Bareksa.com - Di tengah kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok lebih dari 1 persen kemarin (12 Februari 2019), harga saham PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) justru masih mampu bergerak positif dengan ditutup menguat 3,19 persen dengan berakhir pada level Rp1.775 per saham.
RALS bergerak sangat atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 1.758 kali serta nilai transaksi yang mencapai Rp37,48 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham RALS pada perdagangan kemarin antara lain Indo Premier Sekuritas (PD) senilai Rp8,95 miliar, kemudian Mandiri Sekuritas (CC) Rp5,41 miliar, dan CGS-CIMB Sekuritas (YU) Rp3,55 miliar.
Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan RALS masing-masing sebesar 23,88 persen, 14,43 persen, dan 9,47 persen.
Laba Bersih Diproyeksi Melonjak
Emiten peritel ini memproyeksikan laba bersih pada tahun 2018 bisa melonjak sekitar 44 persen dari pencapaian pada tahun 2017 yang sebesar Rp406,58 miliar.
Dengan asumsi tersebut, maka laba bersih emiten yang bergerak dalam bidang bisnis rantai toko swalayan ini bisa mencapai Rp585,47 miliar. Sebagai informasi, hingga September 2018 laba bersih Ramayana sudah mencapai Rp527,27 miliar, naik 43 persen dibandingkan dengan September 2017 yang sebesar Rp367,80 miliar.
Adapun pendapatan hingga kuartal ketiga 2018 tersebut naik menjadi Rp4,52 triliun, dari periode yang sama tahun 2017 yang sebesar Rp4,42 triliun.
"Laba, tepatnya bisa kami proyeksikan naik sekitar 44 persen. Ini ditopang rebranding kami yang sudah dilakukan sejak Mei 2016," kata Jane Melinda Tumewu, VP Director Ramayana Lestari Sentosa, Selasa (12 Februari 2019) seperti dilansir CNBC Indonesia.
Jika proyeksi kinerja tersebut sesuai dengan laporan keuangan keuangan audit, maka kinerja Ramayana semakin membaik di tengah ketatnya penetrasi e-commerce yang menjadi pesaing bisnis ritel konvensional. Sebagai perbandingan, laba bersih Rp406,58 miliar yang dibukukan Ramayana pada tahun 2017 tersebut turun tipis 0,5 persen dibandingkan dengan laba bersih tahun 2016 yang sebesar Rp406,58 miliar.
Pendapatan perseroan pada tahun 2017 tersebu juga turun menjadi Rp4,79 triliun dari pencapaian tahun 2016 yang menembus Rp5,09 triliun.
Jane mengatakan kinerja perseroan masih ditopang 119 gerai di Indonesia, dan khusus di Jawa mencapai 50 gerai.
"Strategi yang kami lakukan yakni rebranding dan masuk ke middle market segment, serta kerja sama dengan mal-mal. Biasanya kami menjual dengan membangung gedung sendiri, tapi kami mulai berkolaborasi sejak 2018 dengan mal-mal untuk menangkap pasar lebih dalam lagi."
Hingga Juni 2018, perseroan telah membuka tambahan 3 gerai yakni Plaza Cibubur pada April 2018, Bekasi Trade Center, Bekasi, pada April 2018 dan Grand Cakung, Jakarta, Timur, pada Mei 2018.
Analisis Teknikal Saham RALS
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham RALS pada perdagangan kemarin membentuk inverted hammer yang menggambarkan pergerakan saham ini cukup positif meskipun cenderung berkurang jauh kenaikannya akibat tekanan pada IHSG.
Volume terlihat mengalami kenaikan dibandingkan dengan sehari sebelumnya, serta cukup besar dalam tiga hari terakhir mengiringi kenaikan saham RALS yang menandakan adanya aksi akumulasi beli pada saham ini.
Selain itu, pergerakan saham RALS juga masih konsisten terjaga di atas garis middle bollinger band yang mengindikasikan adanya sinyal uptrend yang kuat pada saham ini sejak awal Desember tahun lalu.
Kemudian indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik meskipun mulai memasuki area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level Rp1.855.
(KA01/hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.