Perdagangan Sepi Jelang Lebaran, 4 Saham IPO Ini Berpotensi Dorong Transaksi

Bareksa • 19 Jun 2017

an image
Seorang pria memperhatikan pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

KMTR tidak hanya menawarkan saham perdana tetapi juga akan private placement

Bareksa.com - Menjelang Hari Raya Idul Fitri, transaksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau mulai sepi. Namun, empat emiten direncanakan mulai tercatat (listing) di bursa pada pekan ini sehingga berpotensi pendorong transaksi menjelang libur panjang.

Sepinya transaksi bisa disebabkan sejumlah pelaku pasar sudah mengambil cuti menjelang Lebaran. Apalagi, pemerintah sudah menetapkan 23 Juni 2017 menjadi hari libur nasional sehingga tersisa tinggal empat hari kerja efektif sepanjang pekan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek, sepanjang pekan pada 12 hingga 16 Juni 2017, rata-rata nilai transaksi harian saham turun 1,22 persen menjadi Rp 6,47 triliun dari Rp 6,55 triliun pada pekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian saham di pekan tersebut juga berkurang 13,32 persen menjadi 6,96 triliun saham dari 8,03 triliun saham di periode sepekan sebelumnya. Pada saat yang sama, rata-rata frekuensi transaksi harian saham pekan tersebut juga turun 7,98 persen menjadi 265 ribu kali transaksi dari 288.960 kali transaksi.

Untuk perdagangan hingga jeda siang ini, tercatat nilai transaksi sebesar Rp 2,2 triliun dengan volume 4,26 miliar lembar saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih terpantau menguat 0,18 persen ke 5.734,18.

Meskipun demikian, hari ini Bursa Efek kedatangan satu emiten yang baru listing setelah menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO), yakni PT Kirana Megatara Tbk (KMTR). Emiten afiliasi Grup Triputa milik pengusaha TP Rachmat yang bergerak di dalam industri karet ini meraup dana Rp 526,7 miliar dari IPO.

Harga saham KMTR pada perdagangan perdananya pun sudah melonjak tajam sebesar 49,56 persen menjadi Rp 685 dari harga perdananya di Rp 458. Hingga jeda siang ini, sudah ada transaksi senilai Rp 15,41 miliar dengan jumlah saham 23,14 juta lembar.

Yang menarik, seiring dengan IPO ini, saham KMTR juga akan menjadi obyek private placement, alias perpindahan kepemilikan lama kepada investor baru. Transaksi private placement akan dilakukan melalui mekanisme tutup sendiri di broker yang sama (crossing) di pasar negosiasi Bursa dan telah disepakati harga saham sama dengan harga IPO.

PT Triputra Investindo Arya, PT Persada Capital Investama, dan Martinus Subandi Sinarya berencana menjual saham dengan porsi total 37,5 persen kepada HSF (S) Pte Ltd. Bila dihitung dengan jumlah saham KMTR saat ini, maka jumlah saham yang akan berpindah tangan itu sebanyak 2,81 miliar lembar. Menggunakan harga IPO, nilai total transaksi private placement ini menjadi Rp 1,3 triliun. Tentu saja nilai tersebut dapat mendongkrak transaksi di Bursa.

Setelah listing dan private placement, HSF (S) Pte Ltd akan memiliki saham KMTR sebesar 37,5 persen dari modal disetor dan ditempatkan. Sementara itu, Triputra Investindo Arya memegang 32,03 persen dan Persada Capital Investama memiliki 14,52 persen. Masyarakat akan memiliki 15 persen.

Di samping KMTR, masih ada tiga emiten lagi yang dijadwalkan listing pada pekan ini, yakni PT MAP Boga Adiperkasa Tbk, PT Armidian Karyatama Tbk, dan PT Buyung Poetra Sembada Tbk. Saham MAP Boga dan Armidian rencananya akan mulai tercatat di bursa pada 21 Juni 2017 dan Buyung Putra akan listing pada 22 Juni 2017.

Sebagai informasi, MAP Boga merupakan anak perusahaan dari peritel PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI). Perseroan melepas 22,17 juta saham atau 1,02 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran Rp 1.680.

Sementara itu, Armidian adalah afiliasi dari PT Hanson International Tbk (MYRX) milik pengusaha Benny Tjokrosaputro. Perseroan melepas 1,84 miliar saham atau setara dengan 20 persen dari jumlah seluruh modal disetor dengan harga Rp 300 dan akan mendapat dana Rp 491,25 miliar.

Terakhir, Buyung Poetra adalah produsen beras merek Topi Koki, yang sempat menawarkan saham pada akhir tahun lalu tetapi tertunda hingga saat ini. Perseroan melepas sebanyak 700 juta saham baru atau setara dengan 29,79 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan akan meraup dana hingga Rp 217 miliar.