BI Optimis Ekonomi Pulih, Siapkan 5 Strategi Ini
Prasyarat utama pemulihan ekonomi adalah vaksinasi Covid-19 dan protokol kesehatan
Prasyarat utama pemulihan ekonomi adalah vaksinasi Covid-19 dan protokol kesehatan
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) optimis pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan penguatan sinergi melalui satu prasyarat dan lima strategi.
Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020, menjelaskan satu prasyarat tersebut adalah vaksinasi dan disiplin protokol COVID-19.
"Episentrum krisis kita kali ini adalah pandemi Covid-19. Karenanya vaksinasi dan disiplin protokol kesehatan sangatlah penting untuk menjaga kesehatan," ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2020 yang diselenggarakan secara virtual pada hari ini (3/12) di Jakarta.
Promo Terbaru di Bareksa
Selanjutnya, Perry menjelaskan lima strategi respons kebijakan Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi nasional sebagai berikut :
- pembukaan sektor produktif dan aman,
- percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran),
- peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran,
- stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial, dan
- digitalisasi ekonomi dan keuangan, khususnya UMKM.
Pada kesempatan yang sama, Presiden RI, Joko Widodo, menekankan bahwa momentum pertumbuhan positif ini harus dijaga. Pelaksanaan protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin dan terus waspada serta tidak lengah agar tidak ada gelombang kedua pandemi yang akan merugikan upaya dan pengorbanan yang telah dilakukan.
Pemulihan ekonomi nasional yang tengah berlangsung diprakirakan semakin meningkat. Pada tahun 2021, ekonomi Indonesia diprakirakan tumbuh mencapai 4,8-5,8 persen, didukung oleh peningkatan kinerja ekspor, konsumsi swasta dan pemerintah, serta investasi baik dari belanja modal Pemerintah maupun dari masuknya PMA sebagai respons positif terhadap UU Cipta Kerja.
Pertumbuhan di seluruh wilayah juga akan meningkat, khususnya Jawa serta wilayah Sulawesi-Maluku-Papua. Stabilitas makroekonomi terjaga dengan inflasi yang akan terkendali sesuai sasaran 2-4 persen serta nilai tukar Rupiah yang akan bergerak stabil dan berpotensi menguat.
Stabilitas eksternal terjaga, dengan surplus neraca pembayaran didukung defisit transaksi berjalan yang rendah di sekitar 1,0-2,0 persen PDB. Stabilitas sistem keuangan juga semakin membaik, dengan rasio permodalan yang tinggi, NPL yang rendah, serta pertumbuhan DPK dan kredit yang masing-masing meningkat ke sekitar 7-9 persen pada 2021. Hal ini disampaikan pada kesempatan yang sama oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Momentum pemulihan ekonomi nasional perlu terus didorong dengan memperkuat sinergi membangun optimisme oleh semua pihak baik Pemerintah (Pusat dan Daerah), Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), perbankan dan berbagai pihak lainnya.
Bank Indonesia mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui stimulus kebijakan moneter yang akan dilanjutkan di tahun 2021 yang antara lain ditempuh melalui:
- stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai fundamental dan mekanisme pasar tetap dijaga,
- suku bunga yang akan tetap rendah, sampai dengan muncul tanda-tanda tekanan inflasi meningkat, dan
- melanjutkan pembelian SBN dari pasar perdana untuk pembiayaan APBN Tahun 2021 sebagai pembeli siaga (non-competitive bidder) dan kebijakan makroprudensial yang juga tetap akan akomodatif pada tahun 2021.
Bank Indonesia juga akan terus mengakselerasi implementasi Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, mempercepat Pendalaman pasar uang sesuai Blueprint Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025, terus mendukung pengembangan ekonomi-keuangan Syariah dan UMKM, dan terus aktif dalam berbagai forum internasional dari sisi kebijakan internasional. Bank Indonesia juga akan terus mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, yang terkoordinasi erat dengan Pemerintah dan KSSK, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
PTBI diselenggarakan rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia. Paparan ini sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia.
* * *
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.