Bareksa.com – Meski kinerja PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) meningkat, laba PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) harus mengalami penurunan. Hingga September 2018, laba Indofood turun 13,6 persen menjadi Rp2,82 triliun dari periode yang sama tahun lalu Rp3,26 triliun.
Hal itu pun membuat margin laba bersih turun menjadi 5,2 persen dari 6,1 persen. Selain itu, core profit perseroan juga turun 9,8 persen menjadi Rp2,93 triliun dari sebelumnya Rp3,25 triliun.
Direktur Utama sekaligus Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim, menyatakan secara umum harga crude palm oil (CPO) tetap menjadi tantangan bagi kinerja perseroan.
“Sebagai catatan positif, kami tetap dapat meraih pertumbuhan penjualan di periode sembilan bulan tahun ini dengan dukungan kinerja Grup CBP yang kuat,” terang Anthoni dalam keterangan pers, Rabu, 31 Oktober 2018.
Dalam sembilan bulan, perseroan membukukan kenaikan penjualan neto konsolidasi 3,1 persen menjadi Rp54,74 triliun dibandingkan Rp53,12 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan konsolidasi neto tak lepas dari pertumbuhan penjualan Indofood CBP yang naik 7,5 persen menjadi Rp29,48 triliun dari sebelumnya Rp27,43 triliun.
Indofood CBP mencatat laba usaha naik 19,6 persen dari Rp4,16 triliun menjadi Rp4,97 triliun dan margin laba usaha naik menjadi 16,9 persen dari 15,2 persen. Alhasil, laba Indofood CBP tumbuh 14,6 persen menjadi Rp3,48 triliun dari Rp3,04 triliun.
Margin laba bersih Indofood CBP juga naik 70bps menjadi 11,8 persen. Sehingga core profit perseroan meningkat 8,5 persen menjadi Rp3,29 triliun dari Rp3,04 triliun.
Anthoni menambahkan, penguatan kinerja Indofood CBP terjadi di tengah tingkat persaingan yang semakin ketat.
“Kami akan terus fokus pada strategi untuk meraih pertumbuhan secara berkelanjutan dan memperkuat posisi kami di pasar,” imbuh Anthoni.
Harga Saham
Penurunan kinerja Indofood memang sudah tercermin dari kinerja harga saham INDF. Sepanjang tahun ini hingga 30 Oktober 2018, harga saham INDF sudah turun 25,34 persen dari Rp7.625 per akhir 2017 menjadi Rp5.700.
Sepanjang periode itu, saham INDF sempat menyentuh level tertinggi Rp8.125 pada 23 Januari 2018. Sementara, level terendah INDF tahun ini adalah Rp5.525 yang terjadi pada 15 Oktober 2018.
Pergerakkan Saham INDF Periode 29 Desember 2017 – 30 Oktober 2018
Sumber: bareksa.com
Sedikit lebih baik, harga saham ICBP pada periode sama hanya turun 2,81 persen. Harga saham ICBP pada akhir 2017 berada pada level Rp8.900 dan per 30 Oktober 2018 menjadi Rp8.650.
Meski begitu, saham ICBP sempat turun dalam hingga level terendah Rp8.000 pada 18 Mei 2018. Adapun level tertinggi saham ICBP terjadi pada 5 Januari 2018 saat menutup hari pada level Rp9.275.
Pergerakkan Saham ICBP Periode 29 Desember 2017 – 30 Oktober 2018
Sumber: Bareksa.com
Sementara pada hari ini, saham INDF hingga pukul 11:41 WIB tengah naik 1,32 persen ke level Rp5.775. Begitu juga saham ICBP yang sedang dalam posisi naik 3,18 persen ke level Rp8.925.
(AM)