Bareksa,.com - OVO, platform pembayaran digital terdepan di Indonesia, kembali menegaskan komitmennya dalam memberikan edukasi dan sosialisasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). OVO berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat maupun usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tentang QRIS di tengah perkembangan ekonomi digital.
"Karena itu, OVO senantiasa berperan aktif mendukung inisiatif Bank Indonesia mempercepat penetrasi ekonomi digital di kalangan UMKM, dengan turut ambil bagian dalam acara Fintech Festival Bank Indonesia (FifesBI)," kata President Director OVO, Karaniya Dharmasaputra, dilansir investor.id (13/11/2019)
Acara yang digelar pada 9-10 November 2019 di Cirebon Super Block Mall, Jawa Barat, tersebut turut dihadiri oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Fadhil Nugroho. Karaniya mengatakan pihaknya berkomitmen penuh mendukung misi pemerintah dalam menciptakan ekosistem keuangan digital yang inklusif.
“Kami bangga kembali dipercaya untuk turut serta dalam inisiatif Bank Indonesia guna memperdalam adopsi transaksi nontunai, khususnya dengan penggunaan QRIS yang nantinya digunakan secara menyeluruh pada tanggal 1 Januari 2020,” katanya.
Pada acara FifesBI di Cirebon, OVO berkesempatan untuk memberikan pemahaman kepada UMKM dalam menghadapi ekonomi digital sebagai salah satu sumber untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
“Melalui penggunaan QRIS, kami berharap dapat memberdayakan lebih banyak UMKM di Indonesia, terutama di Cirebon. Karena, wilayah ini memiliki potensi daerah yang kaya akan keragaman kultur, budaya, kesenian, pariwisata, industri kerajinan, maupun kuliner,” jelasnya.
Rangkaian acara FifesBI di antaranya diisi dengan pameran dari para pelaku teknologi keuangan (fintech), talk show mengenai topik-topik yang berkaitan dengan teknologi dan digital ekonomi, khususnya fintech yang dipaparkan oleh para ahli, baik dari kalangan regulator, pelaku bisnis, dan narasumber lainnya.
OVO juga memberikan pengalaman (experience) secara langsung kepada masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan digital dengan menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran di merchant selama acara berlangsung. Acara tersebut tidak hanya dihadiri oleh para pelaku industri UMKM dan pelaku usaha rintisan berbasis teknologi (start-up) lokal, tetapi juga oleh masyarakat umum yang berperan penting dalam penggunaan QRIS.
Sebagai perusahaan dengan strategi ekosistem terbuka yang telah menyandang status sebagai unicorn kelima di Indonesia, OVO menyambut program QRIS sebagai terobosan baru untuk membawa ekosistem keuangan digital Indonesia yang holistik. Penerapannya dapat mendorong akselerasi industri kecil dan menengah untuk lebih maju di masa yang akan datang.
“Kemajuan ini diharapkan bisa membawa dampak positif terhadap ekonomi secara menyeluruh dan mendorong tingkat inklusi keuangan serta akses keuangan yang merata guna mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia,” tegas Karaniya.
Terbuka Kerja Sama
Head of Public Relations OVO Sinta Setyaningsih menegaskan OVO juga berharap dapat menjalin kemitraan strategis dengan berbagai merchant, seperti Alfamart untuk memberikan layanan e-wallet kepada masyarakat yang selama ini melakukan top up saldo di minimarket tersebut. Hal itu menyusul keputusan Alfamart menghentikan kerja sama mulai 12 November 2019.
"Terkait sinergi dan kolaborasi, kami sudah beberapa kali bertemu dengan manajemen Alfamart dan mengirimkan surat permohonan perpanjangan kerja sama dengan Alfamart, untuk terus dapat memberikan layanan bagi warga masyarakat yang selama ini melakukan top up saldo OVO di Alfamart. Sayangnya, permohonan kami tidak dapat diterima manajemen Alfamart,” kata Shinta dilansir Kontan.co.id.
Shinta melanjutkan, OVO selalu membuka ruang membangun kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendorong pemerataan akses keuangan digital bagi masyarakat Indonesia. “Selain untuk meningkatkan literasi keuangan, dalam upaya mencapai tujuan tersebut, OVO juga memandang sinergi dan kolaborasi lintas industri serta interoperabilitas sebagai langkah penting,” jelas Shinta.
Awal Oktober lalu, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menyatakan, OVO bergabung di jajaran unicorn asal Indonesia, sebagai perusahaan pembayaran dan layanan keuangan digital pertama.
Dalam laporan CB Insights bertajuk The Global Unicorn Club disebutkan OVO memiliki valuasi US$2,9 miliar atau setara Rp40,6 triliun. Unicorn merupakan julukan bagi startup yang memiliki valuasi di atas US$1 miliar atau Rp14 triliun. CB Insights menyatakan OVO menyandang status unicorn sejak 14 Maret 2019. Pertumbuhan valuasi OVO dinilai cukup cepat bahkan melampaui valuasi Traveloka dan Bukalapak yang sudah lebih dahulu menyandang status unicorn.
Daftar Unicorn RI
1. GO-JEK dengan valuasi US$10 miliar (Rp140 triliun)
2. Tokopedia dengan valuasi US$7 miliar (Rp98 triliun)
3. OVO dengan valuasi US$2,9 miliar (Rp40,6 triliun)
4. Traveloka dengan valuasi US$2 miliar (Rp28 triliun)
5. Bukalapak dengan valuasi US$1 miliar (Rp14 triliun).
(*)