BI : Ekonomi Global dan Domestik Menunjukkan Tanda Perbaikan

Bareksa • 01 Sep 2020

an image
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp)

BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)

Bareksa.com - Direktur Eksekutif Informasi Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, menyatakan BI menilai perekonomian global dan domestik mulai menunjukkan tanda perbaikan setelah mengalami tekanan berat pada triwulan II 2020 akibat dampak pandemi Covid-19.

"Menyikapi perkembangan tersebut dan hasil asesmen keseluruhan, makanya BI dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) tanggal 18-19 Agustus 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 4 persen serta menekankan pada jalur kuantitas melalui penyediaan likuiditas untuk mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19, termasuk dukungan BI kepada pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN tahun 2020," demikian intisari Laporan Kebijakan Moneter triwulan II 2020 yang diterbitkan Jumat (28/8/2020).

Onny mengatakan perekonomian global mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, meskipun terdapat ketidakpastian di pasar keuangan.

"Perkembangan terkini mengindikasikan perbaikan ekonomi mulai terlihat di beberapa negara, khususnya di China didorong dampak penyebaran pandemi Covid-19 yang telah berkurang dan stimulus kebijakan fiskal yang besar. Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global meningkat didorong kekhawatiran terhadap terjadinya gelombang kedua pandemi Covid-19, prospek pemulihan ekonomi global, dan kenaikan tensi geopolitik AS - Tiongkok," jelasnya,

Di sisi lain, kata Onny, perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik mulai terindikasi pada Juli 2020 setelah mengalami kontraksi pada triwulan II 2020. Pada semester II 2020, pertumbuhan ekonomi domestik diprakirakan membaik, didorong oleh kenaikan permintaan domestik sejalan relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), peningkatan realisasi APBN sebagai stimulus kebijakan fiskal, berlanjutnya stimulus kebijakan moneter, kemajuan dalam restrukturisasi kredit dan dunia usaha, serta dampak positif meluasnya penggunaan media digital.

"Ketahanan perekonomian Indonesia tetap baik. Hal itu tercermin pada Neraca Pembayaran Indonesia yang mencatat surplus, cadangan devisa yang meningkat, dan nilai tukar rupiah yang tetap terkendali dengan mekanisme pasar yang berjalan baik," ucapnya.

Dia melanjutkan, inflasi tetap rendah dipengaruhi permintaan domestik yang lemah. Kondisi likuiditas perbankan juga lebih dari cukup dengan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga, meskipun risiko dari dampak meluasnya penyebaran Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan terus dicermati.

"Ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," kata Onny.

(AM)

***

Ingin berinvestasi yang aman di reksadana dan diawasi OJK?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.