Chart of The Day: Investor Optimis Impak BBM Naik Ke Inflasi Rendah, Yield Turun

Bareksa • 05 Nov 2014

an image
Pergerakan yield obligasi tenor 10 tahun (Bareksa.com)

Investor mulai berani melakukan pembelian obligasi tenor panjang.

Bareksa.com - Yield obligasi tenor 10 tahun kembali berada dibawah level 8 persen, tepatnya 7,92 persen pada perdagangan kemarin. Terendah sejak awal September lalu menunjukan adanya optimisme investor di perdagangan obligasi.

Penurunan yield juga mengindikasikan bahwa ekspektasi inflasi akan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mendatang rendah, sehingga investor mulai berani untuk melakukan pembelian obligasi dengan tenor yang lebih panjang.

Obligasi tenor panjang lebih sensitif terhadap perubahan inflasi dibandingkan dengan tenor pendek.

Grafik: Pergerakan Yield Obligasi 10 Tahun

Source: Bareksa.com

Analis Obligasi PT Succorinvest, Ariawan memperhitungkan dengan adanya kenaikan harga BBM sebesar Rp2.000 per liter akan mendorong inflasi menjadi hanya berkisar 7-7,4 persen.

"Tanpa kenaikan inflasi tahun ini berkisar 5,1 persen. Setiap kenaikan BBM sebesar 10 persen dapat menambah inflasi sebesar 0,7 persen. Jadi jika BBM naik 30 persen atau sekitar Rp2.000 per liter, inflasi bertambah 2,1 persen dari kisaran awal," tambah Ari.

Inflasi mulai mengalami penurunan tahun ini imbas dari pelemahan nilai tukar rupiah serta kebijakan Bank Indonesia yang menaikan suku bunga acuan sebesar 175 basis poin tahun lalu menjadi 7,5 persen. Hal ini menghambat konsumsi terutama yang berasal dari impor.

 

Grafik: Inflasi Tahunan

Sumber: Bareksa.com

Ari juga menilai jika harga BBM benar-benar naik pada tahun ini, akan menjadi pertama kalinya efek kenaikan harga BBM ke inflasi dibawah 8 persen. Karena jika dilihat pada masa kenaikan harga BBM tahun 2005, 2008 dan 2013, ketiganya membawa dampak kenaikan inflasi diatas 8 persen. "Jadi kalau sekarang dampaknya hanya berkisar 7 persen berarti bagus. Ini yang menyebabkan pasar obligasi kembali bergairah."

*Selengkapnya data dapat di akses tautan berikut ini: Indikator Ekonomi Makro