OJK Dorong Pengembangan Securities Crowdfunding untuk Pendanaan UMKM
Transformasi digital mempercepat recovery ekonomi dari resesi akibat pandemi
Transformasi digital mempercepat recovery ekonomi dari resesi akibat pandemi
Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong pencarian dana bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui pasar modal yang didukung dengan teknologi, dengan skema yang disebut securities crowdfunding. Penggunaan teknologi untuk keuangan ini diharapkan bisa mendorong pemulihan ekonomi nasional lebih cepat.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso memandang pengembangan keuangan digital perlu didukung adanya ekosistem ekonomi digital. Saat ini, sudah ada 381 pelaku ekonomi digital yang berada di bawah pengawasan OJK, Bank Indonesia, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Keuangan.
Di bawah OJK, saat ini ada inovasi keuangan digital (IKD), peer-to-peer lending (P2P lending), dan equity crowdfunding. Di samping itu, OJK juga akan mendorong pengembangan securities crowdfunding, yang memungkinkan bisnis baru dan belum terakses bank bisa mencari pembiayaan dari pasar modal.
Promo Terbaru di Bareksa
"Kami mendorong securities crowdfunding, untuk mencari dana dari pasar modal. Kami punya peraturan baru, produk baru yang akan kita endorse," ujar Wimboh dalam Kuliah Umum OJK Mengajar dengan topik Transformasi Digital dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, 19 November 2020.
Dia memberikan contoh, securities crowdfunding bisa digunakan oleh generasi muda yang ingin mengambil kredit tetapi belum punya profil kredit untuk mengajukan ke bank. Biasanya, mereka ingin menjadi supplier atau kontraktor bagi pemerintah daerah (pemda) dan membutuhkan dana besar untuk sebuah proyek.
Dengan securities crowdfunding, sebuah bisnis bisa mencari pendanaan dari satu investor atau beberapa investor. Lalu funding tersebut bisa dilindung nilai (hedge) untuk jangka waktu tertentu.
"Ini adalah platform baru akan kita sosialisasikan dan kita dorong. Jadi kalau ingin mengajukan kredit ke bank tetapi track record belum lengkap, bisa lewat pasar modal," kata Wimboh.
Wimboh mengatakan bahwa digitalisasi ekosistem keuangan mencakup tidak hanya pelaku industrinya, tetapi juga masyarakat yang menggunakan jasa keuangan. Sebagai contoh, UMKM bisa menggunakan platform untuk mencari pembiayaan, lalu memasarkan produknya secara online. Pembeli atau pengguna jasa UMKM tersebut mengakses produk juga menggunakan teknologi, sehingga terjadilah ekosistem digital ini.
"Transformasi digital ini mempercepat recovery ekonomi dari resesi yang disebakan oleh pandemi Covid. Kita tidak usah menunggi vaksin Covid selesai, agar sektor keuangan tidak terlalu berat," kata Wimboh.
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini adalah kinerja masa lalu dan tidak menjamin kinerja di masa mendatang. Investor wajib membaca dan memahami prospektus dan fund fact sheet dalam berinvestasi reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.382,96 | 0,58% | 4,31% | 7,57% | 8,73% | 19,20% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.094,08 | 0,44% | 4,48% | 7,05% | 7,51% | 2,61% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.079,18 | 0,60% | 3,97% | 7,04% | 7,74% | - | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.844,13 | 0,53% | 3,89% | 6,64% | 7,38% | 16,99% | 40,43% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.269,81 | 0,81% | 3,87% | 6,51% | 7,19% | 20,23% | 35,64% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.