Bareksa.com - Semalam pada perdagangan pasar uang, nilai tukar rupiah merosot hingga mencapai Rp12.427 per dolar Amerika berdasar pada data Bloomberg. Pelemahan mata uang terjadi hampir di seluruh negara Asia akibat menguatnya dolar Amerika setelah harga minyak dunia kembali merosot ke level terendah dalam lima tahun.
Harga minyak mentah jenis brent dan WTI anjlok masing-masing menjadi $63,68 per barel dan $59,95 per barel berdasar pada data oil-price.net. Merosotnya harga minyak terjadi akibat kekhawatiran akan melambatnya pertumbuhan ekonomi Eropa dan China. Tercermin dari kemungkinan terjadinya deflasi -- penurunan harga barang -- di negara tersebut.
Bank Indonesia sendiri menahan BI Rate tetap 7,75 persen untuk bulan Desember 2014. "Kebijakan moneter ketat tetap berlangsung untuk mengontrol inflasi dan menjaga neraca perdagangan," tulis Bank Indonesia dalam siaran persnya, 10 Desember 2014.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo kepada media menyampaikan kekhawatiran akan neraca perdagangan November kembali mengalami defisit.
Impak pelemahan nilai tukar rupiah, investor asing mulai melakukan penjualan pada pasar keuangan. Pada obligasi pemerintah, investor asing sudah melakukan penjualan sebanyak Rp10,17 triliun periode tanggal 2 sampai 10 Desember 2014. Sementara pada periode yang sama di pasar saham dana investor asing keluar (outflow) sebanyak Rp2,29 triliun.
Grafik. Pergerakan nilai tukar rupiah
Sumber: Bareksa.com
(Selengkapnya data dapat di akses pada: Analisa Pasar)