Ekspor Flat di Tengah Pertumbuhan Impor, Akibatkan CAD Bengkak jadi 3,57 Persen
Padahal, pos-pos seperti Jasa-jasa, pendapatan primer, dan pendapatan sekunder mampu mengalami perbaikan.
Padahal, pos-pos seperti Jasa-jasa, pendapatan primer, dan pendapatan sekunder mampu mengalami perbaikan.
Bareksa.com - Bank Indonesia (BI) mengumumkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) pada triwulan IV 2018 tercatat US$9,1 miliar. Angka ini setara dengan 3,57 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) year on year.
Namun, secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga triwulan IV 2018 tercatat 2,98 persen PDB sehingga masih berada dalam batas aman, tidak lebih 3 persen terhadap GDP.
Detail CAD Indonesia 2015 – 2018
Promo Terbaru di Bareksa
Sumber : Bank Indonesia
Apabila ditelusuri secara historis, defisit CAD kuartal IV ini merupakan yang tertinggi dalam 4 tahun terakhir, atau sejak kuartal IV 2014. Saat itu, CAD 2,7 persen dari PDB.
Historikal CAD terhadap PDB Indonesia
Sumber : Bank Indonesia
Dari sisi perdagangan, CAD yang melebar banyak dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang. Sekedar informasi, kenaikan defisit transaksi berjalan mencapai 64,4 persen dari US$5,56 miliar menjadi US$9,14 miliar di kuartal IV YoY.
Padahal, pos-pos seperti Jasa-jasa, pendapatan primer, dan pendapatan sekunder mampu mengalami perbaikan. Seperti jasa-jasa yang defisit nya membaik, dari defisit US$2,1 miliar menjadi defisit US$1,6 miliar.
Pendapatan primer dan pendapatan sekunder juga mengalami perbaikan masing-masing sebesar 11 persen dan 65 persen menjadi defisit US$6,98 miliar dan surplus US$2,04 miliar.
Meski begitu, ketiga pos tersebut belum mampu menutupi kenaikan defisit transaksi pada neraca barang yang secara total anjlok dari surplus US$3,08 miliar menjadi defisit US$2,57 miliar atau yang terburuk sejak 3 tahun terakhir.
Bahkan, sepanjang 2018 kegiatan ekspor impor defisit US$431 juta. Padahal di 2016 dan 2017 berhasil mencatatkan surplus masing-masing US$15,3 miliar dan US$18,8 miliar.
Breakdown Transaksi Berjalan (Current Account) Indonesia
Sumber : Bank Indonesia
Penyebab melebarnya CAD di kuartal IV 2018
Secara umum, kegiatan pertumbuhan impor masih lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan ekspor baik di barang dagangan umum, migas, non migas, dan barang lainnya.
Kenaikan impor untuk barang dagangan umum 12,2 persen menjadi US$47,2 miliar. Adapun impor untuk barang non migas naik 12,7 persen, impor untuk migas tumbuh mencapai 9,3 persen. Sedangkan barang dagang lainnya mempunyai nilai transaksi yang terbilang kecil.
Disisi lain, ekspor dari barang dagangan umum, nonmigas, dan migas yang cenderung flat pertumbuhannya tidak mampu menutupi pertumbuhan dari impor ketiga pos sebelumnya, sehingga membengkak nya defisit transaksi berjalan pun tidak terhindarkan.
(AM)
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.