Rupiah Menguat, Dua Reksadana Saham Berbasis Dolar Ini Raih Cuan
Sepanjang tahun berjalan, rupiah sudah menguat 2,16 persen terhadap dolar AS
Sepanjang tahun berjalan, rupiah sudah menguat 2,16 persen terhadap dolar AS
Bareksa.com - Sejak awal tahun ini hingga mendekati akhir April, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah mencatatkan penguatan. Kondisi ini menjadi salah satu faktor pendorong bagi investasi di pasar modal Indonesia, termasuk reksadana saham berbasis dolar AS.
Sepanjang tahun berjalan (year to date), rupiah sudah menguat 2,16 persen terhadap dolar AS, menurut data pasar spot di Reuters. Hingga penutupan Selasa, 23 April 2019, rupiah diperdagangkan pada level Rp14.070 per dolar AS.
Grafik Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber: Reuters
Sebagai informasi, menguat dan melemahnya nilai tukar mengikuti prinsip permintaan dan penawaran (demand & supply). Semakin banyak permintaan terhadap rupiah, maka nilai tukar akan menguat. Sebaliknya, apabila semakin banyak permintaan terhadap dolar AS, maka nilai tukar rupiah akan melemah.
Pemicu dari permintaan penawaran ini sangat beragam mulai dari kebutuhan untuk membayar dividen dan bunga utang luar negeri, kegiatan ekspor impor barang dan jasa, transfer devisa, kegiatan investasi dari investor asing ke sektor riil dan instrumen pasar modal seperti saham dan obligasi, kebijakan suku bunga di Indonesia dan Amerika Serikat, keyakinan terhadap kondisi perekonomian, hingga intervensi dari bank sentral negara bersangkutan.
Umumnya, penyebab dari fluktuasi nilai tukar merupakan kombinasi dari faktor-faktor di atas, namun terkadang ada pula satu isu tertentu yang perannya lebih dominan. Untuk faktor yang mewarnai pergerakan nilai tukar rupiah di bulan ini, sentimen berupa aura damai dagang AS dengan China menjadi salah satu faktor yang membuat mata uang greenback sedikit mengalami tekanan karena ditinggalkan peminatnya.
Kemudian dari dalam negeri, rupiah terbantu oleh rilis data perdagangan internasional. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus US$540 juta pada periode Maret.
Sebagai informasi, neraca perdagangan adalah salah satu komponen dari transaksi berjalan, yang seperti sudah disinggung di atas, merupakan fondasi penting bagi rupiah. Sebab, transaksi berjalan menggambarkan arus devisa dari kegiatan ekspor-impor barang dan jasa. Pasokan valas dari sektor perdagangan ini lebih setia, lebih bertahan lama (sustainable) dibandingkan dengan investasi portofolio di sektor keuangan alias hot money.
Jadi, saat neraca perdagangan tetap mampu berada dalam posisi surplus, maka ada harapan bahwa transaksi berjalan kuartal I 2019 akan membaik. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan transaksi berjalan kuartal I 2019 memang masih defisit sekitar US$6,7 miliar, tetapi lebih baik dibandingkan dengan posisi defisit kuartal sebelumnya yang mencapai US$9,15 miliar.
Dampak Terhadap Kinerja Reksadana
Jenis reksadana yang terkena dampak langsung dari fluktuasi nilai tukar rupiah adalah reksadana berbasis dolar AS yang berinvestasi pada saham Indonesia. Umumnya, jenis ini terdapat pada reksadana saham dan reksadana campuran dengan mata uang dolar AS.
Meskipun namanya reksadana dolar AS, investasinya tidak selalu di luar negeri sehingga mayoritas asetnya masih ada di dalam Indonesia. Namun, ada jenis reksadana yang diperbolehkan 100 persen berinvestasi di luar negeri, yakni reksadana syariah efek global.
Di Bareksa sendiri, dua produk reksadana syariah efek global berhasil mencatatkan kinerja yang fantastis sejak awal tahun ini. Berikut ulasannya.
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS
Produk yang dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan kemarin telah melesat 14,11 persen YtD. Hingga Maret 2019, Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai US$439,03 juta.
Grafik Pergerakan NAB/Unit Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS
Sumber: Bareksa
Menurut prospektusnya, Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS ("MANSYAF") bertujuan untuk memberikan pertumbuhan investasi jangka panjang dengan berinvestasi pada Efek bersifat ekuitas yang sesuai dengan Prinsip Syariah, yang dijual melalui Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek di wilayah Asia Pasifik.
Adapun kebijakan investasinya yaitu:
♦ Minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada Efek Syariah bersifat ekuitas
♦ Minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada Efek Syariah Berpendapatan Tetap dan/atau Sukuk dan/atau instrumen pasar uang syariah
Mengutip fund fact sheet Maret 2019 dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, beberapa efek yang masuk dalam top holding portofolionya antara lain:
♦ ALIBABA GROUP HOLDING-SP ADR
♦ BHP GROUP LTD
♦ COWAY CO LTD
♦ SAMSUNG ELECTRONICS CO LTD
♦ TAIWAN SEMICONDUCTOR MANUFAC
Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$10.000. Produk yang diluncurkan sejak 15 Februari 2016 ini bekerja sama dengan bank kustodian Citibank N.A.
Manulife Greater Indonesia Fund
Produk yang juga dikelola oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia ini, sejak awal tahun hingga penutupan perdagangan kemarin telah melesat 8,98 persen YtD. Hingga Maret 2019, Manulife Saham Syariah Asia Pasi?k Dollar AS memiliki dana kelolaan (asset under management/AUM) senilai US$66,39 juta.
Grafik Pergerakan NAB/Unit Manulife Greater Indonesia Fund
Sumber: Bareksa
Menurut prospektusnya, Manulife Greater Indonesia Fund bertujuan untuk menghasilkan peningkatan modal dalam denominasi Dolar Amerika Serikat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan berinvestasi jangka panjang pada Efek Bersifat Ekuitas yang dijual melalui Penawaran Umum dan/atau diperdagangkan di Bursa Efek baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Adapun Kebijakan investasinya yaitu:
♦ Minimum 80 persen dan maksimum 100 persen pada Efek bersifat Ekuitas
♦ Minimum 0 persen dan maksimum 20 persen pada Instrumen Pasar Uang
Mengutip fund fact sheet Maret 2019 dari PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, beberapa efek yang masuk dalam top holding portofolionya antara lain:
♦ Astra International Tbk (ASII)
♦ Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
♦ Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
♦ Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
♦ Gudang Garam Tbk (GGRM)
Manulife Greater Indonesia Fund dapat dibeli di Bareksa dengan minimal pembelian awal US$100. Produk yang diluncurkan sejak 14 September 2011 ini bekerja sama dengan bank kustodian Deutsche Bank AG.
Perlu diingat, reksadana saham merupakan jenis reksadana yang mengalokasikan portofolionya pada saham, sehingga nilainya bisa berfluktuasi dalam jangka pendek tetapi memiliki potensi besar dalam jangka panjang. Jenis reksadana ini merupakan pilihan cocok bagi investor dengan profil risiko tinggi, dan lebih optimal untuk investasi dalam jangka panjang.
Untuk kenyamanan berinvestasi, pastikan dulu tujuan keuangan dan profil risiko Anda. Simak juga tips investasi reksadana saham yang nyaman dan untung maksimal di sini.
(KA01/hm)
* * *
Ingin berinvestasi di reksadana?
- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik untuk gabung di Komunitas Bareksa Fund Academy. GRATIS
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah | 1.380,2 | 1,09% | 5,00% | 7,35% | 8,50% | 19,34% | - |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.090,33 | 0,49% | 5,21% | 6,68% | 7,14% | 2,71% | - |
Capital Fixed Income Fund | 1.838,73 | 0,53% | 3,93% | 6,33% | 7,43% | 17,20% | 39,76% |
STAR Stable Amanah Sukuk | 1.075,71 | 0,66% | 3,97% | 6,69% | - | - | - |
Insight Renewable Energy Fund | 2.259,31 | 0,74% | 3,72% | 6,02% | 7,00% | 19,69% | 35,52% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.