Bareksa.com - Transaksi saham PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA) dua bulan terakhir cukup menarik perhatian karena ramai di pasar reguler dan negosiasi Bursa Efek Indonesia yang dilakukan melalui sejumlah broker.
Padahal, harga saham emiten yang bergerak di bidang perdagangan, jasa dan investasi ini cenderung turun pasca dua tahun tercatat di Bursa, seiring dengan kinerjanya yang juga tak kunjung cemerlang.
Sejak awal Desember hingga perdagangan kemarin (1 Desember 2018- 21 Januari 2019) transaksi saham MABA memiliki volume harian rata-rata 7,4 juta lot. Angka ini naik 46 kali jika dibandingkan periode sebelumnya (sejak awal IPO Juni 2017- akhir November 2018) yang hanya diperdagangkan rata-rata 160.000 lot per hari.
Menariknya, dalam jangka waktu sekitar dua bulan terakhir itu, ada tiga broker yang ramai memperdagangkan saham MABA baik di pasar reguler dan negosiasi.
Yakni Valbury Sekuritas (CP), Reliance Sekuritas (LS) dan Yuanta Sekuritas (FS) tercatat sebagai penjual terbesar saham MABA di pasar reguler, tetapi sekaligus menjadi pembeli terbesar di pasar negosiasi.
Dalam periode 1 Desember 2018- 21 Januari 2019, CP tercatat sebagai penjual terbesar pertama saham MABA di pasar reguler sebanyak 63,7 juta lot saham di harga rata-rata Rp230,5 per saham. Transaksi saham MABA oleh CP mencapai nilai Rp1,47 triliun.
Namun CP juga tercatat melakukan pembelian di pasar negosiasi sebanyak 2,4 juta lot saham di harga rata-rata Rp173 per saham atau senilai Rp490 miliar dalam periode tersebut.
Sama seperti CP, LS juga tercatat menjual saham MABA di pasar reguler sebanyak 35,7 juta lot saham di harga rata-rata Rp221,8 per saham atau senialai Rp799 miliar dan membeli saham MABA di pasar negosiasi sebanyak 22,7 juta lot saham atau senilai Rp336,4 miliar.
Sementara itu, FS melakukan penjualan saham di pasar reguler 35,6 juta lot saham atau senilai Rp838,2 miliar dan membeli saham MABA di pasar negosiasi 17,6 juta lot atau senilai Rp319 miliar.
Terlepas dari ramainya jual beli oleh ketiga broker tersebut, harga saham MABA terpantau terus merosot. Hingga penutupan perdagangan kemarin, saham MABA sudah anjlok 52,7 persen menjadi Rp173 dari sebelumnya Rp366 persen pada awal Desember 2018.
Bahkan jika dibandingkan pada harga tertinggi 2018, Rp1.135 saham ini hanya tersisa 15,2 persen.
Pergerakan Harga Saham MABA dalam 1 Tahun Terakhir
Sumber: Bareksa.com
Untuk diketahui, saham MABA mulai tercatat di Bursa Efek sejak 22 Juni 2017 setelah pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO).
Harga penawaran saham MABA Rp112 dan jumlah saham yang ditawarkan sebanyak 474 juta, sehingga emiten ini meraup dana Rp53 miliar dari IPO.
Kerugian Mendalam
Dari sisi keuangan, bottom line MABA terus amblas. Pada laporan keuangan terakhir, kuartal III 2018, perusahaan perhotelan ini mencatat kerugian yang semakin dalam menjadi Rp163 miliar dari sebelumnya rugi Rp51 miliar.
Laba/Rugi dan Pendapatan MABA Kuartal III 2017-2018
Sumber: Laporan keuangan perusahaan
Kerugian yang semakin bengkak ini disebabkan merosotnya pendapatan hingga 44 persen menjadi Rp89,4 miliar pada sembilan bulan di 2018 dari sebelumnya Rp159,9 miliar.
Pos pendapatan perusahaan paling banyak menurun dari penjualan perkantoran menjadi Rp3,7 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya MABA berhasil memperoleh pendapatan dari penjualan perkantoran Rp115,7 miliar.
Pos Pendapatan MABA Kuartal III 2017-2018
Sumber: Laporan keuangan perusahaan
Sebelum IPO, ternyata MABA mengajukan laporan keuangan yang juga buruk. Sejak 2014, perusahaan ini terus mencatatkan kerugian. Padahal, MABA justru mencatatkan peningkatan pendapatan departemental.
Jika ditelisik lebih jauh, rugi MABA telah terjadi sebelum perusahaan melakukan IPO. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada tahun 2016, perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp33,45 miliar. Angka kerugian itu justru meningkat dibandingkan pada tahun 2015 dan 2014 perusahaan juga rugi Rp32,4 miliar dan Rp30,2 miliar.
Grafik Kinerja MABA Sebelum IPO (Pendapatan dan Rugi Bersih)
Sumber: Laporan keuangan perusahaan
Kegiatan utama Marga Abhinaya Abadi adalah bergerak dalam bidang pembangunan dan akomodasi, dengan memiliki brand perhotelan di bawah naungan Samali Hotels & Resorts dengan 4 brand hotel; yaitu Ammi Luxurious Collection (bintang 5), Allium Upscale Collection (bintang 4), Arum Traveller Collection (bintang 3) dan Azara Bed & Breakfast Collection (bintang 2).
Marga Abhinaya Abadi memiliki tiga hotel yang telah beroperasi yaitu Ammi Cepu, Allium Tangerang, Allium Cepu. Selain itu, perusahaan juga mengembangkan usaha restoran melalui entitas anaknya yakni PT Dream Food, dengan Restoran Rantang Ibu yang berlokasi di Essence Apartment Darmawangsa dan di Nifarro Park, Jakarta Selatan.
(hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.