Private Placement Rp274 Miliar Dongkrak Saham CLEO, Target Harga Terdekat Rp330

Bareksa • 04 Oct 2018

an image
Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/6). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Saham CLEO pada perdagangan Rabu, 3 Oktober 2018, ditutup meroket 10 persen berakhir di level Rp308

Bareksa.com - Harga saham PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO) pada perdagangan Rabu, 3 Oktober 2018, ditutup meroket 10 persen dan berakhir di level Rp308 per saham.

Saham CLEO bergerak atraktif pada perdagangan kemarin dengan ditransaksikan sebanyak 8.869 kali serta nilai transaksi mencapai Rp31,23 miliar.

Berdasarkan aktivitas broker summary, anggota bursa yang menempati jajaran top buyer atau sebagai pembeli terbanyak saham CLEO pada perdagangan kemarin antara lain Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan nilai pembelian Rp5,75 miliar, Jasa Utama Capital Sekuritas (YB) Rp4,24 miliar, dan Indo Premier Sekuritas (PD) Rp3,9 miliar.

Ketiga broker tersebut masing-masing berkontribusi terhadap nilai transaksi CLEO secara keseluruhan yaitu 18,41 persen, 13,58 persen, dan 12,49 persen.

Berencana Private Placement

Untuk memperkuat modal dalam mendanai pengembangan bisnis, Sariguna Primatirta bakal menggelar private placement atau penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD).

Pada aksi korporasi tersebut, perusahaan minuman kemasan ini telah menetapkan harga private placement Rp274. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya, Selasa (2/10/2018).

Dengan melepas 1 miliar saham baru atau setara 9,09 persen dari total modal ditempatkan, perseroan akan meraup dana segar Rp274 miliar. Rencananya, dana hasil private placement tersebut akan digunakan untuk membayar utang perseroan pada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp225 miliar.

Sedangkan, Rp20,3 miliar akan digunakan untuk belanja modal, seperti pembelian mesin, peralatan kendaraan dan instalasi pabrik. Selebihnya, akan digunakan untuk membiayai modal kerja perseroan.

Selain itu, PT Global Sentral Abadi (GSA) selaku pemegang 51,6 persen saham CLEO akan mengambil 1 miliar saham.

Untuk itu, perseroan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 7 November 2018 guna memperoleh persetujuan aksi korporasi tersebut. Sekadar informasi, CLEO berencana untuk meningkatkan utilisasi pabrik seiring meningkatnya permintaan.

Wakil Direktur Utama Sariguna Primatirta Melisa Patricia menyatakan perseroan segera melakukan penambahan lahan baru untuk memperluas atau membangun pabrik baru. Namun, rencana tersebut masih dalam pembahasan internal perusahaan. Perseroan akan menambah utilisasi.

Pada semester I 2018, utilisasi pabrik perseroan hanya 47 persen menjadi 70 persen. Emiten berkode saham CLEO tersebut memiliki pabrik di Ngoro, Kendari dan Pandaan. Pada semester I 2018, CLEO membukukan penjualan Rp362,21 miliar atau naik 27 persen year on year (yoy).

Sementara itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk CLEO pada semester I 2018 senilai Rp27,73 miliar, melonjak 60,5 persen yoy dari posisi Rp17,27 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Analisis Teknikal Saham CLEO


Sumber : Bareksa

Menurut analisis Bareksa, secara teknikal candle saham CLEO pada perdagangan kemarin membentuk bullish candle dengan body yang besar menggambarkan saham ini bergerak positif dalam rentang yang lebar hingga ditutup satu tick di bawah level tertingginya.

Volume terlihat mengalami lonjakan signifikan menandakan adanya akumulasi beli yang besar sehingga mendorong saham CLEO naik signifikan.

Selain itu, indikator relative strength index (RSI) terpantau masih bergerak naik mengindikasikan sinyal kenaikan yang kuat dengan resisten terdekat berada di level Rp330 per saham.

(AM)

DISCLAIMER

Semua data return dan kinerja investasi yang tertera di dalam artikel ini tidak dapat digunakan sebagai jaminan dasar perhitungan untuk membeli atau menjual suatu efek. Data-data tersebut merupakan catatan kinerja berdasarkan data historis dan bukan merupakan jaminan atas kinerja suatu efek di masa mendatang. Investasi melalui saham mengandung risiko. Investor wajib membaca dan memahami kinerja keuangan saham tersebut.