BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Berita Hari Ini : OJK Monitor Bank Mandiri, Neraca Pembayaran Tidak akan Defisit

Bareksa22 Juli 2019
Tags:
Berita Hari Ini : OJK Monitor Bank Mandiri, Neraca Pembayaran Tidak akan Defisit
Sejumlah nasabah melakukan transaksi keuangan di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank Mandiri Jakarta Juanda. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Indogold siap ikuti regulatory sandbox, OJK - Bank Thailand perkuat kerja sama, BBNI perbesar anggaran modal ventura

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin, 22 Juli 2019 :

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

OJK terus memonitor upaya mitigasi yang dilakukan oleh Bank Mandiri dalam mengatasi permasalahan teknologi informasi bank tersebut. Perbankan harus memiliki dan menerapkan standard operasional yang baik, jika gangguan sistem terjadi, dengan memprioritaskan aspek perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah termasuk pemulihan layanannya.

Promo Terbaru di Bareksa

OJK meminta Bank Mandiri untuk segera melaporkan permasalahan yang terjadi dan langkah-langkah yang akan mereka lakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari. Saat ini yang terpenting adalah pelayanan sudah kembali normal dan mereka juga telah menjamin keamanan dana nasabah, sehingga tidak ada nasabah yang terkurangi haknya.

Permasalahan yang telah terjadi ini penting untuk menjadi perhatian industri perbankan. OJK meminta semua bank untuk terus melakukan review fungsi tekonologi informasi (IT) yang dimiliki secara berkala dalam rangka menegakkan tata kelola manajemen resiko operasional yang prudent dan berjalan dengan baik.

Hal ini merupakan bentuk upaya peningkatan pelayanan perbankan ke depannya dan mencegah agar permasalahan ini tidak terulang lagi ke depannya.

Neraca Pembayaran

Bank Indonesia memprediksi sampai dengan akhir 2019 neraca pembayaran Indonesia tidak akan mengalami defisit. Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan kondisi neraca perdagangan semester I 2019 yang mencatatkan defisit belum bisa disebut sebagai pertanda tahun ini defisit transaksi berjalan akan mengalami kenaikan. Sebaliknya, menurut Dody jika berkaca dari kondisi neraca pembayaran Indoensia, tahun ini Indonesia masih bisa terhindar dari defisit.

“Keseimbangan itu tidak hanya dari defisit transaksi berjalan atau current account deficit. Tapi juga neraca pembayaran (NPI). Defisit itu selalu ada di negara emerging, di tengah negara yang dari sisi ekspor terkendala harga komoditas, maka sekarang manufaktur yang harus didorong,” ujar Dody seperti dikutip bisnis.com.

Saat ini kinerja industri manufaktur diakui Dody masih belum optimal karena terkendala dengan kebutuhan faktor produksi yakni infrastruktur. Karena itu dengan posisi pembiayaan infrastruktur dalam jangka menengah sampai jangka panjang sudah cukup tepat.

Dody berharap pelonggaran suku bunga dari 6 persen menjadi 5,75 persen yang turun 25 basis poin pada 18 Juli 2019 bisa memberi stimulus langsung bagi sektor riil.

Indogold

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mulai menjalankan regulatory sandbox untuk teknologi finansial alias fintech. Sampel batch pertama regulatory sandbox ini diikuti 23 tekfin pada 1 Juli 2019.

Salah satu fintech yang ikut adalah Indogold. Dalam klaster yang dibuat oleh OJK, IndoGold masuk klaster online gold depository. Secara singkat, Direktur Pemasaran Indogold Fredy Setiawan secara singkat menjelaskan online gold depository adalah jual beli emas dengan fasilitas titipan.

Menghadapi regulatory sandbox, Infogold mengakui pihaknya melakukan penyesuaian internal untuk mengikuti regulasi dari OJK tersebut.

“Kami akan mengikuti peraturan OJK sebaik mungkin, Soal dampaknya, kami juga akan menunggu dan mengikutinya dengan baik,” ujar Fredy seperti dikutip kontan.co.id.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

OJK mengadakan pertemuan bilateral dengan Bank of Thailand (BoT) di Bangkok, Jumat, 19 Juli 2019 dalam rangka penguatan kerja sama peran sektor jasa keuangan di kedua negara.

Delegasi OJK dipimpin oleh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, didampingi oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana dan Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Riswinandi, beserta jajaran. Sementara delegasi BoT dipimpin oleh Gubernur BoT Veerathai Santiprabhob dan Deputi Gubernur Ronadol Numnonda, beserta jajaran.

Dalam pertemuan tersebut BoT menyampaikan komitmen untuk meningkatkan peran dan kontribusi perbankan Thailand yang telah memiliki operasional di Indonesia dalam mendukung pembiayaan pertumbuhan ekonomi nasional.

Wimboh mengapresiasi kehadiran pebisnis dan perbankan Thailand di Indonesia, dan menyampaikan bahwa Indonesia sangat terbuka terhadap kehadiran kalangan perbankan ASEAN untuk berbisnis di Indonesia.

OJK juga mendorong perbankan Indonesia untuk mengaktifkan peran dan kehadiran di Thailand melalui akusisi ataupun langkah strategis lainnya. Tentunya komitmen ini diselaraskan dengan semangat konsolidasi perbankan dan juga memperhatikan skema ASEAN Banking Integration Framework.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Perseroan menaikkan anggaran dua kali lipat untuk membentuk perusahaan modal ventura (PMV) Rp600 miliar atau 100 persen. Sebelumnya, perusahaan ini berencana menyiapkan dana sebanyak Rp250 miliar.

General Manager (GM) Pengelola Perusahaan Anak BNI Afien Yuni Yahya menyatakan BNI menargetkan perusahaan modal ventura tersebut dapat beroperasi sebelum akhir tahun 2019.

"Alokasi anggaran untuk perusahaan modal ventura kami tingkatkan untuk mengakomodir potensi bisnis dan membantu eksekusi strategi pengembangan bisnis," tambah Afien seperti dikutip kontan.co.id.

Sementara itu, rencana BBNI mendirikan perusahaan modal ventura (venture capital) masih dalam tahap finalisasi kajian. Perihal sektor fintech (financial technology) apa yang akan disasar dan target dana yang diinvestasikan, Afien masih enggan memberikan jawaban.

"Kami masih mengkaji sehingga belum ada keputusan final," ujar Afien.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A

1.382,96

Up0,58%
Up4,31%
Up7,57%
Up8,73%
Up19,20%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.094,08

Up0,44%
Up4,48%
Up7,05%
Up7,51%
Up2,61%
-

STAR Stable Amanah Sukuk

autodebet

1.079,18

Up0,60%
Up3,97%
Up7,04%
Up7,74%
--

Capital Fixed Income Fund

1.844,13

Up0,53%
Up3,89%
Up6,64%
Up7,38%
Up16,99%
Up40,43%

Insight Renewable Energy Fund

2.269,81

Up0,81%
Up3,87%
Up6,51%
Up7,19%
Up20,23%
Up35,64%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua