Bareksa.com – Kebijakan Bank Indonesia (BI) melonggarkan aturan Loan to Value (LTV) bagi pembelian kendaraan bermotor dan properti diperkirakan masih akan mendorong pergerakan harga saham-saham perbankan dan otomotif, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Harga saham ketiga emiten itu diperkirakan masih akan melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini, 21 Mei 2015. Indikator Relative Strength Index (RSI) dari kedua saham tersebut juga masih menunjukkan arah penguatan.
Sementara itu, aksi profit taking diperkirakan akan terjadi pada saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Sri Isman Rejeki Tbk (SRIL). Terlebih, indikator RSI pada kedua saham tersebut telah menunjukkan area jenuh beli (overbought).
RSI adalah indikator momentum yang membandingkan besaran kenaikan dan penurunan harga saham dalam rentang nilai 0 sampai 100. Harga saham cenderung turun apabila telah memasuki area overbought dan cenderung naik apabila telah memasuki area oversold. Saham bisa dikatakan overbought bila mempunyai nilai RSI di atas 70 dan oversold jika berada di bawah 30.
RSI merupakan tolak ukur sederhana dalam melihat kurva teknikal yang dapat digunakan sebagai penyaring (screening) awal dalam pemilihan saham-saham yang bisa dicermati untuk melakukan pembelian dan juga yang perlu diwaspadai untuk melakukan penjualan. Namun, RSI hanya menunjukkan kecenderungan, bukan kepastian arah gerakan harga saham ke depan. Pasalnya masih ada faktor lain yang mempengaruhi dari pergerakan harga saham.
Bank BRI, Bank BTN, dan Astra International
Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) diperkirakan kembali menguat. Hal ini ditunjukkan oleh indikator RSI yang masih menunjukkan tren kenaikan. Saat ini, indikator RSI saham BBRI berada di level RSI 54,35 atau naik dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Saham BBRI berpotensi melanjutkan kenaikan terlebih setelah pada perdagangan kemarin berhasil melalui level resisten Rp12.250. Pada perdagangan hari ini, harga saham BBRI diperkirakan masih akan menguat dan mencoba menguji level resisten Rp12.590.
Penguatan juga diperkirakan akan terjadi pada saham BBTN setelah berhasil bertahan di dekat level support Rp1.160 dan ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Saham BBTN diperkirakan akan menguat dan kembali menguji level resisten kuat Rp1.200.
Selain sentimen aturan LTV, penguatan saham BBTN juga ditopang oleh indicator RSI yang masih menunjukkan tren penguatan.
Seperti halnya saham BBRI dan BBNI, harga saham ASII juga berpotensi naik setelah pada perdagangan kemarin berhasil bertahan ditutup menguat di dekat garis support Rp7.675. Tren penguatan juga tampak dari indikator RSI yang nilainya meningkat menjadi 56,46.
Harga saham ASII diperkirakan akan menguji garis resisten Rp7.800 pada perdagangan hari ini.
Sumber: bareksa.com
Potensi Aksi Profit Taking Krakatau Steel dan Sri Isman
Berbeda dengan ketiga saham di atas, potensi terjadinya aksi profit taking diperkirakan terjadi pada saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Sri Isman Rejeki Tbk (SRIL).
Para investor diperkirakan akan melakukan aksi profit taking pada saham KRAS karena saham ini telah naik cukup signifikan dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Sebagai informasi, saham KRAS telah naik lebih dari 35 persen dalam dua hari terakhir. Selain itu, indikator RSI juga telah menunjukkan area jenuh beli (overbought) yang mengindikasikan kenaikan pada saham ini sudah mulai terbatas.
Seperti halnya KRAS, aksi saham SRIL juga berpotensi melanjutkan pelemahannya. Hal ini ditunjukkan oleh indikator RSI yang telah mengalami pembalikan arah (reversal) menurun. Selain itu, pada perdagangan kemarin muncul pola Bearish Engulfing sebagai sinyal awal bagi pembalikan arah dari tren sebelumnya yang menguat. (pi)
Sumber: bareksa.com
Disclaimer: Publikasi ini hanya berasal dari satu metode analisa teknikal dan tidak dimaksudkan untuk menjadi dasar keputusan investasi apapun. Investor harus menetapkan sendiri keputusan investasi sesuai dengan strategi dan tujuan investasi.