Perkembangan Baru Reksadana : Simplifikasi Rekening Hingga Kedatangan Dana Haji

Bareksa • 22 Jan 2019

an image
Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Prihatmo Hari M berbincang dengan wartawan mengenai perkembangan industri reksadana di Jakarta, Selasa (22/1/2019). (Issa Almawadi/Bareksa)

Investasi reksadana semakin mudah dengan simplifikasi pembukaan rekening dan AUM reksadana akan terdongkrak dana haji

Bareksa.com – Perkembangan industri reksadana memasuki babak baru. Kini, salah satu jenis investasi di pasar modal ini sudah banyak dikenal masyarakat sehingga perkembangannya pun mengikuti tren yang ada.

Seperti yang disampaikan Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Prihatmo Hari M, di Jakarta, Selasa, 22 Januari 2019. Salah satu perkembangan baru reksadana adalah pembukaan rekening.

Masyarakat kini dimudahkan untuk memulai berinvestasi di pasar modal, dengan proses pembukaan rekening yang lebih cepat baik untuk investasi saham, reksadana, obligasi dan produk lainnya. Hal ini dapat dilakukan karena adanya kerja sama pemanfaatan data kependudukan yang tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el).

Hari menuturkan, sebenarnya banyak hal sudah dibicarakan asosiasi dengan regulator dan salah satunya sudah terealisasi yakni simplifikasi pembukaan rekening.

“Ke depan, mungkin saja bisa beli reksadana memakai kartu kredit. Karena saat ini saja beli asuransi sudah bisa, reksadana kenapa tidak?” ungkap Hari.

Perkembangan baru industri reksadana memang tidak terlepas dari kehadiran agen penjual reksadana dalam bentuk portal seperti Bareksa.com hingga meluas ke e-commerce sampai financial technolgy. Bahkan Hari menyebut, jumlah investor reksadana tahun ini minimal bisa bertambah 500.000 investor.

“Penambahan jumlah investor terutama berasal dari kalangan milenial seiring dengan keberadaan agen penjual reksadana berbasis digital,” imbuh Hari.

Dana Haji

Di sisi lain, industri reksadana sudah menarik minat Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Kabarnya, BPKH akan mengalokasikan sekitar 10 persen dana kelolaannya ke reksadana.

Untuk merealisasikan hal itu, BPKH telah menunjuk 15 manajer investasi sebagai mitra. Perusahaan tersebut adalah  BNI Asset Management, Schroder Investment Management, Bahana TCW, Mandiri Manajemen Investasi, Batavia Prosperindo, Manulife Asset Management, dan RHB Asset Management.

Perusahaan lain adalah Maybank Asset Management, Samuel Asset Management, PNM Investment, BNP Paribas Investment Partners, Danareksa Investment Management, CIMB-Principal Asset Management, Syailendra Capital, dan Eastpring Investment Management.

Meski begitu, Hari menyampaikan, belum mengetahui apakah BPKH sudah merealisasikan penyaluran dana haji ke reksadana.

“Yang jelas, proyeksi dana kelolaan industri reksadana tahun ini yang berkisar 12 persen sampai 15 persen belum memperhitungkan masuknya dana haji,” tambah Hari.

Hari pun menegaskan, masyarakat tidak perlu khawatir mengenai keamanan dana mereka yang ditempatkan di reksadana karena sudah ada yang mengawasi dan transparan.

(AM)