Saham BUMI Sudah Melonjak 70 Persen di 2019, Mau Dibawa ke Mana?
Menurut Direktur Independen Dileep Srivastava, saham BUMI diperdagangkan dengan rasio price earning (PE) di bawah 3 kali
Menurut Direktur Independen Dileep Srivastava, saham BUMI diperdagangkan dengan rasio price earning (PE) di bawah 3 kali
Bareksa.com - Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) pada perdagangan Jumat, 18 Januari 2019 ditutup melonjak 6,09 persen dengan berakhir pada level Rp174 per saham.
BUMI bergerak atraktif pada perdagangan akhir pekan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 6.578 kali serta nilai transaksi yang mencapai Rp95,11 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, tiga broker teratas yang paling banyak membeli saham BUMI pada perdagangan Jumat antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) senilai Rp14,61 miliar, kemudian Jasa Utama Capital Sekuritas (YB) Rp9,03 miliar, dan Maybank Kim Eng Sekuritas (ZP) Rp7,16 miliar.
Promo Terbaru di Bareksa
Nilai pembelian ketiga broker tersebut berkontribusi terhadap nilai transaksi keseluruhan BUMI masing-masing sebesar 15,36 persen, 9,49 persen, dan 7,53 persen.
Undervalued?
Sebagai informasi, dalam tiga pekan saham BUMI telah catatkan kenaikan harga hingga mencapai 68,93 persen, dibandingkan penutupan akhir tahun lalu di Rp103 per saham. Direktur Independen BUMI Dileep Srivastava mengatakan bahwa emiten produsen batu bara tersebut memiliki fundamental yang kuat.
"BUMI pada dasarnya punya fundamental yang kuat dan tidak ada yang berubah secara material. BUMI diperdagangkan dengan rasio price to earning (PE) di bawah 3 kali, di saat rata rata PE sektor berkisar 5 kali hingga 12 kali, dan ini sangat undervalue," kata Dileep, Sabtu (19 Januari 2019) seperti dilansir Kontan.
Merespon kenaikan saham yang hampir 70 persen sepanjang 2019, Dileep menilai itu sebagai perubahaan yang positif. Apalagi, tercapainya PE 3 kali hingga 4 kali karena emiten tersebut sudah mengubah US$2 miliar utang perusahaan dalam bentuk saham seharga Rp926,16 per saham pada 17 Desember 2018.
"Lebih dari 5 kali undervalued, dan ini benar benar merepresentasikan potensi untuk tumbuh tinggi lebih lanjut ke depan," ungkapnya.
Dileep juga menegaskan, bahwa kondisi tersebut sekaligus untuk meyakinkan investor akan kondisi fundamental perusahaan tersebut. Itu semakin tercermin dari lonjakan harga saham yang terjadi saat ini.
Untuk 2019, BUMI menargetkan produksi batu bara sebanyak 90 juta ton sepanjang tahun, dengan campuran kualitas yang ditingkatkan. Produksi terbanyak diperkirakan akan berasal Arutmin.
Selain itu, BUMI juga sudah berinvestasi untuk kapasitas produksi tahunan sekitar 100 juta ton, sehingga belanja modal (capital expenditures/capex) yang dibutuhkan tahun ini tidak signifikan, yakni sekitar US$50 hingga US$60 juta yang ditujukan untuk pemeliharaan dan pengendalian.
Analisis Teknikal Saham BUMI
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham BUMI pada perdagangan Jumat membentuk bullish candle yang menggambarkan bahwa saham ini bergerak positif dalam rentang cukup lebar hingga berakhir satu tick di bawah level tertingginya.
Volume terlihat mengalami sedikit mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelumnya, namun masih cenderung besar sejak awal tahun ini yang mengiringi kenaikan harga sahamnya sehingga menandakan akumulasi beli yang besar dari pelaku pasar.
Apabila diperhatikan, pergerakan saham BUMI terlihat sangat baik pada bulan Januari ini dengan terus merangkak naik sejak awal tahun, menandakan adanya sinyal uptrend yang kuat dalam jangka pendek dan masih akan berlanjut yang dilihat dari upper bollinger band yang juga terpantau bergerak naik.
Selain itu, indikator relative strength index (RSI) juga terlihat masih bergerak naik meskipun mulai mendekati area jenuh beli, mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan target terdekat berada di level Rp191. (KA01/hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.
Pilihan Investasi di Bareksa
Klik produk untuk lihat lebih detail.
Produk Eksklusif | Harga/Unit | 1 Bulan | 6 Bulan | YTD | 1 Tahun | 3 Tahun | 5 Tahun |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Trimegah Dana Tetap Syariah Kelas A | 1.384,88 | 0,21% | 4,05% | 7,72% | 8,08% | 19,46% | 38,34% |
Trimegah Dana Obligasi Nusantara | 1.095,38 | 0,14% | 4,09% | 7,18% | 7,47% | 3,23% | - |
STAR Stable Amanah Sukuk autodebet | 1.084,98 | 0,55% | 4,00% | 7,61% | 7,79% | - | - |
Capital Fixed Income Fund autodebet | 1.853,59 | 0,53% | 3,86% | 7,19% | 7,36% | 17,82% | 41,07% |
Insight Renewable Energy Fund | 2.287,69 | 0,82% | 4,11% | 7,35% | 7,53% | 19,98% | 35,83% |
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.
Produk Belum Tersedia
Ayo daftar Bareksa SBN sekarang untuk bertransaksi ketika periode pembelian dibuka.