Bareksa.com – Kalangan investor saham dari Dana Pensiun memilih untuk menunggu (wait and see) perkembangan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok 6 persen dalam dua hari, pada 11 dan 14 November 2016. Hal ini terkait dengan kondisi global dan domestik yang masih belum stabil.
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Mudjiharno Sudjono kepada Bareksa, Selasa, 15 November 2016. Mudjiharno menyebut, penurunan IHSG dalam dua hari lalu menyebabkan nilai investasi saham dan reksa dana Dapen di pasar modal ikut menurun.
“Sehingga terjadi penurunan selisih penilaian investasi (SPI). Namun sepanjang saham tidak dilepas, maka belum terjadi kerugian atau hanya kerugian unrealised gain,” ucap Mudjiharno.
Secara pembukuan, lanjut Mudjiharno, hal ini akan menyebabkan penurunan aset Dapen karena adanya kerugian unrealised gain akibat penurunan IHSG. Seperti diketahui, rata-rata investasi Dapen di pasar modal komposisinya 10-40 persen dari total investasi.
Dalam investasi saham di pasar modal, umumnya Dapen punya dua rekening, yaitu rekening saham jangka panjang (HTM-hold to maturity) yang tidak dijual dalam kondisi apapun. “Satu lagi rekening saham trading yang memang untuk jual-beli. Pada rekening ini, apabila IHSG turun maka time to buy dan dijual saat harga saham naik sehingga dapat capital gain. Tentu saja ini berlaku bagi Dapen yang cashflow-nya kuat,” imbuh Mudjiharno.
Untungnya, kondisi IHSG yang tengah berfluktuasi kencang tak membuat banyak perubahan komposisi investasi Dapen. Mudjiharno yang juga merupakan Direktur Utama Dapen BRI mengatakan, tidak ada perubahan portofolio investasi yang signifikan. “Mengingat waktu efektif (tahun ini) tinggal 1,5 bulan,” jelasnya.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai investasi saham Dapen per akhir September 2016 mengalami penurunan ketimbang posisi Juli dan Agustus. Pada periode ini, nilai investasi Dapen di saham mencapai Rp29,98 triliun dari posisi akhir Juli Rp30,06 triliun dan Agustus Rp30,1 triliun.
Namun, jika dibandingkan posisi akhir September 2015, nilai investasi Dapen di saham mengalami peningkatan 24,45 persen. Pada saat itu, investasi Dapen di saham bernilai Rp24,09 triliun.
Secara umum, total portofolio investasi Dapen sampai dengan September mencapai Rp226,803 triliun yang sebagian besar portofolionya mengalir di instrumen Deposito Berjangka Rp56,91 triliun dan Surat Berharga Pemerintah mencapai Rp52,91 triliun. (hm)
Tabel: Sebaran Investasi Dapen per September 2016 (dalam Triliun Rupiah)
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan