Berita Hari Ini : Batu Bara Berkah Buat Pajak, ANTM Cari Dana Refinancing

Bareksa • 04 Oct 2018

an image
Warga membayar pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Tiga, Jakarta, Jumat (5/1). Pemerintah menyebutkan realisasi penerimaan perpajakan tahun 2017 sebesar Rp1.399,8 triliun atau 91 persen dari target APBN Perubahan 2017 dan menargetkan penerimaan sebesar Rp1.423,9 triliun pada tahun 2018. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

KRAS akan cetak laba, WEGE berpotensi capai target kontrak baru, INDF perbesar pasar tepung terigu

Bareksa.com - Berikut ini adalah intisari perkembangan penting di isu ekonomi, pasar modal, dan aksi korporasi, yang disarikan dari media dan laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Kamis, 4 Oktober 2018 :

Penerimaan Pajak

Pencapaian kinerja pajak tersebut sejalan dengan perekonomian yang masih tumbuh di atas 5 persen serta peningkatan kepatuhan wajib pajak. "Sampai akhir Agustus lalu, pertumbuhan pajak 16,52 persen, jadi untuk saat ini masih bagus," jelas Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan.

Kinerja pajak juga terdorong oleh kenaikan harga komoditas. Harga batu bara menembus US$110 per metrik ton. Lalu, pelemahan rupiah juga mendongkrak penerimaan pajak, khususnya pajak terkait impor.

Namun Robert tak menjelaskan secara rinci efek pelemahan rupiah terhadap penerimaan pajak. Hanya, mengacu analisis sensitivitas asumsi dasar ekonomi makro di APBN 2018, setiap rupiah melemah 100 poin dari asumsi awal (Rp13.400 per dolar AS), akan menambah penerimaan pajak Rp2,1 triliun-Rp2,6 triliun.

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)

Perseroan tengah mencari pendanaan untuk melunasi obligasi senilai Rp900 miliar. Obligasi tersebut bakal jatuh tempo akhir tahun nanti. Setelah sebelumnya mempertimbangkan menggunakan kas internal, emiten pelat merah itu kini memilih pinjaman bank.

"Obligasi itu akan kami refinancing dengan pinjaman bank," ujar Direktur Utama ANTM Arie Prabowo Ariotedjo seperti dikutip Kontan.

Jumlah pinjamannya nanti disesuaikan dengan nilai obligasi yang akan jatuh tempo. Yang pasti, nilai pinjamannya tidak lebih dari angka sekitar US$60 juta. Namun, Arie belum bersedia merinci siapa bank yang bakal menjadi kreditur dan kapan dana tersebut bakal dicairkan.

Yang jelas, pinjaman harus sudah tersedia sebelum Desember 2018. ANTM memilih pinjaman valuta asing lantaran biaya beban atau cost of fund yang harus ditanggung, terutama dari sisi bunga pinjaman, lebih murah. Meski begitu, pinjaman ini punya risiko paparan fluktuasi kurs.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)

Perseroan berharap meraup laba bersih pada akhir tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, emiten baja pelat merah ini menyiapkan beberapa strategi.

Seperti dikutip Kontan, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk, Silmy Karim, menjelaskan perusahaan yang dipimpinnya akan memperkuat kinerja hulu hingga hilir, mulai dari bisnis sendiri maupun seluruh anak usaha pendukung bisnis ini.

"Seperti anak usaha yang memproduksi pipa, besi beton/baja konstruksi, dan lainnya. Arahnya, kami akan memperkuat hingga ke hilir," ungkap Silmy.

Untuk mengembangkan anak usahanya, emiten berkode saham KRAS di Bursa Efek Indonesia ini masih menyelesaikan proyek investasi di internal agar bisa segera selesai dan berproduksi.

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)

Perseroan kian dekat dengan target kontrak baru yang dipasang pada 2018 setelah merealisasikan 81,53 persen dari total nilai yang dibidik pada tahun ini.

Seperti dikutip Bisnis Indonesia, Corporate Secretary Wijaya Karya Bangunan Gedung Bobby Iman Setya mengatakan perseroan telah mendapatkan tambahan sejumlah kontrak baru pada kuartal III 2018.

Salah satu yang teranyar yakni pekerjaan Tamansari Cedikia, Semarang senilai Rp373 miliar milik PT Wijaya Karya Realty. “Sehingga kontrak di September 2018 mencapai Rp6,36 triliun,” ujarnya.

Dengan realisasi tersebut, emiten berkode saham WEGE itu telah merealisasikan 81,53% dari target kontrak baru 2018. Jumlah yang dibidik Rp7,83 triliun pada tahun ini.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Perseroan bakal terus mengembangkan pangsa pasar segmen tepung terigu. Melalui anak usahanya PT Bogasari Flour Mills, INDF bakal menambah kapasitas produksi tepung terigu, seirama pertumbuhan pasar.

Bogasari yang memiliki pangsa pasar terbesar di Tanah Air, yakni mencapai 51 persen, berencana menambah kapasitas penggilingan gandum sebesar 1.500 ton per hari pada 2020.

Direktur INDF, Franciscus Welirang mengatakan pihaknya tetap mengikuti rencana tahunan perusahaan.

"Kami akan terus menambah dan memaksimalkan kapasitas mengikuti pertumbuhan pasar," ujar pria yang akrab disapa Franky seperti dikutip Kontan.

(AM)