AS Dukung Yuan Jadi Mata Uang Global, Indeks Kawasan Asia Kompak Terkoreksi

Bareksa • 28 Sep 2015

an image
Investors look at an electronic board showing stock information at a brokerage house in Fuyang, Anhui province, China, June 26, 2015. REUTERS/China Daily

Pelemahan serupa juga pernah terjadi ketika Bank Sentral China (PBoC) mendevaluasikan mata uangnya

Bareksa.com – Dukungan Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama agar mata uang Renminbi—satuan mata uangnya Yuan-- menjadi mata uang global berbuntut panjang. Pasalnya, hampir semua indeks saham di kawasan Asia kompak melemah pada perdagangan hari ini, Senin 28 September 2015 akibat pernyataan tersebut. Dari 9 indeks Asia, hanya indeks Hangseng Hong Kong dan Taeix Taiwan yang masih mengalami kenaikan.

Pelaku pasar tampak khawatir kebijakan ini akan berdampak bagi ketidakpastian perekonomian dunia, khususnya Indonesia yang terus tertekan. IHSG pun terkoreksi 1,56 persen, atau yang mengalami koreksi terbesar dibandingkan indeks lainnya.

Tabel Pergerakan Beberapa Indeks Saham Kawasan Asia, 28 September 2015

Sumber: Bloomberg, diolah Bareksa

Pelemahan seperti ini pernah juga terjadi ketika Bank Sentral China (PBoC) memutuskan untuk mendevaluasikan mata uangnya pada pertengahan Agustus lalu. Saat itu, IHSG mengalami koreksi 2,15 persen didorong oleh turunnya beberapa indeks manufaktur. (Baca juga: Devaluasi Yuan Sebabkan IHSG Tersungkur 2,15 persen di Sesi I)

Devaluasi Yuan ketika itu menekan IHSG turun hingga 9,93 persen ke level 4.163,73 dalam 9 hari dari level sebelumnya 4.622,59.

Tabel Pergerakan Beberapa Indeks Saham Kawasan Asia, 11 Agustus 2015

Sumber: Bloomberg, diolah Bareksa