Berita Hari Ini : KPPU Denda DEWA Rp3,75 M, PPRO Luncurkan Proyek Rp10 Triliun

Bareksa • 11 Dec 2018

an image
Dirut PT Darma Henwa Tbk (DEWA) Faisal Firdaus (kedua kiri), Komisaris Suadi Atma (kiri), Direktur Ivi Sumarna Suryana (tengah), Direktur Agus Effendi (kedua kanan) dan Direktur Djajeng Pristiwan Andalaswanto, berfoto bersama usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, di Jakarta. ANTARA FOTO/Audy Alwi

EXCL akan refinancing utang, TOWR siapkan capex Rp2,3 triliun, PPRE lanjutkan rencana akuisisi, MTLA gandeng Keppel Land

Bareksa.com - Berikut ini intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa, 11 Desember 2018 :

PT Darma Henwa Tbk (DEWA)

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menguatkan putusan KPPU No. 09/KPPU-M/2017 terkait dengan keterlambatan pemberitahuan aksi korporasi berupa akuisisi saham PT Cipta Multi Prima oleh PT Darma Henwa Tbk.

Dalam putusan tersebut, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyatakan bahwa Darma Henwa terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan keterlambatan notifikasi sehingga dihukum membayar denda Rp3,75 miliar.

Berdasarkan keterangan resmi KPPU, sidang pembacaan putusan di PN Jakarta Selatan dihadiri oleh emiten yang berkode saham DEWA itu selaku pemohon keberatan dan KPPU selaku termohon. Sidang dipimpin oleh Asriadi Sembiring selaku ketua majelis, yang didampingi oleh Ganjar Pasaribu dan Arlandi Triyogo masing-masing sebagai anggota.

Dalam putusannya, majelis hakim pada perkara dengan nomor register 769/ PDT.G.KPPU/2018/PN.JKT.SEL itu memutuskan untuk menolak keberatan dari Darma Henwa secara keseluruhan dan menguatkan putusan KPPU No. 09/ KPPU-M/2017 serta menghukum pemohon keberatan untuk membayar biaya perkara.

PT PP Properti Tbk (PPRO)

Perseroan akan merilis empat proyek baru, untuk mengejar target marketing sales perseroan tahun ini. Pada 9 Desember lalu, PPRO telah meluncurkan proyek apartemen baru di Babarsari Yogyakarta dengan luas tanah 8.000 meter dengan nilai Investasi Rp370 miliar.

Mengutip Kontan, Direktur keuangan PPRO Indaryanto mengatakan pada tanggal 12 Desember mendatang PPRO akan melakukan launching tower 1 proyek The Grand Sagara di Surabaya, proyek ini merupakan proyek terbesar yang dibangun oleh PPRO pada tahun ini.

Tak tanggung-tanggung nilai investasi yang akan dikeluarkan oleh parusahaan dalam membangun proyek di Jawa Timur tersebut adalah Rp10 triliun, proyek ini akan terdiri dari 10 tower dan 1 office yang ditargetkan selesai pada 15 tahun yang akan datang.

PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Perseroan berencana membayar utang US$200 juta hingga kuartal pertama tahun depan. Untuk membiayainya, perusahaan berencana mencari pinjaman.

Mengutip Kontan, Group Head Corporate Communication EXCL Tri Wahyu Ningsih mengatakan rencananya pinjaman untuk refinancing ini akan dilakukan dalam bentuk rupiah.

Dengan melakukan refinancing tersebut, nantinya rasio utang EXCL tidak berkurang. Namun sayang, dia belum dapat menyebutkan berapa jumlah refinancing yang akan dilakukan.

Mengintip laporan keuangan EXCL pada sembilan bulan pertama tahun ini, rasio utang perseroan 1,78 kali. Hitungan tersebut berdasarkan total liabilitas dikurang total ekuitas.

Sementara debt equity ratio (DER) EXCL sebesar 178,84 persen. Meski memiliki utang dalam bentuk kurs dolar Amerika Serikat, Ayu mengklaim EXCL tidak terkena dampak rugi kurs sebab emiten berkode saham EXCL ini telah melakukan hedging.

“Per akhir kuartal III, nantinya 30 persen utang dalam dolar AS tapi di akhir kuartal I 2019 akan menjadi rupiah 100 persen dan tidak akan ada lagi utang dalam bentuk dolar,” katanya.

PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

Perseroan menyiapkan belanja modal Rp2,3 triliun pada tahun depan seiring dengan sejumlah ekspansi yang disiapkan perseroan. Seperti dikutip Bisnis Indonesia, Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara, Adam Gifari, menyampaikan bahwa perseroan telah memiliki sejumlah kontrak untuk direalisasikan pada tahun depan.

Meski rencana pembangunan menara belum rampung, perseroan telah mengantongi komitmen penyewaan menara dan pembangunan fiber.

“Ke depan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi oleh Grup Sarana Menara Nusantara diperkirakan mencapai 2.000—3.000 titik penyewaan,” ungkap Adam.

Adam menyampaikan, sejauh ini perseroan masih mempertimbangkan untuk menggunakan kas internal atau operating cash flow. Jika kedua kantong perusahaan itu tidak mencukupi, perseroan akan mengajukan pinjaman pihak eksternal.

Pada tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp2 triliun. Selain telah mengantongi komitmen 2.000—3.000 tambahan tenancy pada tahun depan, perseroan juga membangun fiber optik hingga mencapai 16.000 kilometer dari saat ini berkisar 7.200 kilometer.

PT PP Presisi Tbk (PPRE)

Perseroan akan melanjutkan proses akuisisi perseroan di bidang soil improvement dan fondasi pada 2019, karena rencana itu belum rampung pada tahun ini.

“Sepanjang terdapat kesempatan, perseroan dalam posisi terbuka untuk melakukan pertumbuhan secara anorganik di bidang yang terkait dengan konstruksi. Hal itu sepanjang dapat meningkatkan shareholder value,” ujar Bambang Suyitno, Investor Relation PP Presisi, seperti dikutip Bisnis Indonesia.

Bambang belum membeberkan dana yang bakal dirogoh oleh perseroan untuk akuisisi tersebut, karena valuasi sedang dikaji oleh pihak independen.

Berdasarkan catatan Bisnis Indonesia, emiten berkode saham PPRE itu menyampaikan akan merogoh kas internal untuk akuisisi perusahaan di bidang soil improvement.

PT Metropolitan Land Tbk (MTLA)

Perseroan menandatangani perjanjian kerja sama keseluruhan untuk pengembangan proyek di lahan perumahan milik Metland di kawasan Jakarta dan sekitarnya dengan anak perusahaan Keppel Land Limited (Keppel Land), Keppel Land (Indonesia) Pte Ltd.

Merujuk pada keterbukaan informasi dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), perjanjian kerja sama tersebut bernilai Rp5 trilliun.

Perjanjian ini ditandatangani di Bali, antara Goh York Lin, Presiden Keppel Land Indonesia dan Thomas J. Angfendy, Presiden Direktur Metland.

Turut hadir menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, Basuki Hadimuljono yang dilakukan pada pembukaan FIABCI Global Business Summit.

Dalam perjanjian tersebut, Keppel Land dan Metland akan menanamkan kontribusi masing-masing dengan nilai yang sama dalam kerja sama proyek perumahan.

(AM)