Berita Hari Ini : Harga Biodiesel Naik, Utang Pemerintah Tembus Rp4.418 Triliun

Bareksa • 24 Jan 2019

an image
Petugas menunjukkan biodiesel olahan kelapa sawit dalam pameran dan konferensi kelapa sawit (ICEPO) di Jakarta, Rabu (6/5). Pameran yang berlangsung hingga 8 Mei 2015 tersebut menampilkan CPO serta teknologi sawit. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

EXCL rilis obligasi Rp2 triliun, capex ANTM Rp3 triliun, Michelin caplok 80 persen saham MASA, laba BBNI naik 10 persen

Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 24 Januari 2019 :

Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan menyampaikan total utang pemerintah Indonesia sepanjang 2018 menembus Rp4.418,3 triliun. Angka tersebut bertambah Rp423 triliun dibandingkan posisi utang pemerintah sepanjang 2017.

Selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjabat, total utang pemerintah bertambah hingga Rp1.809,6 triliun. Pada 2014 lalu, posisi utang yang ditinggalkan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencapai Rp2.608,7 triliun.

PT. XL Axiata Tbk (EXCL)

PT XL Axiata Tbk (EXCL) akan menerbitkan surat utang atau obligasi senilai total Rp2 triliun. Obligasi ini paling lambat akan ditawarkan kepada investor pada awal Februari dengan kisaran bunga mulai dari 7,9-10 persen.

Berdasarkan prospektus yang dirilis perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), surat utang ini terdiri dari obligasi konvensional Rp1 triliun dan sukuk ijarah dengan nilai emisi yang sama.

Rencananya seluruh dana dari instrumen utang ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure/capex) perusahaan.

Kementerian ESDM

Melalui Keputusan Menteri ESDM No. 350 K/12/DJE/2018 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel yang Dicampurkan ke dalam Bahan Bakar Minyak yang efektif berlaku sejak 1 Februari 2019.

Pemerintah menetapkan besaran harga indeks pasar bahan bakar nabati (HIP BBN) untuk dipergunakan dalam pelaksanaan mandatory B20 dan berlaku untuk pencampuran minyak Solar baik jenis bahan bakar minyak tertentu maupun jenis bahan bakar minyak umum.

Pemerintah telah menetapkan besaran HIP BBN Februari 2019, untuk biodiesel Rp7.015 per liter dan untuk bioetanol Rp10.235 per liter.

"Ketetapan ini mulai efektif berlaku sejak 1 Februari 2019," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK), Agung Pribadi, di Kementerian ESDM.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menganggarkan belanja modal sekitar Rp3 triliun yang akan digunakan untuk melakukan sejumlah aksi korporasi tahun ini, seperti pembukaan muka (front) tambang baru, pengembangan kerja sama di unit bauksit, dan potensi kerja sama blast furnace facility di Halmahera Timur.

Direktur Keuangan Antam, Dimas Wikan Pramudhito, menjelaskan salah satu kerja sama tersebut dilakukan dengan induk holding pertambangan, PT Inalum (Persero).

"Untuk bauksit rencana besar kami adalah bekerja sama dengan holding kami, Inalum, untuk bangun smelter grade alumina di Mempawah, Kalimantan Barat. Dalam kerja sama ini, Antam sediakan bijih bauksitnya. Nah untuk mempersiapkan hal itu tentunya kami harus membuka tambang baru," kata Dimas dikutip CNBC Indonesia TV.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat laba bersih sepanjang 2018 sebesar Rp15,02 triliun. Nilai tersebut naik 10,3 persen dari tahun sebelumnya.

BNI berhasil menyalurkan kredit hingga Rp512 triliun sepanjang 2018 atau meningkat 16,2 persen dari 2017 yang hanya sebesar Rp 441 triliun.

"Kredit tumbuh 16,2 persen dan laba bersih tumbuh 10,3 persen," kata Direktur Kepatuhan BNI Endang Higayatullah dalam konferensi pers di Jakarta (23/1).

Pertumbuhan kredit BNI mendorong pendapatan bunga bersih (net interest income/ NII) tumbuh 11 persen YoY dari Rp31,94 triliun pada 2017 menjadi Rp35,45 triliun pada 2018.

NII menjadi sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang utama.

PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)

Produsen ban asal Perancis, Michelin, mengakuisisi PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). Akuisisi itu dilakukan Michelin untuk memperkuat pasar di Indonesia yang sedang berkembang dengan pesat.

Berdasarkan keterangan pers, Michelin mengakuisisi 80 persen saham Multistrada senilai US$439 juta (Rp 6,2 triliun), Selasa (22/1) melalui pembiayaan internal perusahaan.

Nantinya sesuai peraturan yang berlaku, Michelin akan melakukan penawaran umum untuk sisa saham biasa dengan harga sama yang ditawarkan kepada 80 persen pemegang saham Michelin.

(AM)