Top 5 Reksadana Campuran dengan Return Tertinggi 3 Tahun

Bareksa • 21 Dec 2018

an image
Ilustrasi investor pria sedang tersenyum memikirkan hasil investasi

Reksadana campuran terbaik di Bareksa bisa memberi return 77 persen dalam tiga tahun

Bareksa.com - Hari gini masih nabung di deposito? Tabungan di deposito ataupun di rekening bank nilainya akan mudah tergerus peningkatan harga barang-barang atau inflasi. Selain itu, ada biaya administrasi dan potongan pajak dari bunga deposito yang diterima.

Makanya, jangan hanya menabung di rekening bank biasa. Kita perlu berinvestasi atau menanamkan modal agar uang kita bisa tumbuh. Salah satu produk investasi yang bisa dipilih adalah reksadana.

Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang ditujukan bagi calon investor yang tidak mempunyai keahlian dalam bidang investasi, tetapi mempunyai keinginan untuk mengalami pertumbuhan uang melalui investasi.

Secara sederhana, reksadana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Jika kita berinvestasi di reksadana, berarti kita menitipkan uang pada pihak yang sudah mengerti cara mengelolanya agar uang kita berkembang.

Salah satu jenis reksadana yang bisa digunakan sebagai investasi jangka menengah, sekitar tiga sampai lima tahun, adalah reksadana campuran.

Reksadana ini merupakan reksadana yang mengalokasikan portofolionya pada saham, obligasi, dan pasar uang pada proporsi yang berbeda dari reksadana saham, pendapatan tetap, maupun pasar uang. Biasanya, proporsi dari saham dan obligasi lebih mendominasi reksadana ini.

Return reksadana campuran hampir sama dengan reksadana saham karena masih ada unsur saham pada portofolionya, yang memungkinkan mendapatkan return cukup tinggi apabila diinvestasikan dalam jangka panjang. Pada reksadana ini juga ada obligasi yang memberi pendapatan tetap berupa kupon bunga tiap periode tertentu.

Risiko yang dimiliki oleh reksadana campuran pun tidak sebesar reksadana saham karena ada instrumen obligasi pada portofolionya yang pergerakannya tidak sefluktuatif saham. Sehingga, apabila harga saham anjlok seketika masih ada instrumen obligasi yang menopang kinerja reksadana tersebut.

Reksadana Campuran Terbaik

Di marketplace investasi Bareksa, saat ini terdapat 35 produk reksadana campuran yang tersedia dan dapat dibeli secara online. Dari produk yang tersedia ini, lima produk bisa memberikan imbal hasil tinggi dalam tiga tahun terakhir, bahkan ada yang mencapai 77 persen.

Kelima produk tersebut adalah Sucorinvest Flexi Fund, Archipelago Balance Fund, Simas Satu Prima, TRIM Kombinasi 2, dan Kresna Flexima. Untuk rincian imbal hasil (return) kelima reksadana tersebut dalam waktu tiga tahun (periode 20 Desember 2015 - 20 Desember 2018), lihat grafik berikut ini.

Kelima reksadana dana tersebut bisa mencatat return lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata reksadana sejenis, yang tercermin dari Indeks Reksadana Campuran Bareksa. Bahkan, keempat di antaranya bisa mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang merupakan acuan pasar modal Indonesia.

Dalam periode tiga tahun terakhir, Indeks Reksadana Campuran Bareksa membukukan return 12,18 persen, sementara IHSG mencatat pertumbuhan 36,9 persen.

Investasi reksadana campuran ini disarankan untuk investor agresif yang sudah mengerti dan mampu menghadapi risiko dari pergerakan NAB reksadana. Selain itu, reksadana ini bisa digunakan untuk investasi jangka menengah hingga jangka panjang atau sekitar tiga hingga lima tahun.

Sebelum berinvestasi, ketahuilah dulu tujuan keuangan dan profil risiko untuk mendapatkan kenyamanan dalam memilih produk dan hasil yang maksimal. Baca juga tips memilih produk reksadana di sini.

***

Ingin berinvestasi reksadana?

- Daftar jadi nasabah, klik tautan ini
- Beli reksadana, klik tautan ini
- Pilih reksadana, klik tautan ini
- Belajar reksadana, klik Bareksa Fund Academy. GRATIS

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui reksadana mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksadana.