Indeks Saham Naik; Pasar Menanti Kabinet Bersih, Proyeksi Kinerja Emiten Membaik

Bareksa • 22 Oct 2014

an image
Indonesia's new President Joko Widodo (front C) and first lady Iriana (R) pose for photographs after his inauguration in Jakarta October 20, 2014. (REUTERS/Jefri Tarigan)

Hingga jam 9.11 wib, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami kenaikan sebesar 0,72%

 

Bareksa.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami kenaikan ditengah penantian investor akan pembentukan kabinet yang bersih oleh Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, sementara analis memproyeksi laporan keuangan emiten kuartal III-2014 akan menunjukan perbaikan dibanding kuartal sebelumnya.

Didukung sentimen positif ini, IHSG naik sebesar 0,72 persen ke level 5.065,77 pada jam 9.11 wib.

Nilai tukar rupiah pagi ini melemah tipis ke level Rp11.995-12.015 per dolar Amerika dibandingkan sore kemarin yang berada di level Rp11.991-12.001 per dolar Amerika.

"Pagi ini rupiah dibuka sedikit melemah, namun rupiah kembali sentuh Rp12.000 dan bergerak stabil cenderung melemah. Rupiah pagi ini masih belum begitu ramai ditransaksikan," kata salah seorang currency dealer kepada Bareksa.com.

Investor masih berhati-hati akan hasil kabinet, apalagi setelah kemarin terdengar kabar yang beredar bahwa terdapat 15 nama dari 43 nama yang diajukan Jokowi dalam posisi Menteri memperoleh catatan merah dan kuning dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tetapi investor masih yakin bahwa Jokowi akan membentuk kabinet yang bersih. Penyerahan nama calon menteri ke KPK dan lembaga anti pencucian uang, PPATK, disambut baik oleh pasar. 

Diperkirakan dalam proses tunggu, pergerakan pasar saham cenderung datar (sideways). Sementara investor asing hingga pagi ini kembali ke posisi pembelian bersih (net buy) walau hanya sebesar Rp57,5 miliar.

Sore ini investor juga menunggu kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dimana diperkirakan rasio net interest margin (NIM) mulai stabil karena likuiditas mulai melonggar ditengah persaingan bunga deposito yang menurun. Selain itu juga rasio gagal bayar kredit (non performing loan / NPL) mengalami penurunan. (qs)