Terdongkrak Lonjakan Harga Emas, Begini Kinerja Reksadana dengan Saham ANTM

Bareksa.com - Harga emas yang terus memecahkan rekor mendongkrak kinerja harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Sepanjang perdagangan kemarin (6/8/2020), harga saham ANTM melesat hingga 11,33 persen atau 85 poin ke level Rp835 per saham. Pada pagi ini (7/8/2020), harga saham ANTM langsung dibuka menghijau di level Rp850 per saham atau naik 1,8 persen.

Sepanjang 3 bulan terakhir (per 6 Agustus 2020), harga saham ANTM sudah terbang 56 persen.

Sumber : Bareksa

Laju saham ANTM seiring dengan kenaikan harga emas produksi perseroan. Kemarin harga emas Antam ukuran 1 gram naik Rp6.000 ke posisi Rp1.054.000. Pada perdagangan hari ini Jumat (7/8/2020) harga emas Antam naik jadi Rp1.065.000 per gram atau naik Rp11.000.

Lonjakan itu senada dengan harga emas dunia yang kembali cetak rekor. Dikutip Reuters, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, melonjak jadi US$ 20,1 atau 0,98 persen dan ditutup pada US$2.069,40 per troy ounce pada perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat atau jumat pagi WIB. Lonjakan harga emas seiring investor berbondong-bondong memburu aset safe haven, akibat gejolak pasar terdampak pandemi Covid-19.

Seiring lonjakan harga saham ANTM, apa saja produk reksadana yang di dalamnya memiliki portofolio saham tersebut? Berdasarkan daftar reksadana yang dijual di Bareksa, ada empat produk reksadana yang memiliki saham ANTM dalam portofolionya sebagaimana tertera dalam fund fact sheet per Juni 2020. Keempatnya merupakan produk kelolaan PT Sucorinvest Asset Management, yakni :

1. Sucorinvest Equity Fund
2. Sucorinvest Flexi Fund
3. Sucorinvest Sharia Maxi Fund
4. Sucorinvest Sharia Equity Fund

Keempat produk bisa dibeli di Bareksa dengan harga mulai Rp100.000.

Kinerja Reksadana dengan Portofolio ANTM

Berdasarkan data Bareksa, secara month to date per 6 Agustus 2020 keempat reksadana tersebut membukukan imbal hasil positif dengan return antara 2,29 persen hingga 5,18 persen. Kenaikan imbalan tertinggi dibukukan Sucorinvest Equity Fund dengan return 5,18 persen, kemudian disusul Sucorinvest Sharia Equity Fund (4,5 persen), Sucorinvest Maxi Fund (3,25 persen) dan Sucorinvest Flexi Fund (2,29 persen).

Sumber : Bareksa

Dalam 3 bulan terakhir kinerja empat reksadana Sucor tersebut membukukan imbal hasil positif antara 3,04 persen hingga 20,13 persen. Lonjakan tertinggi dibukukan Sucorinvest Equity Fund dengan kenaikan harga nilai aktiva bersih mencapai 20,13 persen. Kemudian disusul Sucorinvest Flexi Fund dengan return 4,65 persen, Sucorinvest Sharia Equity Fund (4,41 persen) dan Sucorinvest Maxi Fund (3,04 persen). 

Sumber : Bareksa

Meski begitu secara year to date, keempat reksadana tersebut masih mencatatkan kinerja negatif dengan penurunan terdalam dicatatkan Sucorinvest Sharia Equity Fund yang minus 22,29 persen. Anjloknya kinerja secara YtD seiring dengan masih minusnya kinerja pasar saham sepanjang tahun ini. 

Sumber : Bareksa

Reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.

Reksadana juga diartikan sebagai salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka.

Simak ulasan tips untuk memaksimalkan keuntungan berinvestasi di reksadana : Tips Menabung di Reksadana Agar Tujuan Investasi Dapat Tercapai

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.