Bareksa.com - Badan Pusat Statistik mengumumkan ekonomi kembali melambat menjadi 4,67 persen di kuartal kedua 2015 ini, tetapi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru merangkak naik.
Angka pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan proyeksi para analis yang sebelumnya memperkirakan akan melambat hingga 4,6 persen. Dan hingga jam 11.36 WIB, IHSG naik 0,6 persen ke level 4.815.
Pertumbuhan ekonomi sebetulnya sudah mulai melambat sejak september 2012 seiring dengan melemahnya harga komoditas yang menyebabkan amrolnya nilai ekspor dari Indonesia. 51 persen kontribusi ekspor Indonesia berasal dari sektor komoditas.
Grafik Pertumbuhan Ekonomi 2012-2015
Sumber: Bareksa.com
Ketika pertumbuahan ekonomi kuartal pertama tahun ini merosot hingga 4,7 persen, IHSG juga justru mengalami kenaikan 0,48 persen karena harga saham sudah terlebih dahulu anjlok sebelum pengumuman. (Baca juga: STOCK MOVERS: GDP Anjlok, IHSG Masih Bertahan Di Zona Hijau, Kenapa?)
Pelemahan IHSG justru sudah terjadi dua minggu sebelum pengumuman pertumbuhan ekonomi karena indikator-indikator ekonomi seperti penjualan otomotif, semen dan ritel sudah menunjukan penurunan. Laporan keuangan perusahaan konsumsi, perbankan dan ritel juga melemah sehingga mendorong anjloknya IHSG 6,4 persen sepanjang 24-30 April 2015.
Sumber: Bareksa.com
Tetapi setelah pengumuman kinerja ekonomi di kuartal pertama 2015 pada 5 Mei 2015, IHSG justru terus merangkak naik hingga 25 Mei 2015 ditopang sektor komoditas dan perkebunan. Yang justru kembali melanjutkan pelemahan hanya sektor barang konsumsi, tetapi sektor-sektor lain berdasar pantauan bareksa.com justru lebih menguat seperti sektor perbankan dan infrastruktur. (np)
Grafik Return Sektor di Pasar Saham Indonesia 5-6 Mei 2015 (H+1) dan 5-12 Mei 2015 (H+5)
Sumber: Bloomberg Website diolah Bareksa.com