Bareksa.com – Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,62 persen dan 3,3 persen pada pukul 14.50 WIB setelah Deutsche Securities (DB) memangkas target harga kedua saham dua bank BUMN tersebut.
DB pun tercatat sebagai sekuritas penjual terbanyak kedua saham tersebut, dengan volume penjualan 67,5 ribu lot untuk BBRI dan 80,5 ribu lot untuk BBNI.
Grafik Pergerakan Intraday Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) & PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Sumber: Bareksa
Analis Deutsche Securities Raymond Kosasih dalam laporannya memangkas target harga saham BBRI menjadi Rp13.300 per saham dari sebelumnya ditargetkan bisa mencapai Rp15.000.
Revisi ini dibuat dengan asumsi laba bersih BBRI dalam dua tahun ke depan lebih rendah 2 - 3 persen dibanding proyeksi sebelumnya. Proyeksi ini dibuat berdasarkan perolehan laba bersih BBRI sepanjang periode April - Mei 2015 yang tercatat turun 26 persen menjadi Rp1,5 triliun. Perolehan ini lebih rendah dari rata-rata laba bersih bulanan BBRI pada kuartal I sebesar Rp2 triliun setiap bulannya.
Sumber: Deutsche Securities
Raymond memperkirakan kondisi perbankan, khususnya BBRI akan semakin menantang dengan biaya deposit yang tinggi, kualitas aset yang memburuk, ketatnya likuiditas, dan risiko intervensi pemerintah.
Tidak hanya BBRI, DB pun memotong target harga saham BBNI menjadi Rp7.150 dari sebelumnya Rp8.000 seiring tren perlambatan pertumbuhan laba saham-saham perbankan. Dalam laporannya, Raymond juga menilai kinerja BBNI sepanjang periode Mei 2015 belum menunjukkan perbaikan dibanding April 2015.
Raymond memotong proyeksi laba bersih BBNI 7 - 8 persen dari target sebelumnya untuk periode 2015 - 2017. Penurunan proyeksi tersebut mencerminkan biaya kredit yang lebih tinggi, dengan asumsi naik menjadi 175 basis poin (bps) dari kenaikan sebelumnya 153 bps.
Sumber: Deutsche Securities
Bukan kali ini saja sekuritas asing memandang negatif prospek saham perbankan nasional. Sebelumnya, JP Morgan juga memproyeksikan bahwa perbankan besar Indonesia akan merevisi targetnya beberapa bulan ke depan. (Baca juga: Pertumbuhan Perbankan Masih Lemah, Bank Ramai-Ramai Mengubah Target)