Bank Permata Diincar Mizuho? Saham BNLI Lompat 23,4 Persen

Bareksa • 21 Jan 2019

an image
Kantor cabang bank permata, Jl Merdeka Bandung (Company website)

Sempat menyentuh level tertinggi intraday Rp880, saham BNLI berpotensi ditutup di level tertinggi sejak 4 Mei 2016

Bareksa.com – Saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) melejit hingga mencapai level tertinggi dalam hampir tiga tahun terakhir. Rumor investor asal Jepang, Mizuho Financial Group mendorong pergerakan emiten perbankan ini pada hari ini.

Menutup perdagangan sesi I hari ini (Senin, 21 Januari 2019), saham BNLI berada pada level Rp870 atau naik 23,4 persen dari penutupan perdagangan sebelumnya Rp705. Sempat menyentuh level tertinggi intraday di Rp880, saham BNLI berpotensi ditutup menyentuh level tertinggi sejak 4 Mei 2016.

Dengan level penutupan sesi I hari ini, saham BNLI telah naik 39,2 persen dari posisi akhir tahun 2018 Rp625.

Dalam setengah hari perdagangan hari ini, transaksi saham BNLI telah mencapai 2,49 juta lot dengan frekuensi 6.373 kali yang bernilai lebih dari Rp205,43 miliar. Melalui transaksi itu, saham BNLI membentuk harga mulai dari Rp710 hingga Rp880.

Para investor pun banyak mentransaksikan saham BNLI pada level Rp810. Pada level ini, volume perdagangan mencapai 216.240 lot dengan frekuensi 633 kali bernilai Rp17,51 miliar.

Adapun broker yang menjadi pembeli terbanyak saham BNLI adalah Macquire Sekuritas Indonesia dengan volume 535.464 saham pada harga rata-rata Rp874. Sementara yang menjadi penjual terbanyak adalah RHB Sekuritas Indonesia dengan volume 316.184 saham pada harga rata-rata Rp847.

Pergerakan Intraday Saham BNLI Sesi I Perdagangan Senin, 21 Januari 2019

Sumber: Bareksa.com

Penguatan saham BNLI  hari ini terdorong rumor yang beredar di pelaku pasar. Seperti diberitakan CNBCIndonesia.com, Bank Permata dalam incaran Mizuho Financial Group.

Kemungkinan Mizuho menjadi pembeli potensial Bank Permata merupakan hasil riset RHB Sekuritas. Dalam berita itu ditulis, “Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang itu memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.”

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga saat ini saham BNLI masih dikuasai oleh dua entitas besar yang memiliki porsi kekuatan berimbang, yakni PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered Bank dengan kepemilikan masing-masing 44,56 persen. Sementara itu, sisa 10,88 persen dipegang oleh masyarakat.

Rumor divestasi ini sudah berkembang sejak akhir tahun lalu. Sebelumnya, dikabarkan juga Standard Chartered Bank sebagai pihak yang paling ngotot akan melepas saham Bank Permata. Kinerja Bank Permata yang cenderung stagnan sangat sulit tanpa suntikan modal lagi.

Sementara itu, pihak Astra disebut-sebut tidak bersedia menambah modal lagi untuk menyehatkan kondisi keuangan. Ini menyulitkan bagi kedua pemegang saham tersebut untuk memperbaiki kinerja Bank Permata dan Astra tidak punya kompetensi dalam menangani bank. (hm)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.