Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali membuat rekor level tertinggi sepanjang masa (all time high), seiring dengan peningkatan peringkat surat utang Indonesia menjadi layak investasi oleh lembaga rating Standard & Poor's.
Pada perdagangan akhir pekan ini (19 Mei 2017), IHSG ditutup menguat 2,6 persen di level 5.791. Bahkan, IHSG sempat menembus level tertinggi intraday 5.825. Hal ini semakin mendekati ekspektasi banyak kalangan pelaku pasar yang sebelumnya memperkirakan IHSG akan berada di area 6.000 di tahun ini.
Salah satu katalis sehingga IHSG bisa sempat menguat hingga 3 persen hanya dalam satu jam terakhir perdagangan bursa ialah adanya pengumuman upgrade peringkat utang Indonesia dari lembaga pemeringkat internasional S&P. Mengutip Bloomberg.com, S&P menaikkan rating Indonesia menjadi BBB- dengan stable outlook dari sebelumnya hanya BB+ dengan outlook positif dengan alasan perbaikan anggaran negara. Sebelumnya, dua lembaga rating internasional lain, yakni Moody’s Investors Service dan Fitch Ratings, telah memberikan pandangan positif terhadap peringkat utang Indonesia.
Seperti terlihat pada gambar, sejak keluarnya kabar peningkatan rating ini pada pukul 15.11 WIB, IHSG langsung melesat hingga 1,8 persen kurang dari satu jam.
Gambar : Pergerakan Intraday IHSG
Sumber : Bareksa.com
Semua sektor juga ditutup di zona hijau dengan sektor infrastruktur dan keuangan memimpin penguatan. Sektor infrastruktur naik 3,54 persen dan sektor keuangan menguat 3,45 persen.
Saham-saham yang mendorong peningkatan indeks pada hari ini termasuk PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan kenaikan 2,87 persen, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan peningkatan 5,10 persen dan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menguat 2,84 persen.
Meskipun demikian, tengah euforia yang terjadi pada perdagangan akhir pekan ini, pelaku pasar asing justru melakukan aksi jual bersih (net sell) mencapai Rp101,14 miliar. Sasaran utama yang dijual adalah sejumlah saham bank besar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBRI dengan net sell sebesar Rp192,3 miliar disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan BBCA dengan aksi jual bersih masing-masing sebesar Rp71 miliar dan Rp64,6 miliar. (hm)