Bareksa.com - Pada perdagangan Selasa, 6 November 2018, harga saham PT Adaro EnergyTbk (ADRO) ditutup menguat 3,49 persen dan berakhirdi level Rp1.630 per saham.
Saham ADRO bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 5.674 kali dengan nilai transaksi Rp94,29 miliar.
Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham ADRO pada perdagangan kemarin antara lain UBS Sekuritas (AK) dengan nilai pembelian Rp19,24 miliar, Mandiri Sekuritas (CC) Rp8,49miliar, dan Deutsche Sekuritas (DB) Rp5,62 miliar.
Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi saham ADRO secara keseluruhan yaitu 20,41 persen, 9 persen, dan 5,96 persen.
Catatkan Kinerja Solid
Adaro Energy mencatatkan kinerja yang cukup solid sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2018 dengan membukukan kenaikan laba inti 6 persen menjadi US$526 juta.
Walaupun awalnya relatif lambat, kegiatan operasi pada kuartal III 2018 mulai meningkat dan mengejar untuk mencapai panduan yang ditetapkan pada awal tahun. ADRO terus menjaga likuiditas dan posisi keuangan yang sehat dengan dukungan operasi dan arus kas yang lebih baik.
Sumber: Press Release Perseroan
Pendapatan usaha tercatat naik 9 persen year on year (yoy) menjadi US$2.667 juta, karena harga jual rata-rata yang tinggi, yang naik 9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Bisnis pertambangan batu bara ADRO meliputi 92 persen dari total pendapatan usaha.
Total produksi batu bara ADRO pada 9M18 mencapai 38,98 Mt atau turun 1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pada pada kuartal III 2018, ADRO menghasilkan kenaikan 14 persen pada produksi batu bara dibandingkan pada kuartal II 2018 karena mulainya musim kemarau dan kondisi cuaca yang jauh lebih baik.
Penjualan batu bara ADRO pada pada kuartal III 2018 tetap solid pada 39,27 Mt, atau stabil secara yoy. ADRO mempertahankan panduan produksi batubara 2018 pada kisaran 54-56 Mt dan berusaha untuk mencapai bagian bawah kisaran tersebut.
ADRO mencatat EBITDA operasional yang tinggi US$1.061 juta pada kuartal III 2018, atau naik 5 persen dari tahun sebelumnya, dengan dukungan harga jual rata-rata yang baik dan volume penjualan yang solid pada periode ini.
Angka ini tidak meliputi biaya transaksi dan transisi yang merupakan beban operasional non-rutin (hanya satu kali) yang terkait dengan akuisisi Kestrel.
Lebih lanjut, ADRO berhasil menjaga margin operasional EBITDA yang sehat yakni 40 persen pada kuartal III 2018. ADRO berada di posisi yang baik untuk mencapai panduan EBITDA operasional 2018 yang telah ditetapkan pada kisaran US$1,1 miliar sampai US$1,3 miliar.
Selain itu dari sisi likuiditas juga cenderung lebih baik, di mana arus kas dari aktivitas operasi naik 6 persen menjadi AS$865 juta terutama karena kenaikan pembayaran dari para pelanggan.
Analisis Teknikal Saham ADRO
Sumber: Bareksa
Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham ADRO pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan short upper shadow yang menggambarkan saham ini bergerak positif hingga ditutup satu tick di bawah level tertingginya.
Volume perdagangan terlihat mengalami lonjakan dibandingkan hari sebelumnya menandakan adanya akumulasi beli serta partisipasi yang meningkat dari para pelaku pasar. Investor asing tercatat membukukan net buy pada perdagangan kemarin senilai Rp18,54 miliar.
Apabila diperhatikan, posisi saham ADRO telah menyentuh level terendah dalam setahun terakhir yang menandakan risiko penurunan yang mulai terbatas.
Selain itu,indikator relative strength index (RSI) terpantau mulai bergerak naik setelah memasuki area jenuh jual mengindikasikan sinyal kenaikan yang cukup kuat dengan resisten terdekat berada di level Rp1.730.
(AM)
DISCLAIMER
Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.