Bareksa.com - Harga saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) pada perdagangan Senin, 28 Januari 2019 ditutup melonjak 8,77 persen berakhir di level Rp2.850 per saham.
Saham JPFA bergerak sangat atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 6.539 kali serta nilai transaksi mencapai Rp85,87 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang terbanyak membeli saham JPFA pada perdagangan kemarin antara lain Mandiri Sekuritas (CC) senilai Rp16,38 miliar, Mirae Asset Sekuritas (YP) Rp10,23 miliar, dan Nomura Sekuritas (FG) Rp8,53 miliar.
Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan JPFA masing-masing 19,08 persen, 11,91 persen, dan 9,93 persen.
Usai Denda Kartel
Lonjakan yang terjadi pada saham JPFA terjadi selepas emiten yang bergerak dalam bidang agri-food tersebut selesai terkena denda karena melakukan praktik kartel.
Sebagai informasi, pada awal Januari 2019 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan sanksi denda kepada dua anak usaha Japfa, yakni PT Santosa Agrindo dan PT Austasia Stockfeed masing-masing Rp5,45 miliar dan Rp8,83 miliar, karena ditetapkan bersalah dalam kasus kartel, bersama dengan 30 perusahaan lainnya.
"Putusan KPPU diharapkan tidak berdampak material kepada kondisi operasional dan kondisi keuangan dan kelangsungan usaha perseroan," kata Maya Pradjono, Sekretaris Perusahaan Japfa, dalam keterbukaan informasi di BEI, 7 Januari 2019.
Pendapatan Tumbuh 15 Persen
Di sisi lain, terkait dengan kinerjanya JPFA berhasil mengantongi pendapatan sementara sekitar Rp34 triliun pada 2018 atau tumbuh 15,5 persen year on year (YoY).
Direktur Japfa Comfeed Indonesia Koesbyanto Setyadharma mengatakan angka penjualan sementara mencapai Rp34 triliun. Dia mengatakan angka tersebut sesuai dengan konsensus dan masih sejalan dengan harapan perseroan.
Realisasi pendapatan yang dikantongi JPFA pada 2017 senilai Rp29,6 triliun, atau naik 9,38 persen YoY. Pertumbuhan pendapatan pada 2018 tercatat lebih tinggi dibandingkan 2017.
Berdasarkan konsensus Bloomberg, proyeksi pendapatan emiten unggas ini senilai Rp34 triliun, atau tumbuh 14,87 persen sepanjang 2018. Nyatanya, pertumbuhan pendapatan yang dikantongi JPFA sepanjang 2018 mencapai 15,5 persen atau lebih tinggi dari konsensus Bloomberg.
Analisis Teknikal Saham JPFA
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham JPFA pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar disertai long upper shadow.
Kondisi itu menggambarkan saham ini bergerak positif dan atraktif dalam rentang yang sangat lebar, meskipun berakhir cukup jauh dari level tertingginya mengingat rentang kenaikan yang besar.
Volume terlihat mengalami peningkatan dibandingkan sehari sebelumnya dan terlihat cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir, menandakan adanya akumulasi beli serta antusiasme yang besar dari pelaku pasar sehingga mendorong saham ini naik beruntun dalam beberapa hari terakhir.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terlihat bergerak naik meskipun mulai memasuki area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat namun cukup rawan terkoreksi dengan target terdekat berada di level psikologis Rp3.000.
(KA01/AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.