Stock Movers: Investor Profit Taking INCO & ANTM; TRAM Lanjutkan Penurunan

Bareksa • 25 Nov 2014

an image
Pekerja membersihkan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari).Pekerja membersihkan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Plaza Bank Mandiri, Jakarta (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Harga nikel masih mengalami kenaikan hingga 12,7 persen dalam sebulan terakhir

Bareksa.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami penurunan pada perdagangan hari ini dipimpin penurunan saham sektor tambang nikel.

Hingga jam 11.16 WIB, harga saham INCO turun 2,41 persen menjadi Rp4.050 per saham begitu juga dengan harga saham ANTM yang turun 1,5 persen menjadi Rp985 per saham.

Penurunan harga dua saham perusahaan tambang nikel tersebut ternyata tidak diikuti penjualan asing yg besar. Berdasar data Bareksa hanya terjadi net sell asing sebesar Rp2 miliar pada dua saham tersebut.

Saham INCO dan ANTM memang sudah mengalami rally dalam satu minggu terakhir ini setelah harga nikel mulai mengalami kenaikan. Dalam sebulan terakhir harga nikel sudah naik sebanyak 12,7 persen menjadi $16.609 per ton.

Grafik. Harga Nikel Internasional

Sumber: www.lme.com, diolah Bareksa

Sementara itu aksi masif penjualan harga saham TRAM sejak dibukanya suspensi saham masih berlangsung. Sudah 4 hari berturut-turut harga saham menyentuh batas bawah auto rejection -- penurunan harga saham per hari maksimal 25 persen untuk kelompok harga saham Rp200 sampai Rp5.000 per saham --.

Harga saham TRAM ambrol 68,29 persen menjadi Rp585 per saham pada jam 11.16 WIB. Sebelum disuspend, harga saham masih berada pada harga Rp1.845 per saham.

Pada 6 Juni 2014, saham TRAM disuspend terkait dengan kasus penyelundupan minyak milik PT Pertamina yang melibatkan salah satu kapal milik PT Trada Maritime Tbk (TRAM) yakni kapal MT Jelita Bangsa.

Irawati Gardjito, Direktur Trada Maritime sudah mengkonfirmasi bahwa kerugian yang diakibatkan dari pembajakan kapal tersebut terhadap perseroan adalah potensi kehilangan pendapatan sekitar 5 persen.

Sementara jika dilihat dalam laporan keuangan Trada Maritime, sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini pendapatan hanya naik 1,58 persen menjadi $47,60 juta dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Tetapi laba anjlok 35,9 persen akibat adanya maintenance atas kapal-kapal yang dimiliki oleh trada.

Laba Januari hingga September 2014 laba bersih Trada Maritime turun menjadi $2,7 juta atau Rp3,38 per saham dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar $4,24 juta atau Rp5,02 per saham.

Hingga saat ini, Trada Maritime mengelola 40 kapal dimana dua diantaranya pada kondisi off-hired, salah satunya kapal MT Jelita Bangsa.

Grafik. Historikal pergerakan harga saham TRAM

Sumber: Bareksa.com