Bareksa.com – Satu lagi calon emiten siap mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, perusahaan pengolahan porselen, bahan bangunan, serta cetakan sarung tangan asal Medan, Sumatera Utara, akan melepas 160 juta saham atau setara dengan 21,05 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dengan harga dipatok Rp 200 - 300 per saham, perusahaan yang berdiri pada 10 April 2002 ini berpotensi meraup dana Rp 32 - 48 miliar dari penawaran umum perdana saham (IPO). Kisaran harga saham ini sejalan dengan rasio pendapatan per lembar saham (price earning ratio/PER) yang berkisar 6,4 kali sampai 9,6 kali.
Presiden Direktur Mark Dynamics Yeoh Sek Boon menyatakan perseroan akan mengalokasikan dana dari hasil IPO untuk beberapa kebutuhan. Di antaranya untuk pembelian tanah dan bangunan di Tanjung Morawa, Deli Serdang dalam rangka ekspansi produksi. “Nilainya 32,4 persen dari hasil dana IPO,” tutur Yeoh, di Jakarta, Selasa, 6 Juni 2017.
Menurut Yeoh, sisanya sebesar 67,6 persen akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok utang bank di PT Bank Permata Tbk (BNLI). Chief Financial Officer Mark Dynamics, Poh Seng Hiap, mengatakan, nilai outstanding utang perseroan di Bank Permata mencapai US$ 2,6 juta.
“Sisanya akan kami lunasi dari kas interal,” imbuh Poh. Dia menambahkan, rasio utang terhadap ekuitas alias debt to equity ratio perseroan akan turun menjadi 0,43 kali dari posisi akhir 2016 sebesar 0,9 kali.
Guna melancarkan rencana IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Panin Sekuritas Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi. Masa penawaran awal (bookbuilding) perseroan pun telah dimulai pada 2 Juni dan akan berakhir pada 8 Juni 2017.
Sambil berjalan, perseroan berharap bisa mendapat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 Juni 2017, dan melanjutkan ke masa penawaran umum mulai 22 Juni hingga 5 Juli 2017, sampai akhirnya saham perseroan dicatatkan pada 12 Juli 2017.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit pada 31 Desember 2016, perusahaan beraset Rp 170,94 miliar ini membukukan penjualan bersih sebesar Rp 207,22 miliar dengan laba komprehensif sebesar Rp 21,16 miliar.
Untuk periode 12 bulan yang berakhir pada 31 Desember 2016, penjualan bersih perseroan meningkat dibandingkan periode tahun sebelumnya ditopang kenaikan kapasitas produksi sebagai dampak pertumbuhan permintaan dari pelanggan. Pelanggan perseroan sebagian besar berasal dari luar negeri, diantaranya Malaysia, Thailand, Vietnam dan Cina.
Penjualan bersih perseroan yang berasal dari luar negeri mencapai Rp 187,05 miliar. Perseroan pada 2017 ini akan meningkatkan kapasitas produksinya hingga mencapai 420 ribu unit per bulan, yang merupakan kapasitas produksi cetakan sarung tangan terbesar di dunia, dimana kapasitas produksi di tahun sebelumnya mencapai 380 ribu unit per bulan.
Penjualan produk perseroan terutama ditujukan kepada produsen sarung tangan di luar negeri. Sekitar 65 persen produk perseroan dijual kepada produsen sarung tangan di Malaysia, yang merupakan produsen sarung tangan terbesar di dunia. Selebihnya 25 persen produk perseroan diekspor ke Thailand dan Vietnam, sedangkan 10 persen ditujukan untuk produsen sarung tangan di dalam negeri.
Yeoh mengaku perseroan memiliki prospek yang baik di masa mendatang. “Permintaan sarung tangan meningkat 10 persen per tahun dengan sangat stabil dan diperkirakan berlanjut di masa mendatang. Peningkatan kesadaran masyarakat dunia akan kesehatan dan penyakit menular juga akan meningkatkan pemakaian sarung tangan, sehingga masih terdapat ruang yang cukup besar untuk tetap bertumbuh,” terang Yeoh.