Bareksa.com - Berikut adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Jumat, 4 Januari 2018 :
PT Blue Bird Tbk (BIRD)
BIRD masih akan lihat kondisi pasar terkait rencana penambahan armada bus Big Bird. Meski begitu, perusahaan mengklaim alami pertumbuhan signifikan dari permintaan Big Bird.
Michael Tene, Head of Investor Relation PT Blue Bird Tbk menyebutkan kontribusi Big Bird terhadap pendapatan perusahaan tumbuh signifikan. Sayangnya, ia enggan menyampaikan jumlah pastinya. Namun, dengan kerjasama melakukan co-branding dengan Kementerian Pariwisata diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan pengembangan pariwisata.
Untuk itu, emiten dengan kode saham di BIRD di Bursa Efek Indonesia ini memperkirakan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp1,5 triliun pada 2019. Dana tersebut di antaranya akan digunakan untuk pembelian armada dan pengembangan teknologi. Namun, lagi-lagi ia enggan menjelaskan porsinya
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)
Selain berencana mencaplok asuransi umum, BBRI juga punya rencana merilis obligasi berkelanjutan senilai Rp20 triliun mulai tahun ini. Direktur Utama BRI Suprajarto mengatakan, BRI menargetkan mulai merilis obligasi ini sejak semester I 2019.
Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo menambahkan obligasi penerbitan obligasi berkelanjutan ini akan dirilis selama tiga tahun dengan fleksibel.
"Nilainya fleksibel bisa Rp8 triliun di 2019, kemudian masing-masing Rp6 triliun di 2020 dan 2021. Atau untuk 2019 dan 2020 masing-masing Rp7 triliun, dan 2020 Rp6 triliun," katanya.
PT Semen Baturaja Tbk (SMBR)
SMBR mulai mengimplementasikan sistem enterprise resource planning (ERP) terdepan berbasis system application and product in data processing (SAP). Untuk digitalisasi proses bisnis ini, SMBR bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
Direktur Utama SMBR, Jobi Triananda Hasjim mengemukakan sistem yang digunakan juga banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka di dunia.
“Jadi tidak berlebihan jika saya mengatakan SMBR siap menghadapi revolusi industri 4.0 dan menuju perusahaan kelas dunia,” ujarnya
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
Kendati disebut-sebut menjadi format ritel yang paling terdampak pelemahan daya beli, namun nyatanya format department store masih tetap bertahan. Malah tahun ini, banyak format department store mencatatkan kinerja yang membaik.
Setyadi Surya, Sekretaris Perusahaan RALS menyampaikan bahwa kinerja perusahaan mengalami perbaikan. Apalagi perusahaan juga mengenalkan format baru pada tahun lalu Ramayana Prime, di luar itu momentum Natal dan Tahun Baru juga berkontribusi positif.
“Kalau gerai Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi setelah tanggal 25 Desember 2018 langsung tingkat kunjungannya turun. Kalau gerai di daerah banyak umat Nasrani ada kenaikan pengunjung sekitar 5 persen sampai 11 persen,” lanjutnya.
PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN)
PTSN menyatakan produk smarthome hasil kerja sama perakitan dengan Pegatron Corporation ditargetkan sudah dapat diekspor mulai 24 Januari 2019.
Perakitan produk smarthome yang dilakukan di Batam itu akan diekspor ke AS.
Hal ini sekaligus mengklarifikasi isu perakitan produk iPhone di Batam. Pegatron, yang berbasis di Taiwan, adalah salah satu perusahaan perakit iPhone.
Direktur Utama PTSN Abidin Fan mengungkapkan sejauh ini, kerja sama kedua perusahaan belum menyinggung perakitan smartphone dari Apple Inc itu.
(AM)