STOCK MOVERS: Mandiri & Danamon Ambrol 3%; Investor Takut Kredit Macet Naik

Bareksa • 28 Apr 2015

an image
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang terlihat pada papan transaksi di Bursa Efek Indonesia - (Bareksa.com/Adam Rizky Nugroho)

Hingga penutupan sesi pertama hari ini, Selasa 28 April 2015, IHSG merosot ke 5.193,42

Bareksa.com – Indeks saham kembali lanjutkan pelemahan hingga siang hari ini, 28 April 2015 terutama ditopang penurunan harga saham sektor perbankan.

Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) jebol 3,3 persen, sementara saham PT Bank Danamon Tbk (BDMN) juga melorot 3,2 persen. Kedua saham itu memimpin pelemahan di sektor perbankan. Investor khawatir dengan kualitas kredit yang memburuk dan dikhawatirkan dapat menekan laba perbankan.

Rasio kredit macet (non performing loan / NPL) kotor Bank Mandiri per akhir Maret 2015 naik menjadi 2,3 persen. Dalam riset yang telah disampaikan kepada nasabah, Macquarie Indonesia mengkhawatirkan NPL akan semakin naik dikuartal mendatang seiring dengan mulai meningkatnya kredit yang masuk dalam perhatian khusus (special mention loan).

Tingginya NPL mendorong kenaikan beban provisi dan menyebabkan laba bersih mandiri hanya naik 4 persen di kuartal pertama tahun ini dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (Baca Juga: Kinerja di Bawah Ekspektasi, Saham BMRI Dibuka Merosot 4,2%)

Laba Bank Danamon justru di kuartal pertama tahun ini merosot 21 persen juga sebagai akibat meningkatnya beban provisi. Rasio NPL kotor juga naik menjadi 2,7 persen.

IHSG melemah 1,03 persen ke 5.193,42 disertai dengan penjualan investor asing mencapai Rp929,5 miliar. Selain saham perbankan, penurunan IHSG juga didorong saham ASII yang turun 1 persen, LPPF 5,3 persen dan UNVR 0,5 persen.

Beberapa saham lain yang ikut mendorong pergerakan IHSG di antaranya berasal dari sektor properti. Saham-saham itu antara lain SMRA turun 4 persen, BSDE turun 3,4 persen, LPKR turun 1,9 persen. (np)