Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Rabu, 31 Oktober 2018 :
ASN
Pemerintah terus meningkatkan program populis mendekati pemilihan umum April 2019. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019, pemerintah akan menaikkan gaji pokok Aparatur Sipil Negara (ASN) sebesar 5 persen.
RAPBN ini rencananya akan disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, hari ini. Berdasarkan postur RAPBN 2019, belanja pemerintah pusat untuk kementerian dan lembaga (K/L) mengalami kenaikan menjadi Rp855,4 triliun.
Salah satu alokasinya untuk menaikkan gaji pokok ASN rata-rata 5 persen. Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan alokasi anggaran tambahan gaji pokok ASN mencapai sekitar Rp 5 triliun.
“Nilai persisnya saya lupa tapi di kisaran Rp4 triliun - Rp5 triliun,” ujarnya seperti dikutip Kontan.
Askolani menjelaskan, kenaikan gaji pokok ASN merupakan sesuatu yang lumrah dilakukan. Sebab dalam tiga tahun terakhir, ASN tidak menikmati kenaikan gaji pokok, padahal inflasi terus meningkat.
PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)
Emiten tekstil ini optimistis bisa menorehkan penjualan hingga US$1 miliar pada pengujung tahun ini seiring dengan upaya perseroan yang terus meningkatkan efisiensi dan kapasitas produksi.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2018, emiten dengan kode saham SRIL itu mencatatkan penjualan kotor senilai US$763,9 juta. Capaian itu meningkat 33,41 persen dibandingkan dengan torehan pada periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih perseroan tercatat tumbuh 49,3 persen atau setara US$70,5 juta secara year on year (yoy).
“Tahun ini, meski banyak sikap wait and see di pasar kami tetap optimistis dapat tumbuh double digit di atas rata-rata pertumbuhan industri sehingga total penjualan kami menembus US$1 miliar,” kata Direktur Keuangan SRIL Allan Moran Severinno seperti dikutip Bisnis Indonesia.
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF)
Perseroan berupaya memperbesar porsi pendapatan dari pasar ekspor. Itu sebabnya, perusahaan ini membidik ekspansi ke sejumlah negara di wilayah Asia Tenggara. Saat ini, KLBF mulai membangun pabrik di Myanmar.
Direktur Utama KLBF Vidjongtius mengatakan perusahaan ini menyiapkan dana US$15 juta hingga US$20 juta untuk membangun pabrik tersebut. Pabrik anyar ini ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan.
“Saat ini baru tahap konstruksi. Dananya disiapkan dari belanja modal 2018 sekitar Rp 1,5 triliun. Kami menganggarkan dana belanja modal di angka tersebut setiap tahun,” ujar Vidjongtius seperti dikutip Kontan.
Pendirian pabrik di Myanmar ini menggunakan skema usaha patungan alias joint veture (JV) dengan satu perusahaan distributor. Nantinya, kepemilikan KLBF pada perusahaan JV ini sekitar 90 persen. Produk yang akan menjadi andalan pabrik baru tersebut adalah Mixagrip.
Sukuk Daerah
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan regulasi yang mengatur tentang obligasi syariah (sukuk) daerah guna memfasilitasi permintaan sejumlah pemerintah daerah untuk dapat menerbitkan surat utang tersebut. Rancangan peraturan anyar tersebut akan melengkapi regulasi penerbitan obligasi daerah yang sudah tersedia saat ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menyampaikan penerbitan regulasi sukuk daerah merupakan salah satu upaya OJK dalam mempromosikan efek syariah, sekaligus meningkatkan kesadaran investor terkait dengan produk-produk syariah.
“Dengan peraturan ini, kami mau dorong untuk ada sukuk daerah. Kemarin regulasi untuk obligasi daerah sudah ada, sekarang kami susun untuk sukuk. Di beberapa daerah, ada permintaan untuk itu,” jelas Hoesen seperti dikutip Bisnis Indonesia.
Hoesen berharap rancangan regulasi tersebut dapat rampung pada awal tahun depan. Dia menilai, sejumlah provinsi sangat potensial untuk dapat menerbitkan surat utang, baik dalam skema obligasi maupun sukuk.
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)
Perseroan menargetkan kontrak baru tahun ini Rp7,83 triliun. Emiten pelat merah ini masih berusaha memenuhi target tersebut.
Head of Investor Relation WEGE Yuki Rahmah menuturkan untuk menggapai target tersebut, di kuartal empat ini, WEGE membidik proyek rumah sakit pemerintah, proyek pembangunan hotel milik BUMN serta proyek pembangunan apartemen milik swasta.
"Dari tiga proyek ini, WEGE akan mengantongi nilai kontrak sekitar Rp1,4 triliun," ujar dia seperti dikutip Kontan.
Hingga kuartal III 2018, WEGE telah menggenggam perolehan kontrak baru senilai Rp6,4 triliun, atau telah mencapai 82 persen dari target kontrak baru tahun ini.
"Jumlah perolehan kontrak baru tersebut tumbuh 33,1 persen dibandingkan kuartal III 2017 sebesar Rp4,8 triliun," imbuh Yuki.
PT Bank Rakyat Indonesia Syariah Tbk (BRIS)
Mendekati akhir tahun, kinerja BRIsyariah terus membaik. Aset, pembiayaan, penghimpunan dana, serta indikator kinerja memperlihatkan tren positif.
Total aset BRIsyariah pada triwulan III 2018 meningkat 19 persen year on year (yoy) menjadi Rp36,18 triliun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp30,42 triliun.
Di tengah makro ekonomi yang masih belum pulih, fungsi intermediasi BRIsyariah berjalan baik. Pembiayaan tumbuh sebesar 14 persen yoy, meningkat dari Rp18,66 triliun akhir September 2017 menjadi Rp21,28 triliun September 2018.
Di tengah likuiditas yang masih ketat, akhir September 2018 BRIsyariah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp27,76 triliun atau meningkat 9 persen dari posisi sama di 2017 yaitu Rp25,36 triliun.
BRIsyariah berhasil membukukan laba bersih per September 2018 sebesar Rp151 miliar, meningkat 19 persen yoy dari posisi sama pada tahun lalu yang mencapai Rp127 miliar.
(AM)