebesar 0,42 persen menjadi 1.554,77
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, indeks pertambangan naik sebesar 0,42 persen menjadi 1.554,77
Bareksa.com – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin dari 4,75 persen menjadi 4,5 persen pada Selasa, 22 Agustus 2017. Namun hingga perdagangan sesi I hari ini, Kamis, 24 Agustus 2017, indeks pertambangan yang justru naik paling tinggi. Apa ada kaitannya?
Hingga penutupan perdagangan sesi I hari ini, indeks pertambangan naik sebesar 0,42 persen menjadi 1.554,77 dari sebelumnya 1.548,199.
Grafik: Pergerakan Indeks Pertambangan Intraday
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Bareksa.com
Namun menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, indeks pertambangan naik karena imbas pergerakan komoditas global bukan karena sentimen penurunan BI Rate.
Kali ini, pasar melihat sentimen dari BI Rate sudah lewat. lalu, sentimen dari luar di mana sejumlah harga komoditas mengalami kenaikan, seperti harga minyak, nikel, batu bara, dan emas yang naik memberikan sentimen positif. Maka itulah yang dimanfaatkan pelaku pasar untuk masuk ke saham-saham komoditas.
Adapun menurut data Bloomberg, indeks Bloomberg Commodity dalam dua bulan telah naik 5 persen menjadi 169,56 dari sebelumnya 161,58.
Grafik: Indeks Bloomberg Commodity Selama 1 Tahun
Sumber: Bloomberg.com
Lima saham pertambangan yang naik paling tajam adalah PT Benakat Integra Tbk (BIPI) yang naik 5,83 persen, PT Timah Tbk (TINS) yang naik 5,17 persen, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang naik 4,17 persen, PT Elnusa Tbk (ELSA) dan PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) naik 1,74 persen.
Tabel: 5 Saham Pertambangan Yang Paling Naik Intraday
Sumber: Bareksa.com
Terdorong Harga Minyak
Naiknya harga saham BIPI terdorong harga minyak global yang telah naik 13,7 persen dalam dua bulan terakhir menjadi US$ 48,37 per barel dari sebelumnya US$ 42,58 per barel
Saham TINS mendapat sentimen positif karena mengumumkan akan menerbitkan surat utang dengan plafon sebesar Rp 2,8 triliun. Untuk tahap pertama, nilai emisi yang diterbitkan Rp 1,5 triliun.
Dari jumlah tersebut, sebesar Rp 1,05 triliun atau setara 70 persen dari perolehan dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal atau capital expenditure (capex) perusahaan pelat merah ini. Porsi ini masih dibagi lagi menjadi dua bagian, yakni 30 persen untuk rekondisi peralatan produksi dan 40 persen untuk peningkatan kapasitas produksi perusahaan.
Lalu, sebesar Rp 450 miliar atau setara 30 persen dari perolehan dana surat utang TINS akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja rupiah.
Sentimen Freeport
Sementara saham ANTM mendapat sentimen positif karena Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, memastikan PT Freeport Indonesia sudah setuju divestasi saham 51 persen. Divestasi menjadi salah satu komponen negosiasi antara pemerintah dan Freeport.
ANTM sebagai badan usaha milik negara sebelumnya ditugaskan oleh pemerintah untuk mengakuisisi saham Freeport bersama BUMN lainnya dalam wadah holding BUMN tambang.
Selain naiknya harga minyak global, saham ELSA mendapat sentimen positif karena, Budhi Nugraha Pangaribuan, Direktur Pengembangan Usaha ELSA mengatakan kalau perusahaan meyakini akan mengantongi dua proyek besar, sehingga target kontrak baru US$ 500 juta tahun ini bakal terpenuhi.
Elnusa belum bisa membeberkan detail dua kontrak baru yang dinanti. Sejauh ini, Elnusa telah mengantongi kontrak baru senilai US$ 400 juta atau setara dengan 80 persen target kontrak baru.
Beberapa tender jasa penunjang hulu minyak dan gas (migas) yang Elnusa dapat berupa proyek seismik 2D dan 3D. Proyek 2D mereka misalnya ada di Sei Linsing, Sumatra Selatan dan Kalimantan Tengah.
Sebelumnya kapal seismik Elnusa yang bernama Elsa Regent juga telah mengerjakan proyek seismik 2D di Abar-Anggursi di Laut Jawa. Ada pula proyek seismik 2D lain untuk PSG Badan Geologi ESDM di Selaru, Maluku. Sementara proyek 3D Elnusa misalnya di Klamasosa, Papua Barat. Perusahaan itu juga tengah mengerjakan proyek seismik 3D di Andaman, Provinsi Aceh.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.385,6 | 0,21% | 4,12% | 7,77% | 8,02% | 19,27% | 38,33% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,56 | 0,20% | 4,14% | 7,20% | 7,44% | 2,99% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.085,51 | 0,57% | 4,03% | 7,67% | 7,80% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.854,58 | 0,55% | 3,90% | 7,24% | 7,38% | 17,49% | 40,84% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.288,82 | 0,81% | 4,14% | 7,41% | 7,53% | 19,89% | 35,81% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.