BeritaArrow iconBerita Ekonomi TerkiniArrow iconArtikel

Chatib Basri : Perang Dagang AS-China Bisa Pengaruhi Ekspor Batu Bara dan CPO RI

Bareksa26 November 2018
Tags:
Chatib Basri : Perang Dagang AS-China Bisa Pengaruhi Ekspor Batu Bara dan CPO RI
Mantan Menteri Keungan sekaligus Senior Partner & Co-Founder Creco Consulting Chatib Basri menjawab pertanyaan peserta Markets and Economic Outlook 2019 Schroders di Jakarta, Senin (26/11). (Issa Almawadi/Bareksa)

Batu bara dan CPO penyumbang terbesar ekspor Indonesia ke China

Bareksa.com – Mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014 Chatib Basri mencermati isu perang dagang (trade war) antara Amerika Serikat dan China. Sebab jika hal itu terjadi, maka yang paling terkena dampak adalah China dan ujung-ujungnya akan mempengaruhi Indonesia.

Salah satu poin pengaruh dari trade war ini terkait eksposur ekspor Indonesia ke China. Menurut Chatib, saat ini sekitar 40 persen ekspor Indonesia ke China berasal dari sektor batu bara dan kelapa sawit.

“Jika trade war terjadi, maka ekspor batu bara dan minyak sawit Indonesia ke China akan turun,” ujar Chatib dalam Markets & Economic Outlook 2019 Schroders dengan tema “Seizing Investment Opportunities in Volatile Markets” di Jakarta, Senin, 26 November 2018.

Promo Terbaru di Bareksa

Chatib menuturkan, jika AS melakukan pengetatan tarif terhadap produk China, maka gross domestic product (GDP) AS akan turun tapi tidak banyak, sementara China akan mengalami dampak lebih besar. Dalam isu ini, posisi AS jelas adalah untuk membuat China tidak menjadi besar.

Di sisi lain, posisi China lebih penting ketimbang AS untuk Indonesia. Sebagai negara penerima ekspor batu bara dan kelapa sawit terbesar Indonesia, Chatib menjelaskan, itu yang menjelaskan kenapa harga indeks batu bara NewCastle sudah turun dari US$106 per metric ton (MT) menjadi US$98/MT dan jika trade war terjadi maka bisa turun terus ke US$50/MT.

Chatib mengungkapkan, kondisi seperti ini pernah terjadi pada 2015 saat harga batu bara bisa turun ke US$60, US$70 bahkan sampai US$50.

“Artinya, kalau China mengalami perlambatan maka 28,98 persen ekspor Indonesia akan terdampak,” imbuhnya.

Dari dampak itu, maka yang akan terkena selanjutnya adalah pajak. Sebab kata Chatib, 51 persen penyumbang pajak korporasi terbesar di luar perusahaan rokok adalah perusahaan batu bara.

“Jadi, bisa dibayangkan, implikasinya adalah pajak,” tutur dia.

Jadi pada intinya, jika trade war terjadi, maka ekspor Indonesia akan terdampak. Terlebih, lanjut Chatib, rasio ekspor ke GDP Indonesia mencapai 32 persen.

Untuk itu, menurut Chatib salah satu indikator investasi adalah komoditas. “Lihat saja harga batu bara, harga minyak, harga CPO, tiga indikator ini bisa menentukan posisi investasi seperti apa,” ujarnya.

Stabilitas Rupiah

Chatib juga mengomentari bagaimana kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS. Menurut Chatib, yang terpenting saat ini adalah stabil. Chatib mengungkapkan, saat Rupiah berada di level Rp15.200 dan stabil itu baik dan market mulai melakukan adjustment.

Tapi yang jadi masalah, Rupiah belakangan ini dalam satu hari bisa naik dengan kisaran 100 bps. “Menurut saya, orang jadi tidak bisa berbisnis,” terang Chatib.

Chatib pun melihat fluktuasi Rupiah masih akan tinggi sampai the Fed bisa memberikan arah yang jelas apakah masih akan menaikkan bunga sampai spring atau akan terus. Lalu, lihat harga minyak. Jika masih banyak yang berekspektasi ke the Fed sementara harga minyak turun, maka Rupiah akan terus menguat.

“Maka the Fed dan harga minyak bisa menjadi tolak ukur bagaimana pergerakkan Rupiah ke depan,” papar Chatib.

(AM)

Pilihan Investasi di Bareksa

Klik produk untuk lihat lebih detail.

Produk EksklusifHarga/Unit1 Bulan6 BulanYTD1 Tahun3 Tahun5 Tahun

Trimegah Dana Tetap Syariah

1.379,53

Up1,02%
Up5,18%
Up7,30%
Up8,82%
Up19,45%
-

Trimegah Dana Obligasi Nusantara

1.089,71

Up0,44%
Up5,40%
Up6,62%
Up7,08%
Up2,64%
-

Capital Fixed Income Fund

1.837,78

Up0,53%
Up3,93%
Up6,27%
Up7,42%
Up17,19%
Up40,03%

STAR Stable Amanah Sukuk

1.075,16

Up0,66%
Up3,97%
Up6,64%
---

Insight Renewable Energy Fund

2.257,46

Up0,72%
Up3,68%
Up5,94%
Up6,95%
Up19,66%
Up35,50%

Video Pilihan

Lihat Semua

Artikel Lainnya

Lihat Semua