MARKET BRIEF: Direksi SUGI Dicopot Karena Tolak Pinjaman; SILO Akan Right Issue

Bareksa • 12 Oct 2016

an image
Seorang karyawan melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Pabrik rembang SMGR capai 97 persen; pemilik SRIL ajukan izin usaha pemanfaatan kayu

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia.

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

Pemilik emiten perusahaan garmen yang terkenal dengan merek Sritex ini tengah mengajukan permohonon izin usaha pemanfaatan hasil kayu-hutan tanaman industri kepada pemerintah sebagai sumber produksi bahan baku kayu untuk pabrik serat rayon.

Pabrik serat rayon akan dioperasikan melalui PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang masih dalam masa pembangunan dan direncanakan akan memasok serat rayon untuk pabrik garmen Sritex. Sritex akan membeli maksimal hanya 20 persen kapasitas produksi RUM.

 PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR)

Sekretaris Perusahaan Agung Wiharto menyatakan SMGR belum dapat memberikan pernyataan resmi terkait putusan Mahkamah Agung mengenai dikabulkannya peninjauan kembali oleh warga Rembang terkait pembangunan pabrik semen.

SMGR telah merealisasikan 97 persen pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah dan diperkirakan dapat selesai pada Oktober-November 2016.

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO)

SILO akan menggelar rights issue sebanyak 144,51 juta lembar saham atau 12,5 persen dari jumlah saham beredar dengan harga pelaksanaan Rp9.000 per lembar saham. Aksi korporasi ini ditargetkan dapat menggalang dana Rp1,3 triliun.

Dana hasil right issue akan digunakan untuk membayar utang sebesar 33 persen, pengembangan usaha dan belanja modal 56 persen dan modal kerja 11 persen.

PT Ramayana Lestari Tbk (RALS)

RALS mencatat  nilai penjualan Rp6,43 triliun hingga kuartal III 2016 atau tumbuh 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Raihan penjualan ini sudah mencapai 77,5 persen dari target 2016 sebesar Rp8,3 triliun.

PT Sugih Energi Tbk (SUGI)

Dewan komisaris SUGI memberhentikan sementara seluruh dewan direksi. Selanjutnya dewan komisaris akan mengambil alih tugas direksi. Hal ini diduga karena ada ketidaksepakatan antara dewan direksi dan komisaris terkait rencana Kohlberg Kravis Roberts (KKR) memberi pinjaman kepada Sugih.

KKR menawarkan pinjaman kepada SUGI sebesar US$ 45 juta untuk membiayai proyek Blok Lemang melalui anak usahanya, Mandala Energy Ltd. Dalam persyaratan pinjaman, SUGI diharuskan menggunakan dana tersebut untuk membayar kewajiban cash call terdahulu di Blok Lemang sebesar US$ 11 juta.