Mantul! Suku Bunga AS Naik, Harga Emas Meroket Tembus Rekor All Time High

Abdul Malik • 04 May 2023

an image
Ilustrasi investor yang berhasil meraih cuan dari lonjakan harga emas yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high). (Shutterstock)

Harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (4/5/2023) pagi, menyentuh US$2.072,19 per troy ons

Bareksa.com - Mantap betul! Harga emas hari ini, Kamis (4/5/2023) melambung menyentuh level tertinggi sepanjang masa (all time high), setelah bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin atau 0,25% jadi 5-5,25%.

Seperti dilansir CNBC Indonesia yang mengutip data Refinitiv, harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (4/5/2023) pagi, menyentuh US$2.072,19 per troy ons. Level ini merupakan tertinggi sepanjang masa. Posisi tertinggi harga emas, bukanlah pada penutupan perdagangan, yakni di posisi US$2.072,49 per troy ons.

Pada perdagangan Rabu (3/5/2023), harga emas ditutup di posisi US$2.039,02 per troy ons atau menguat 1,13% dari hari sebelumnya. Emas langsung terbang pada pagi hari ini. Setelah sempat menyentuh US$2.072, 19 per troy ons pada pagi hari ini, harga emas kemudian melandai dan berada di posisi US$2.056,77 per troy ons pada pukul 07:10 WIB. Harganya naik 0,87% dibandingkan penutupan kemarin.

Bila merujuk pada penutupan perdagangan, rekor tertinggi masih tercatat pada 6 Agustus 2020 di mana emas ditutup pada level US$2.063,19 per troy ons. Dalam catatan Refinitiv, hanya dua kali harga emas mampu ditutup di atas US$2.050 per troy ons yakni pada 6 Agustus 2020 dan 8 Maret 2022 (US$ 2.052, 41 per troy ons).

Lonjakan harga emas pada Agustus 2020 dipicu oleh kekhawatiran pasar dan warga dunia mengenai pandemi Covid-19. Lonjakan harga pada Maret 2022 adalah imbas ketidakpastian akibat perang.

Adapun lonjakan harga emas pada hari ini ditopang oleh keputusan The Fed. Bank sentral paling super power di dunia tersebut tetap mengerek suku bunga 25 bps menjadi 5,0-5,25% pada Rabu (3/5/2023). The Fed juga belum mengisyaratkan apakah kebijakannya akan segera melunak dengan menurunkan suku bunga. Namun, Chairman The Fed Jerome Powell mengisyaratkan akan mengakhiri kenaikan suku bunga.

Sebagai catatan, The Fed telah menaikkan suku bunga sebanyak 10 kali sejak Maret tahun lalu setelah inflasi AS melambung. Suku bunga saat ini adalah yang tertinggi sejak 2006 atau 12 tahun terakhir.

Beli Emas di Sini

Dolar AS Bisa Melemah

Tai Wong, analis independen emas, menjelaskan harga emas melonjak karena The Fed mengisyaratkan akan menghentikan kenaikan suku bunga. Dengan tidak adanya kenaikan maka dolar AS diharapkan akan melemah dan yield surat utang pemerintah AS akan melandai. Kondisi tersebut akan menguntungkan emas karena dolar semakin terjangkau untuk investasi.

Di sisi lain, emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield hanya merugikan emas. "Emas tetap naik meski ada pernyataan hawkish dari Powell. Pasar melihat jika The Fed akan segera menghentikan suku bunga," tutur Tai Wong, dikutip dari Reuters.

Analis Standard Chartered, Suki Cooper, mengatakan harga emas tetap terbang karena krisis perbankan dan utang pemerintah AS. "Pasar sangat khawatir dengan krisis perbankan regional AS dan persoalan pfaon utang pemerintah AS. Kondisi ini membuat emas untung," tutur Suki.

Senin dini hari (1/5/2023), krisis perbankan resmi memakan korban baru dengan regulator AS menyita First Republic Bank dan mencapai kesepakatan untuk menjual sebagian besar operasinya kepada JPMorgan Chase, bank terbesar di AS. Sebelumnya, tiga bank juga kolaps yakni Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Silvergate Bank.

Pasar juga dikhawatirkan dengan utang AS yang cenderung bermasalah. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan AS bakal gagal membayar utang (default) pada 1 Juni mendatang. Hal ini akibat alotnya pembahasan untuk menaikkan plafon utang AS. 

Krisis bagi emas adalah berkah. Status emas sebagai aset aman dan minim risiko membuat investor mencari sang logam mulia ketika ketidakpastian meningkat.

Beli Emas di Sini

Emas Bakal Untung

Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger, sebelumnya mengatakan kalau The Fed selesai dengan urusan kenaikan suku bunga agresif, maka emas akan sangat beruntung. Tapi, secara keseluruhan, inflasi AS tetap saja lebih tinggi dari perkiraan. Apalagi, dalam risalah rapat The Fed, terungkap para pembuat kebijakan mempertimbangkan opsi untuk berhenti menaikkan suku bunga. Mereka juga memproyeksikan tekanan sektor perbankan bakal mendorong ekonomi ke jurang resesi.

Harga emas pun berpeluang naik juga karena negara-negara seperti Brazil, India, Rusia, China, dan Afrika Selatan berencana untuk menaikkan cadangan emas. Logam mulia juga dapat tenaga tambahan dari kondisi geopolitik yang semakin bipolar dan perang di Ukraina.

Harga emas rata-rata pada kuartal IV diprediksi di level US$2.000. Sebab The Fed diperkirakan memangkas suku bunga acuan hingga 75 basis poin atau 0,75%. Kepala strategi komoditas Bank Belanda ING, Warren Patterson, sebelumnya mengatakan setelah reli besar selama tiga minggu terakhir, maka penurunan harga emas tak dapat dihindari.

"Sementara kami memperkirakan penurunan harga dalam jangka pendek, kami melihat harga emas bergerak lebih tinggi selama semester II 2023 dan memperkirakan emas spot rata-rata US$2.000 per ons selama kuarta IV 2023," kata Patterson. 

Seiring positifnya prediksi harga emas di kuartal IV 2023, maka jadi peluang menarik untuk berinvestasi logam mulia.

Beli Emas di Sini

(AM)

***

Ingin investasi emas dan reksadana di Bareksa? 

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store​
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS

DISCLAIMER

Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin.