Bareksa.com - Harga emas hari ini baik di pasar global maupun domestik terpantau turun. Namun, bagi investor yang menyimpan emas tidak perlu khawatir dengan naik turun harga emas harian, sebab ada strategi investasi untuk meraih cuan dari logam mulia.
Menurut pantauan Bareksa dari berbagai sumber, harga emas hari ini (15/12/2022) di pasar spot turun 0,63 persen ke US$1.795,86 per troy ons. Demikian juga, harga kontrak berjangka emas di Comex dengan pengantaran Februari 2023 turun 0,65% ke US$1.806,80 per troy ons.
Di dalam negeri, harga emas lokal di Pegadaian turun 0,21% ke Rp939.000 per gram. Hanya saja, harga emas Treasury di Bareksa Emas justru naik 0,16% ke Rp937.648 per gram.
Emas | Kenaikan (penurunan) | Harga |
Emas pasar spot | -0,63% | US$1.795,86 per troy ounce |
Emas Comex kontrak Februari 2023 | -0,65% | US$1.806,80 per troy ounce |
0,16% | Rp937.648 per gram | |
-0,21% | Rp939.000 per gram | |
Emas Antam | 0% | Rp1.013.000 per gram |
*Data emas spot dan Comex Sumber : Bisnis.com, logammulia.com, Bareksa
Emas batangan menjadi pilihan banyak investor sebagai bagian dari diversifikasi investasinya antara lain karena dipercaya kebal terhadap inflasi dan sebagai salah satu aset safe haven. Emas juga direkomendasikan banyak pihak sehingga bisa dipilih oleh investor pemula. Namun, perlu diingat bahwa instrumen investasi ini sebaiknya untuk tujuan jangka panjang setidaknya 5 tahun.
Lalu bagaimana sebaiknya mulai berinvestasi emas terutama oleh investor pemula? Pada dasarnya, tersedia banyak strategi investasi pun untuk berinvestasi emas. Tiga strategi investasi yang umum adalah dollar cost averaging/DCA, lump sum, dan constant share.
Seperti apa sebenarnya strategi investasi DCA, lump sum, dan constant share? Melansir pelbagai sumber, berikut ulasan mengenai strategi DCA, lump sum, dan constant share.
Strategi Dollar Cost Averaging/DCA adalah investasi rutin atau bertahap. Dengan DCA, investor berupaya untuk membagi transaksi investasi dengan memasukkan jumlah dana yang sama dalam nilai mata uang (dolar atau rupiah) dalam rentang waktu tertentu, sehingga didapatkan harga secara rata-rata.
Dapat diartikan, strategi DCA membuat investor membagi porsi investasi secara rutin, misalnya setiap bulan. Maka dalam DCA, pembelian emas untuk investasi dilakukan secara konsisten, misalnya setiap tanggal gajian. Dengan metode DCA, maka investasi logam mulia tidak perlu menunggu harga emas turun, karena kondisi pasar tertentu.
Nilai investasi akan dihitung secara rata-rata, karena bisa saja hari ini kamu membeli emas seharga Rp1 juta per gram, kemudian di bulan depan harganya Rp900.000 per gram. Dengan metode Dollar Cost Averaging, maka kamu tidak harus menebak-nebak kapan harga emas naik dan turun. Berikut ilustrasi agar semakin memahami strategi Dollar Cost Averaging.
Mari kita buat perumpamaan, penghasilan kamu Rp10 juta per bulan dan ingin investasi emas. Misalkan kamu mengalokasikan 10% dari gaji bulanan yang berarti Rp1 juta, untuk berinvestasi pada logam mulia tiap bulan. Lebih lanjut, sebut saja harga emas di bulan pertama adalah Rp1 juta per gram, maka kamu mendapatkan 1 gram emas dengan uang tersebut.
Lalu harga emas turun di bulan ke-2 jadi Rp750 ribu per gram, maka kamu bisa saja dapat emas seberat 1,3 gram di bulan kedua seharga Rp1 juta. Kemudian di bulan ke-3 harga emas kembali turun jadi Rp500 ribu per gram, dengan begitu kamu bisa membeli emas tersebut seberat 2 gram dengan modal Rp1 juta.
Tabel Ilustrasi Investasi Emas dengan Strategi DCA
Bulan ke- | Harga Emas (Rp/gr) | Nilai investasi (Rp) | Pembelian emas (gr) | Saldo Emas | Nilai Rata-Rata (Rp/gr) | |
gram | rupiah | |||||
1 | 1.000.000 | 1.000.000 | 1,00 | 1.00 | 1.000.000 | 1.000.000 |
2 | 750.000 | 1.000.000 | 1,33 | 2.33 | 2.000.000 | 857.143 |
3 | 500.000 | 1000.000 | 2,00 | 4.33 | 3.000.000 | 692.308 |
Maka seperti terlihat di dalam tabel, modal awal investor sebesar Rp3 juta dalam 3 bulan. Saldo emas yang dimiliki sebesar 4,33 gram setelah 3 bulan, dengan nilai rata-rata seharga Rp692.308 per gram.
Sementara itu dalam strategi lump sum, seorang investor menyetor sejumlah dana besar di awal investasi dan membiarkan uang investasi tersebut bergerak naik turun mengikuti perkembangan pasar, tanpa melakukan tambahan investasi (top up) sampai investor memutuskan untuk mencairkannya.
Investasi dengan model lump sum memerlukan modal yang cukup besar sehingga bisa saja menyulitkan sebagian calon investor, terutama yang memiliki alokasi investasi pas-pasan. Dalam strategi lump sum juga, jika seorang investor bisa masuk di saat yang tepat yaitu ketika harga menyentuh level terendah, tentu investor bisa meraih untung ketika menjual emas di harga tinggi. Tapi kan tidak ada yang bisa mengetahui kapan harga terendah itu datang.
Kelemahan investasi dengan cara ini adalah jika waktu yang digunakan untuk melakukan investasi kurang tepat dan investor tidak berorientasi jangka panjang. Saat harga emas turun ketika investor baru membelinya, maka dia bisa menghadapi kerugian.
Makanya, tidak semua investor cocok dengan strategi lump sum. Alasannya seorang investor harus tahu momen ketika masuk dan memiliki dana yang cukup besar agar keuntungan maksimal.
Di sisi lain dengan strategi constant share, seorang investor bisa membeli emas secara rutin mengacu pada jumlah unitnya, bukan nilai uangnya seperti pada DCA. Kelebihan utama dari strategi constant share adalah investor dapat dengan mudah menghitung jumlah unit yang dimiliki dalam jangka waktu tertentu.
Hanya saja, jika memilih strategi constant share harus siap mengalokasikan dana investasi yang sangat bervariasi setiap bulannya. Hal tersebut tak lain karena harga emas setiap harinya berubah.
Sebagai gambaran penerapan strategi constant share, mari kita buat ilustrasi. Misalkan kamu rutin membeli emas logam mulia ukuran 1 gram tiap bulannya sejak 5 tahun lalu.
Maka dalam setahun, kamu bisa memiliki emas batangan sebesar 12 gram. Hingga misalnya dalam 5 tahun maka ukuran emas yang dimiliki sudah mencapai 60 gram.
Jadi, strategi investasi emas apa yang akan kamu pilih?
Jaza Yusron, Analis Treasury (PT Indonesia Logam Pratama) menyampaikan pada prinsipnya dalam memilih strategi investasi disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi. Namun, khusus bagi investor emas pemula, Jaza menyarankan bisa lebih mempertimbangkan DCA.
"Kalau investor pemula cocoknya yang DCA. Buat sekalian ngebentuk habit investasinya," kata Jaza Yusron, Analis Treasury (PT Indonesia Logam Pratama) kepada Bareksa, belum lama ini.
"Dari tabel di atas, sebenernya kalau mau strategi lump sum sebaiknya harus sudah bisa analisa dulu dan punya modal yang cukup besar baru deh bisa pakai lump sum," kata Jaza.
Di sisi lain, ia menyampaikan dalam strategi DCA seorang investor bisa mengecualikan apa yang mestinya diketahui jika memilih strategi lump sum. "Kalau DCA lebih casual, tidak perlu terlalu pusing mikirin pergerakan harga," kata Jaza.
Apapun pilihan strateginya, kamu bisa investasi emas di Bareksa melalui fitur Bareksa Emas.
Salah satu cara mudah investasi emas adalah dengan memanfaatkan fitur Bareksa Emas yang tersedia di Bareksa. Dengan demikian, Kamu bisa melakukan investasi emas dari dan kapan saja karena transaksi dilakukan secara online.
Terlebih, Bareksa Emas menyambut mitra terbaru, yaitu Treasury sebagai alternatif pilihan investor untuk memiliki emas fisik yang bisa dibeli secara digital atau emas online.
Emas Treasury menawarkan harga yang kompetitif, mudah dan aman. Treasury telah berlisensi sebagai Pedagang Emas Digital dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan.
Investasi Emas Aman dan Mudah, Klik di Sini
Seiring positifnya prediksi tren harga emas, Smart Investor juga berpeluang meraih double cuan. Yakni cuan dari potensi keuntungan dari investasi emas, dan cuan dari hadiah karena berinvestasi logam mulai di Bareksa Emas.
Bareksa dan Treasury saat ini mengadakan Promo 12.12 FundFest Bareksa Emas Treasury berhadiah menarik untuk investor baru maupun investor setia. Tersedia hadiah voucher emas senilai Rp50.000 untuk investor baru dan voucher emas Rp250.000, Rp100.000 dan Rp50.000 untuk investor pembeli terbesar. Catat minimal pembelian dan kode promonya berikut ini :
Khusus transaksi pertama emas minimal Rp250.000
Kode promo : FIRSTT12
Minimal pembelian emas Rp2,5 juta
Kode promo : 12TREA250
Minimal pembelian emas Rp1 juta
Kode promo : 12TREA100
Minimal pembelian emas Rp500.000
Kode promo : 12TREA50
Simak juga syarat dan ketentuan promo FundFest 12.12 Bareksa Emas Treasury berikut ini :
1. Periode promo 5 - 31 Desember 2022
2. Berlaku KHUSUS untuk pembelian Bareksa Emas TREASURY dengan metode pembayaran apa saja dengan memasukan kode promo yang dipilih
3. Program promo tidak berlaku untuk karyawan Bareksa
4. Investor dengan nominal pembelian terbesar berhak memenangkan hadiah
5. Satu investor hanya berhak memenangkan satu jenis hadiah pada program promo dalam satu periode selama kuota tersedia
6. Bareksa akan mengumumkan pemenang pada tanggal 21 Januari 2023 melalui sosial media Bareksa dan email
7. Hadiah tidak dapat diuangkan dan dipindah tangankan
8. Keputusan Bareksa menentukan pemenang bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat
9. Seluruh pajak hadiah ditanggung Bareksa
10. Bareksa dapat membatalkan pemenang jika investor terbukti melakukan kecurangan, atau tidak dapat dihubungi
Ingin dapat cuan dari investasi emas sekaligus dapat hadiah promonya? Yuk cuss segera investasi emas di Bareksa Emas.
Mau Investasi Emas Sekarang, Klik di Sini
(Martina Priyanti/hm)
***
Ingin berinvestasi aman di emas dan reksadana secara online yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Beli emas, klik tautan ini
- Download aplikasi reksadana Bareksa di App Store
- Download aplikasi reksadana Bareksa di Google Playstore
- Belajar reksadana, klik untuk gabung Komunitas Bareksa di Facebook. GRATIS
DISCLAIMER
Fitur Bareksa Emas dikelola oleh PT Bareksa Inovasi Digital, berkerja sama dengan Mitra Emas berizin