Empat Hari Berturut-turut Saham BKSL Ramai Diburu Investor, Ada Apa?

Bareksa • 14 Jul 2017

an image
Central Business District Niaga Sentul City - (Company)

Namun harga saham saat ini tidak jauh berbeda dengan posisi awal tahun

Bareksa.com – Saham PT Sentul City Tbk (BKSL) sedang dalam pantauan investor. Sejak 11 – 13 Juli 2017 hingga sesi I perdagangan hari ini (Jumat, 14 Juli 2017), saham BKSL ramai diperdagangkan dan menduduki posisi pertama saham dengan frekuensi dan volume terbanyak ditransaksikan.

Hingga puku 15:01 WIB, volume saham BKSL sudah menembus 4 juta lot dengan posisi harga Rp 91 dari posisi pembukaan perdagangan Rp 85 per saham.

Pantauan Bareksa, banyak investor melakukan transaksi beli melalui Danpac Sekuritas pada harga rata-rata Rp 88 per saham. Sejauh ini, catatan beli melalui broker dengan kode BQ itu telah mencapai 1,33 juta saham dengan frekuensi 651 kali.

Sementara, transaksi jual saham BKSL banyak melalui Valbury Sekuritas Indonesia dengan volume 580.061 saham pada harga rata-rata Rp 88 dengan frekuensi 415. Adapun total transaksi saham BKSL hingga artikel ini diturunkan telah mencapai Rp 37,5 miliar atas volume 4,21 juta dengan frekuensi 7.164.

Grafik: Intraday Saham BKSL Hingga Pukul 14:52 WIB Jumat, 14 Juli 2017

 

Sumber: Bareksa.com

Meski begitu, posisi harga saham BKSL saat ini tidak berbeda jauh dengan posisi awal tahun ini. Saat itu saham BKSL berada pada Rp 90 setelah ditutup pada Rp 92 per saham pada akhir Tahun 2016.

Adapun level tertinggi saham BKSL sepanjang tahun ini adalah Rp 103 per saham. Harga saham ini terjadi pada 6 Februari 2017 dan 20 Februari 2017. Sementara level terendah ada pada Rp 71 yang terjadi pada 10 Juli 2017.

Grafik: Pergerakan Harga Saham BKSL Periode 30 Desember 2016 – 13 Juli 2017

Sumber: Bareksa.com

Sebagai tambahan informasi, Sentul City belum menyampaikan laporan keuangan kuartal II tahun ini. Namun pada kuartal I tahun ini, perseroan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 13,34 persen dari Rp143,43 miliar pada kuartal I 2016 menjadi Rp 162,56 miliar.

Sayang, membengkaknya beban pokok pendapatan yang menjadi Rp 113,27 miliar dari Rp 52,25 miliar, Sentul City hanya meraup laba Rp 318,47 juta dari sebelumnya Rp 21,48 miliar.