Bareksa.com - Harga Saham PT Indosat Tbk (ISAT) melonjak tajam pada perdagangan hari ini, Rabu 9 Januari 2019. Hingga pukul 14.00 WIB, saham ISAT terpantau menguat 20,77 persen dengan berada di level Rp2.180 per saham.
Grafik Pergerakan Harga Saham ISAT Intraday
Sumber: Bareksa.com
Selain itu, saham ISAT juga bergerak sangat atraktif dengan ditransaksikan sebanyak lebih dari 10.000 kali dengan nilai transaksi yang mencapai Rp119,46 miliar.
Secara intraday, pergerakan saham ISAT sudah terlihat positif sejak awal perdagangan dan terus melaju tanpa sedikitpun masuk ke zona merah. Kondisi tersebut menggambarkan adanya antusiasme beli yang sangat besar dari para pelaku pasar sehingga membuat harga sahamnya mengalami lonjakan signifikan.
Rumor Diakuisisi
Menurut kabar yang beredar di pelaku pasar, ada sebuah operator telekomunikasi asal Vietnam yaitu Viettel Group yang tertarik untuk melebarkan sayap ke Indonesia. Namun yang agak mengejutkan, muncul spekulasi bahwa perusahaan tersebut bakal mengakuisisi Indosat Ooredoo.
Dilansir Telset.id dari Telegeography, Rabu (09 Januari 2019), Presiden dan CEO Viettel yakni Le Dang Dung mengatakan bahwa perusahaan tersebut, melalui Kementerian Pertahanan Vietnam terlibat dalam percakapan serius dengan perusahaan telekomunikasi di Malaysia dan Indonesia.
Viettel yang sepenuhnya dimiliki negara Vietnam itu berencana akan melakukan akuisisi di Malaysia dan Indonesia, dan sedang mempertimbangkan kemungkinan berinvestasi di Korea Utara, Kuba dan Eropa.
Kemungkinan diakuisisinya Indosat juga diperkuat oleh analisis dari pengamat industri yang menunjukkan bahwa pasar Indonesia siap diajak untuk merger, setelah XL Axiata sebelumnya mengambil alih Axis Indonesia beberapa tahun lalu.
Kemudian melalui amandamen Daftar Negatif Investasi (DNI), Indosat yang harga sahamnya jatuh akhir-akhir ini bisa menjadi target. Ini yang memicu spekulasi apakah Viettel sedang terlibat dalam diskusi dengan Ooredoo Group Qatar selaku pemegang saham Indosat atau tidak.
Akusisi dan konsolidasi di industri telekomunikasi menjadi bagian dari dinamika pasar. Di sisi lain, pihak pemerintah belum menyiapkan regulasi khusus mengenai konsolidasi tersebut.
Sebagai informasi, pada November 2018 lalu Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengaku belum ada regulasi khusus soal konsolidasi antar operator telekomunikasi, karena masih menyiapkannya demi keuntungan kedua belah pihak yang melakukan konsolidasi.
“Konsolidasi aturannya belum ada. Kami sedang menyiapkannya jadi jangan juga kami menyiapkan konsolidasi tapi enggak ada yang konsolidasi. Yang penting saat konsolidasi concern-nya sudah bisa di-address,” tegas Rudiantara. (KA01/hm)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.