Bareksa.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pasar saham dalam negeri sudah mulai kembali setelah beberapa waktu lalu sempat mengalami penurunan tajam bahkan sempat menyentuh level terendah di 3.911,71.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso mengatakan pasar saham sudah mulai menunjukkan tren rebound sejak 26-27 Maret yang lalu di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Dalam keadaan pasar yang berfluktuasi tajam beberapa waktu lalu, Wimbih seperti dikutip CNBC Indonesia menjelaskan, pihaknya telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk pasar modal. Tujuannya tak lain untuk menjaga pasar agar terus mengalami penurunan tajam.
Kebijakan dimaksud antara lain memangkas jam perdagangan bursa selama 1,5 jam dari jam perdagangan normal. Kebijakan ini berlaku sejak Senin, 30 Maret 2020 hingga waktu yang diumumkan selanjutnya oleh otoritas pasar modal.
Selain itu, OJK juga memberikan keleluasaan kepada emiten untuk melakukan pembelian kembali (buyback) saham tanpa meminta persetujuan terlebih dahulu dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Menurut data OJK, 60 emiten telah menyampaikan rencana tersebut dengan outstanding dana yang disiapkan senilai Rp20,03 triliun untuk aksi korporasi ini.
OJK dan bursa juga telah menerapkan kebijakan untuk menghentikan perdagangan sementara (halt) selama 30 menit jika indeks turun 5 persen dalam perdagangan intraday. Sejak kebijakan ini dikeluarkan pada 10 Maret 2020, IHSG tercatat mengalami halt sebanyak enam kali dalam waktu kurang lebih dua pekan.
"Seluruh dunia sudah ada sentimen positif, kalau recover kan nggak bisa straight line, tapi trennya sudah positif," kata Wimboh, Kamis (16/4/2020).
Pada perdagangan hari ini, Jumat (17/4/2020), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 3,44 persen ke level 4.634,82. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp7,17 triliun.
5 Produk Reksadana Saham
Tren positif pada saham, nampak juga pada kinerja reksadana berbasis saham terutama reksadana saham dalam sebulan terakhir atau sejak diberlakukannya imbauan bekerja dari rumah bagi dunia usaha berkantor di wilayah Ibu Kota Jakarta pada 16 Maret 2020.
Pada marketplace Bareksa, terdapat top 5 reksadana saham yang berhasil membukukan imbal hasil (return) tertinggi di kisaran 1,84 persen - 6,42 persen dalam sebulan terakhir.
Sumber : Bareksa
Kelima reksadana saham dimaksud adalah pertama, BNP Paribas Cakra Syariah USD yang berhasil membukukan return 6,42 persen dalam satu bulan. Kedua, Schroder Global Sharia Equity Fund dengan return 4,39 persen.
Kemudian ketiga, Aberdeen Standard Syariah Asia Pasific Equity USD Fund dengan return 3,32 persen. Keempat, HPAM Syariah Ekuitas dengan return 2,53 persen. Kelima, Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS dengan return 1,84 persen.
Reksadana ialah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang telah terkumpul tersebut nantinya akan diinvestasikan oleh manajer investasi ke dalam beberapa instrumen investasi seperti saham, obligasi, atau deposito.
Sedangkan reksadana saham, berisikan mayoritas saham yang memiliki risiko berfluktuasi tinggi dalam jangka pendek tetapi berpotensi memberi imbal hasil tinggi dalam jangka panjang. Karenanya, reksadana saham disarankan untuk investor agresif dengan profil risiko tinggi dan jangka waktu panjang.
(AM)
***
Ingin berinvestasi aman di reksadana yang diawasi OJK?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.