SOBI Akan Go Private, Harga Penawaran Lebih Premium 150% dari Harga Pasar

Bareksa • 27 Mar 2017

an image
Seorang pria dan wanita memperhatikan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

SOBI akan menggelar RUPSLB pada 30 Maret 2017 untuk meminta restu terkait rencana delisting dan go private

Bareksa.com - PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk (SOBI) pada hari ini, 27 Maret 2017 kembali mempublikasikan informasi perihal menghapus pencatatan (delisting) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sekaligus menyatakan rencana untuk menjadi perusahaan tertutup (go private). Langkah tersebut terpaksa dilakukan dikarenakan kesulitan manajemen untuk memenuhi aturan bursa soal jumlah minimum saham beredar di publik alias free float sebesar 7,5 persen.

Dalam informasi yang dirilis tersebut disampaikan pula bahwa kepemilikan publik di SOBI hanya mencapai 1,32 persen. Adapun untuk merealisasikan rencana go private, manajemen Sorini Agro akan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 Maret 2017 mendatang.

Sebelumnya, SOBI terakhir kali diperdagangkan pada tanggal 12 Agustus 2016 dan ditutup di level Rp1.700 per lembar. Manajemen Sorini Agro dalam rilisnya menyatakan siap membeli kembali saham-sahamnya di publik dengan harga Rp4.250 per saham atau lebih tinggi 150 persen dari harga perdagangan tertinggi dalam jangka waktu 90 hari sebelum pengumuman go private.

PT Cargill Foods Indonesia (CFI) selaku pemegang saham mayoritas SOBI sebanyak 97,96 persen juga siap mengeksekusi saham publik tersebut yang berjumlah 1,32 persen atau sebanyak 12.249.460 dengan nilai nominal Rp100. Apabila RUPS menyetujui dua agenda tersebut, yakni delisting dan go private, maka jajaran direksi akan mengubah Anggaran Dasar (AD).

Informasi saja, Sorini Agro merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri sorbitol (sirup sorbitol, sirup gula dan bubuk sorbitol). Selain sorbitol, Sorini juga memproduksi starch dan beragam produk turunan pemanis berbahan dasar starch. Sementara itu, CFI terafiliasi dengan Cargill, perusahaan agrikultur dan produsen makanan yang berbasis di Minnesota, Amerika Serikat.

Dari 31 Mei hingga 30 September 2016, pendapatan bersih perseroan turun drastis sebesar 68,2 persen menjadi Rp768 miliar dari sebelumnya Rp2,4 triliun pada Mei silam. (Baca Juga : Belum Ada IPO, Bursa Malah Terima Delisting 3 Emiten)

Grafik: Pergerakan Saham SOBI Sebelum Disuspensi

Sumber : Bareksa.com

Hingga saat ini sejak 12 Agustus 2016, saham SOBI masih dihentikan sementara perdagangannya (disuspen) terkait dengan rencana korporasi ini. Akibat persentase kepemilikan publik yang kecil, saham SOBI sejauh ini tidak banyak diperdagangkan di pasar. (hm)