Ingin Raih Potensi Untung Logam Mulia? Ini Lima Tips Investasi Emas
Kenali dulu keuntungan dan risiko sebelum memutuskan berinvestasi emas
Kenali dulu keuntungan dan risiko sebelum memutuskan berinvestasi emas
Bareksa.com - Penyebaran virus corona Covid-19 telah memberi dampak bagi ekonomi, bahkan menurut prediksi bisa membawa resesi secara global. Akibatnya, investor mulai berburu aset aman (safe haven), seperti emas.
Siapa yang tidak tahu logam mulia berwarna kuning ini. Emas sebagai investasi aman diharapkan nilainya dapat bertahan dan bahkan mampu meningkat saat kondisi pasar keuangan mengalami goncangan, atau ketika aset investasi lain turun.
Founder/CEO Indogold, Indra Sjuriah, CFP mengatakan bahwa emas bisa bisa menjadi sebuah safe haven. Sebab, nilai emas stabil dan cenderung untuk selalu mengalahkan inflasi.
Promo Terbaru di Bareksa
"Terlebih lagi, kita di Indonesia bisa mendapat potensi keuntungan emas dari sisi nilai tukar atau kurs. Sebab, emas di pasar global ditransaksikan dengan dolar AS dan ketika dolar AS menguat sehingga rupiah melemah, kita mendapat keuntungan dari selisih kurs itu," ujarnya dalam video conference bersama Bareksa, 6 April 2020.
Sebelum kita mulai berinvestasi logam mulia, ada baiknya kita mengenai hal-hal yang perlu dilakukan dan dihindari sebelum mulai membeli emas. Indra memberikan lima tips untuk masyarakat yang tertarik berinvestasi emas.
1. Tujuan investasi
Pastikan dulu kita memiliki tujuan investasi, yakni untuk apakah dana investasi emas tersebut akan digunakan, contoh untuk membeli rumah, biaya pendidikan, atau pesta pernikahan. Dari situ, kita bisa merencanakan perkiraan modal dan jangka waktu berinvestasi.
2. Disiplin
Kalau kita sudah mengetahui untuk apa hasil dana investasi tersebut, kita harus mengikuti rencana yang sudah kita buat. Dengan disiplin untuk terus membeli emas atau menambah nilai investasi kita, tujuan kita bisa tercapai.
"Stick to the plan (ikuti rencana). Dengan disiplin, kita bisa mencapai tujuan investasi tersebut," kata Indra.
3. Entry point
Setelah kita sudah memiliki rencana investasi, kita juga perlu melihat harga emas untuk mendapatkan harga terbaik untuk membelinya (entry point). Misalnya, dalam jangka waktu setahun kita lihat harga tertinggi dan harga terendahnya.
Lalu, misalnya kita ingin disiplin investasi tiap bulan, di saat harga turun, kita bisa membeli lebih banyak daripada biasanya. Contoh, bila kita biasa membeli emas sebesar 0,5 gram per bulan, ketika harga turun, kita bisa membeli 0,6 gram.
"Harga yang murah dalam jangka waktu tertentu bisa kita jadikan entry point, jadi kita bisa membeli lebih banyak daripada biasanya."
4. Penyimpanan
Logam mulia bisa dengan mudah disimpan di rumah. Akan tetapi ada risikonya, yaitu risiko kehilangan atau pencurian. Karena itu, menggunakan fasilitas titipan juga bisa menjadi salah satu opsi untuk keamanan, meski ada biaya tambahan.
Di BareksaEmas, yaitu fitur jual beli emas online dengan fasilitas titipan, untuk saat ini investor masih dibebaskan dari biaya penitipan. Jadi, selama kita membeli emas dan menitipkannya, kita bisa merasa lebih aman.
5. Waspada risiko kurs
Bagi investor Indonesia, nilai tukar rupiah bisa menjadi sebuah risiko, sekaligus potensi. Sebab, harga emas di pasar global menggunakan dolar AS, sehingga pelemahan rupiah terhadap dolar bisa membuat harga emas menjadi naik.
Dalam sejumlah krisis yang dialami Indonesia, harga emas cenderung naik karena nilai tukar dolar AS juga menguat terhadap rupiah. Padahal, di pasar global yang menggunakan dolar AS, harga emas bisa naik turun.
"Kalau dilihat secara jangka panjang, emas bisa memberikan long term gain (keuntungan jangka panjang). Kenaikan harga emas juga bisa mengalahkan inflasi sehingga bisa menjadi satu pilihan bagi investor konservatif," kata Indra.
Tidak ingin repot membeli emas saat arahan pemerintah untuk tinggal di rumah? Kita bisa coba BareksaEmas, yakni fitur jual beli emas secara online dengan fasilitas titipan. Bagi investor yang sudah terdaftar di Bareksa bisa membeli emas mulai dari ukuran 0,1 gram.
Selama periode 6-30 April 2020, Bareksa dan OVO juga sedang melakukan gerakan #InvestasiLawanCorona. Kita bisa berinvestasi emas sekaligus berdonasi, caranya di sini.
* * *
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.380,8 | 0,92% | 4,71% | 7,40% | 8,62% | 19,16% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.092,66 | 0,57% | 5,07% | 6,91% | 7,37% | 2,63% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.077,58 | 0,70% | 3,96% | 6,88% | 7,72% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.841,58 | 0,57% | 3,90% | 6,49% | 7,39% | 17,03% | 39,60% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.264,86 | 0,83% | 3,79% | 6,28% | 7,09% | 19,79% | 35,58% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.