Bareksa.com - Badan Pusat Statistik mengumumkan perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan II 2020 mencapai Rp3.687,7 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.589,6 triliun.
Secara year on year (YoY) atau dibandingkan kuartal II 2019, ekonomi Indonesia minus 5,32 persen, secara kuartal per kuartal (QtQ) turun 4,19 persen dan secara akumulasi semester I 2020 dibandingkan semester I tahun lalu terkontraksi 1,26 persen.
Sumber : BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan kontraksi terjadi pada hampir semua lapangan usaha. Secara YoY dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami penurunan terdalam yakni 30,84 persen. Kemudian sektor penyediaan akomodasi dan makan minum minus 22,02 persen, serta industri pengolahan yang memiliki peran dominan juga turun 6,19 persen.
"Di sisi lain, beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan positif, di antaranya Informasi dan Komunikasi 10,88 persen; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang 4,56 persen; dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial 3,71 persen. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga tumbuh 2,19 persen," ujar Kecuk dalam keterangannya (5/8/2020).
Sumber : BPS
Senada, berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2020 secara YoY, sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha informasi dan komunikasi 0,58 persen. Kemudian diikuti pertanian, kehutanan, dan perikanan yang naik 0,29 persen dan real estat 0,07 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia dari lapangan usaha lainnya terkontraksi 6,26 persen.
Sumber : BPS
Kecuk menyatakan struktur PDB Indonesia menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku pada triwulan II-2020 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian Indonesia masih didominasi oleh sektor industri pengolahan yang berkontribusi 19,87 persen, diikuti oleh pertanian, kehutanan dan perikanan (15,46 persen), perdagangan besar-eceran, reparasi mobil-sepeda motor (12,84 persen), dan konstruksi (10,56 persen). Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Indonesia mencapai 58,73 persen.
Sumber : BPS
Kuartal per Kuartal
Secara kuartal per kuartal (QtQ), menurut Kecuk, ekonomi Indonesia pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi pertumbuhan 4,19 persen. Penurunan itu di antaranya disumbang sektor transportasi dan pergudangan yang mencatatkan penurunan terdalam hingga 29,22 persen. Kemudian penyediaan akomodasi dan makan minum turun 22,31 persen dan jasa lainnya 15,12 persen.
Meski begitu, ada beberapa lapangan usaha yang masih tumbuh positif yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang naik 16,24 persen, informasi dan komunikasi (3,44 persen) dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (1,28 persen).
Sumber : BPS
Semester I 2019
Kecuk mengatakan ekonomi Indonesia pada semester I 2020 terhadap semester I 2019 mengalami kontraksi 1,26 persen. Senada dengan periode kuartalan, secara akumulasi pada semester I 2020 penurunan terdalam dicatatkan sektor transportasi dan pergudangan yang minus 15,07 persen. Kemudian sektor penyediaan akomodasi dan makan minum negatif 10,13 persen dan jasa perusahaan minus 3,48 persen.
"Sebaliknya beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan positif pada semester I, di antaranya sektor informasi dan komunikasi naik 10,35 persen, jasa kesehatan dan kegiatan sosial 7,01 persen dan jasa keuangan dan asuransi 5,87 persen," Kecuk menjelaskan.
Sumber : BPS
Sementara dari sisi pengeluaran semua komponen terkontraksi, dengan penurunan terdalam terjadi pada komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) yang minus 6,44 persen.
Struktur Ekonomi Berdasarkan Wilayah
Struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan II 2020 didominasi oleh Pulau Jawa yang menyumbang 58,55 persen yang kinerja ekonominya anjlok 6,69 persen. Meski begitu, beberapa wilayah seperti Maluku dan Papua berhasil tetap tumbuh 2,36 persen, namun kontribusinya kecil atau kurang dari 3 persen dibandingkan wilayah lainnya.
Sumber : BPS
Pengumuman PDB kuartal II 2020 hari ini ditunggu oleh para pelaku pasar. Dilansir CNBC Indonesia, konsensus pasar memperkirakan ekonomi Tanah Air pada periode April-Juni 2020 terkontraksi 4,53 persen YoY dan -2,89 persen QtQ. Untuk keseluruhan 2020, konsensus memperkirakan ekonomi RI minus 0,155 persen. Minusnya ekonomi nasional seiring dampak pandemi Covid-19.
Jelang pengumuman PDB ini, beberapa hari terakhir Indeks Harga Saham Gabungan bergejolak dan memerah karena Indonesia dinilai mengalami resesi secara teknikal. Adapun menurut teori ekonomi, resesi adalah suatu keadaan ketika pertumbahan ekonomi mengalami kontraksi atau minus selama dua kuartal beruturut-turut. Pada kuartal I 2020, ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,97 persen.
IHSG pada perdagangan Rabu (5/8/20) bergerak ke zona merah jelang penutupan perdagangan sesi I. Indeks minus 0,24 persen di level 5.062, tapi kemudian sempat hijau, lalu memerah kembali. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih Rp175 miliar di pasar reguler hari ini dengan total nilai transaksi bursa menyentuh Rp4,36 triliun.
(*)