Pemerintah Akan Turunkan Harga BBM, Pertanda Baik Buat IHSG?
Pasca penurunan harga BBM tahun 2008, IHSG meroket sampai 85%
Pasca penurunan harga BBM tahun 2008, IHSG meroket sampai 85%
Bareksa.com - Pemerintah kembali berencana menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada Januari 2016. Rencana penurunan harga BBM ini muncul menyusul ambrolnya harga minyak dunia ke kisaran $36 per barel. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja kepada media mengatakan, Premium akan turun pada kisaran nominal Rp 300 per liter pada Januari 2016, sementara itu bahan bakar jenis Solar akan diturunkan sekitar Rp500 per liter.
Adakah pengaruhnya terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)?
Menariknya, kebijakan serupa pernah diambil pemerintah pada krisis 2008. Pada pertengahan tahun, pemerintah sempat memotong subsidi BBM karena harga minyak dunia yang terus menguat. Harga minyak dunia yang saat itu mencapai level $120 per barel menyebabkan subsidi BBM membengkak dan menghambat sejumlah program pemerintah. Bahkan, rilis Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 23 Mei 2008 menyebutkan bahwa subsidi BBM sudah membengkak ke tingkat yang tidak mungkin lagi dipertahankan.
Promo Terbaru di Bareksa
Akan tetapi kondisi tersebut tidak bertahan lama. Pada Desember 2008, harga minyak dunia anjlok ke level $41,58 per barel atau ambrol 66 persen dari harga per Mei 2008. Pemerintah pun langsung menurunkan harga BBM jenis Premium menjadi Rp5.000 per liter dari sebelumnya Rp6.000 per liter.
Grafik: Pergerakan Harga BBM (Premium) & Harga Minyak Dunia
sumber: Indexmundi, diolah Bareksa
Tidak hanya sampai di situ, pemerintah melanjutkan penurunan harga BBM pada Januari 2009, di mana harga Premium kembali dipangkas menjadi Rp4.500 per liter. Bagaimana dampaknya terhadap IHSG?
Penurunan harga BBM memang tidak secara langsung memberi dampak pada pergerakan IHSG. Namun berdasarkan kejadian sebelumnya, langkah pemerintah tersebut ternyata menjadi awal dari penguatan indeks sepanjang tahun.
Berdasarkan data Bareksa, pada Maret 2009 IHSG mulai merangkak naik melawan negatifnya pergerakan bursa pada tahun sebelumnya. Sebagaimana diketahui, sepanjang 2008, IHSG ambrol 51 persen didorong sentimen negatif dari pasar keuangan dunia. Namun, pada 2009 IHSG berhasil berbalik arah dengan penguatan 85 persen sepanjang tahun.
Perbaikan IHSG pada 2009 tidak terlepas dari membaiknya kondisi keuangan global atas langkah-langkah yang diambil negara maju dalam menanggulangi krisis pada 2008. Pada 2009, Amerika Serikat (AS) mulai melonggarkan perekonomiannya dengan menyuntik dana ke pasar melalui stimulus Quantitative Easing. Kebijakan ekonomi longgar yang diterapkan AS tersebut memicu masuknya investasi asing di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Tahun ini, meskipun Amerika Serikat sudah mengetatkan kebijakan ekonominya --menaikan target suku bunga-- tapi negara-negara lain justru menerapkan kebijakan moneter longgar untuk menggenjot perekonomian. Uni Eropa pada Desember ini sudah menurunkan suku bunga fasilitas deposito sebesar 10 basis poin menjadi -0,3 persen. Sementara China sudah memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 4,35 persen pada Oktober lalu. Hal tersebut tentunya berpotensi mendorong perbaikan ekonomi global.
Grafik: Indeks Harga Saham Gabungan 2008 - 2009
sumber: Bareksa.com
Grafik: PE Band IHSG
sumber: Bareksa.com
Kesamaan lainnya juga terlihat dari segi valuasi. Berdasarkan data PE Band yang tersedia di situs Bareksa.com, pada Desember 2008 IHSG diperdagangkan pada kisaran PE 8 kali, anjlok dari awal tahun yang masih berada di kisaran PE 20 kali. Level IHSG saat itu sudah menembus batas bawah kisaran PE 9 kali. Sementara Desember tahun ini, IHSG sudah diperdagangkan pada kisaran PE 10 kali, atau semakin mendekati batas bawahnya di level 9 kali.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.