Kelar Rilis PUB III Rp6 T, SMF Ajukan Lagi Penerbitan Obligasi Rp12 T

Bareksa • 03 Mar 2017

an image
Pencatatan Obligasi PUB III Sarana Multigriya Financial Tahap VII Tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (3/3)

Total emisi Obligasi dan Sukuk di bursa sepanjang tahun 2017 adalah 7 Emisi dari 7 Emiten senilai Rp13,02 triliun

Bareksa.com – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF telah merealisasikan penerbitan obligasi berkelanjutan III dengan nilai total Rp6 triliun melalui empat tahap. Pada tahap terakhir, sisa plafon yang diterbitkan SMF bernilai Rp1,677 triliun dan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 3 Maret 2017.

Obligasi dengan rating idAAA dari Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini terdiri dari dua seri. Seri A dengan jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp677 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,5 persen per tahun dan berjangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi.

Sedangkan untuk Seri B jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp1 triliun dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,4 persen berjangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi. Pembayaran bunga pertama dilakukan pada 2 Juni 2017.

Namun, perusahaan milik negara ini tidak berhenti sampai di situ saja. Sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur kredit pemilikan rumah (KPR), SMF berencana untuk mengajukan lagi obligasi berkelanjutan dengan total nilai Rp12 triliun.

“Saat ini perseroan sedang berencana mengajukan plafon kepada Otoritas Jasa Keuangan – OJK, untuk penerbitan PUB IV sebesar Rp12 triliun,” terang Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo.

Ananta mengatakan bahwa obligasi tersebut memenuhi kriteria instrumen bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.36/POJK.05/2016, Tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.1/POJK.05/2016, Tentang Investasi Surat Berharga Bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank.

Ananta menuturkan bahwa penerbitan obligasi merupakan upaya dari SMF dalam memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR. Hal tersebut merupakan bentuk dukungan SMF untuk ketersediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

“Penerbitan obligasi SMF ini bertujuan untuk mendukung Program Satu Juta Rumah, melalui penyaluran pinjaman (refinancing atas KPR),” ucap Ananta.

Sepanjang tahun 2016, SMF mencatatkan peningkatan kinerja terutama dalam menjalankan misinya mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan, melalui transaksi sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp7,14 triliun.

Secara kumulatif total dana yang telah dialirkan SMF dari tahun 2005 sampai dengan Desember 2016 mencapai Rp27,39 triliun, atau meningkat 35,26 persen dari tahun sebelumnya yaitu Rp20,25 triliun.

Peningkatan kinerja SMF tahun 2016 tersebut berdasarkan data laporan keuangan audited periode 31 Desember 2016 yang dicapai melalui kegiatan sekuritisasi sebesar Rp1,5 triliun, dan penyaluran pinjaman sebesar Rp5,64 triliun. Total aset SMF di akhir tahun 2016 sebesar Rp13,12 triliun, naik 30 persen dibandingkan dengan posisi akhir tahun sebelumnya  yaitu sebesar Rp10,06 triliun.

Posisi penyaluran pinjaman menjadi Rp8,32 triliun per akhir 2016, naik 6,12 persen dari setahun sebelumnya sebesar Rp7,84 triliun. Adapun laba bersih di tahun 2016, mencapai Rp317,28 miliar, naik 28 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp247,76 miliar.

Sejak tahun 2009, sampai dengan 2016 SMF telah memfasilitasi 10 kali transaksi sekuritisasi, 9 kali di antaranya dilakukan bekerjasama dengan Bank BTN dan 1 kali bersama Bank Mandiri. Selain itu, SMF juga telah bekerjasama dengan 16 Bank Pembangunan Daerah di seluruh wilayah di Indonesia. SMF juga telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan 6 Bank Umum Syari’ah (BUS) / Unit Usaha Syariah (UUS), dan 7 Perusahaan Pembiayaan.

Outstanding Obligasi

Pencatatan obligasi SMF membuat total emisi Obligasi dan Sukuk yang sudah tercatat sepanjang tahun 2017 adalah 7 Emisi dari 7 Emiten senilai Rp13,02 triliun.

Dengan pencatatan ini, maka total emisi Obligasi dan Sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 319 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp314,56 triliun dan US$67,5 juta, diterbitkan oleh 108 Emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 95 seri dengan nilai nominal Rp1.856,36 triliun dan US$1.240 juta. Efek beragun aset (EBA) sebanyak 7 emisi senilai Rp2,79 triliun.

Sebelum SMF, BEI telah mencatat obligasi berkelanjutan III BFI Finance Indonesia Tahap III, lalu obligasi subordinasi berkelanjutan II milik PT Bank Bukopin Tbk (BBKP). Selain itu ada juga pencatatan obligasi berkelanjutan I tahap I PT Mayora Indah Tbk (MYOR), serta obligasi berkelanjutan Indonesia Eximbank III Tahap IV.

Tidak hanya itu, ada juga pencatatan obligasi berkelanjutan II tahap III PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), dan obligasi berkelanjutan II tahap II Toyota Astra Financial Services. (hm)